7 Momen Sedih di Episode 10 Beyond the Bar, Bikin Mewek
- Awal yang mengejutkan dengan kekerasan brutal
- Pertemuan terpendam yang menyakitkan
- Rasa bersalah sebagai saksi bisu bullying
Episode 10 drama Beyond the Bar menghadirkan gelombang emosi yang menghantam penonton tanpa ampun. Setiap detik membawa luka yang terbuka, rahasia yang terkuak, dan ketegangan yang memuncak. Dari rasa bersalah yang membelenggu, pengkhianatan yang menyakitkan, hingga jeritan keadilan yang tak terdengar, episode ini menelanjangi sisi tergelap para karakter dan memaksa mereka berhadapan dengan kenyataan yang pahit.
Di balik dinamika persidangan dan ketegangan hukum, episode ini juga menampilkan sisi kemanusiaan yang begitu dalam. Rasa sakit, penyesalan, dan kerinduan akan pengakuan menjadi benang merah yang mengikat setiap adegan. Semua momen tersebut menjadikan episode 10 bukan sekadar rangkaian cerita, tetapi perjalanan emosional yang meninggalkan jejak mendalam di hati penonton.
Lantas, apa saja momen sedih di episode 10 Beyond the Bar ini? Simak selengkapnya dalam ulasan berikut!
1. Awal yang mengejutkan dengan kekerasan brutal
Episode 10 drakor Beyond the Bar ini dibuka dengan insiden traumatis ketika sosok Kim Yeong mi (Kim Min Jun) yang menyimpan dendam, secara terencana memukul Choi So Yun (Shin Ki Hwan) dengan batu. Lalu beberapa saat kemudian terlihat Kim Yeong Min menabraknya dengan mobil hingga tewas.
Suara dentuman dan ekspresi kosong Yeong‑mi membekas dalam ingatan, membangkitkan kesedihan mendalam atas titik balik tragis hidupnya. Dia adalah korban perundungan kejam yang dilakukan oleh Choi So Yun
2. Pertemuan terpendam yang menyakitkan
Secara mengejutkan , Kim Yeong Mi meminta para detektif menghubungi Kang Hyo Min (Jung Chae Yeon) untuk menemuinya dan menjadi pengacaranya. Kim Yeong Mi mengenal Kang Hyo Min sebagai salah satu sosok yang terlibat secara pasif dalam perundungan yang dialaminya.
Saat Kang Hyo min akhirnya bertemu Kim Yeong Mi di penjara, wanita ini justru mengejek Kang Hyo Min karena gagal mengenali masa lalu yang mereka bagi. Momen ini menyentuh dilema antara jarak waktu dan penyesalan yang menumpuk dari sosok Kang Hyo Min.
3. Rasa bersalah sebagai saksi bisu bullying
Kilas balik menegaskan bahwa Kang Hyo Min pernah menyaksikan perundungan yang dialami Kim Yeong Mi di sekolah, tetapi memilih bungkam. Kesedihan muncul dari kesadaran bahwa diamnya ia saat itu mencipta luka psikologis yang mendalam bagi korban.
Kang Hyo Min yang menyesali perbuatannya lantas menyatakan kesediannya untuk mewakili Kim Yeong Mi di persidangan. Tidak hanya itu, dia bahkan akan mengerahkan segenap usahanya agar Kim Yeong Mi terbebas dari tuduhan pembunuhan.
4. Kekerasan yang melekat pada core memori Kim Yeong Mi
Kilas balik menunjukkan fisik dan mental Kim Yeong Mi yang hancur akibat perundungan, mulai dari penindasan, dilempar makanan panas, muncucuhkan bara rokok ke wajah, hingga pelecehan verbal, telah membuat penonton merasakan ketakutan dan penderitaan yang tiada putusnya. Hal ini sungguh membuat penonton merasakan kesedihan yang mendalam dari diri Kim Yeong Mi.
5. Konfrontasi di Yullim
Ibu Choi So Yun tiba di kantor Firma Hukum Yullim dan mencoba melempar kopi kepada Kang Hyo min. Tindakan ini memicu kenangan menyakitkan dan membuka kembali rasa bersalah di hati Kang Hyo Min tentang masa lalu Kim Yeong Mi.
Sungguh menyedihkan karena ibu Choi So Yun tidak menyadari dampak perundungan anaknya terhadap Kim Yeong Mi. Kang Hyo Min memilih diam dan pergi tanpa sepatah kata pun.
6. Pengungkapan kesalahan kecil yang membentuk tragedi
Persidangan menyorot rekaman perundungan berulang yang dilakukan Choi So Yun. Memori akan ketidakadilan yang memicu tragedi itu menyisakan duka dan penyesalan mendalam.
Lebih menyedihkan karena Kim Yeong Mi harus menutup telinga dan matanya agar tidak melihat serta mendengar kembali peristiwa yang dapat memicu traumanya. Momen ini sungguh menyesakkan hati.
7. Pernyataan penyesalan yang penuh luka
Di ruang sidang, Kim Yeong Mi menyampaikan penerimaan atas kesalahan yang dilakukannya dan siap menjalani hukuman melalui kata-kata yang mencerminkan beban trauma bertahun-tahun. Penyesalan yang lembut itu membiaskan kesedihan yang dalam.
Episode 10 Beyond the Bar bukan sekadar persidangan kriminal biasa, melainkan perjalanan emosional yang menggali luka masa lalu, keheningan yang merusak, dan tanggung jawab sosial yang terlupakan. Setiap momen sedih membawa penonton pada pengertian bahwa keheningan bisa lebih melukai daripada kebrutalan itu sendiri, dan bahwa penegakan keadilan perlu diiringi dengan empati dan pengakuan terhadap luka-luka yang memakan waktu lama untuk sembuh.
