7 Momen Gwan Sik Melawan Patriarki di When Life Gives You Tangerines

- Yang Gwan Sik tumbuh dewasa dengan pemahaman anti patriarki, berbeda dari keluarganya yang masih bersikap patriarki.
- Warganet menjulukinya sebagai pria green flag karena menunjukkan sikap teduh dan melawan budaya patriarki sejak kecil.
- Kisah Yang Gwan Sik membuktikan bahwa menghentikan budaya patriarki dimulai dari diri sendiri, dengan menghormati perempuan dan menjadi sosok suami serta ayah yang bisa diandalkan.
Yang Gwan Sik (Park Bo Gum) merupakan putra pertama keluarganya di When Life Gives You Tangerines. Seperti kebanyakan keluarga di era 1950an-1960an, ayah, ibu, dan nenek Yang Gwan Sik masih bersikap patriarki. Meski begitu, Yang Gwan Sik tumbuh dewasa dengan pemahaman berbeda dari mereka.
Berbeda dari keluarganya, Yang Gwan Sik anti patriarki sehingga warganet menjulukinya sebagai pria green flag. Bahkan sejak kecil, ia menunjukkan sikap teduh dan tindakan melawan budaya patriarki. Ini dia tujuh momen Gwan Sik melawan patriarki di When Life Gives You Tangerines.
1. Saat kecil, tanpa ragu atau malu Yang Gwan Sik dengan percaya diri bilang mau jadi ibu negara sebab Oh Ae Sun ingin menjadi presiden

2. Yang Gwan Sik selalu menuruti dan mendengarkan ucapan Oh Ae Sun, dari mereka masih anak-anak hingga menikah dan menua bersama

3. Yang Gwan Sik tak masalah Oh Ae Sun punya pendidikan terakhir lebih tinggi. Ia mendukung sang istri mengambil ujian kesetaraan SMA

4. Yang Gwan Sik juga terus terang mengungkapkan serta menunjukkan support pada Oh Ae Sun yang sejak dulu ingin kuliah

5. Yang Gwan Sik menyayangi semua anaknya. Ia tidak pernah membedakan perlakuan antara anak perempuan atau laki-laki

6. Ia melawan tradisi keluarganya dengan berganti meja makan agar bisa menikmati makanan bersama ibu, adik, istri, dan anak perempuannya

7. Berbeda dari pria lain di eranya, Yang Gwan Sik turut terlibat dalam pengasuhan anaknya dan membantu istrinya melakukan pekerjaan rumah

Kisah Yang Gwan Sik melawan patriarki di When Life Gives You Tangerines membuktikan bahwa cara menghentikan budaya patriarki adalah memulai dari diri sendiri. Ia menunjukkan bahwa sikap gentleman bukan dengan menginjak atau merasa insecure terhadap perempuan, melainkan menghormati dan mengagumi mereka. Ia juga menunjukkan berbagai sikap melawan patriarki dengan jadi sosok suami dan ayah yang bisa diandalkan.