8 Kekacauan Praproduksi Film Madame Aema di Drakor Aema

Penayangan perdana drakor terbaru garapan Netflix berjudul Aema mengisahkan tentang perjalanan rumah produksi Shinsung Picture dalam menggarap film Madame Aema pada tahun 1981. Sebelum dimulainya syuting, sutradara dan para kru Shinsung Picture melakukan berbagai proses praproduksi, mulai dari audisi pemeran hingga perizinan.
Namun, bukannya berjalan mulus, proses praproduksi justru dipenuhi dengan kekacauan yang membuat sutradara dan CEO Shinsung Picture pusing tujuh keliling. Konflik antara pemain, kru, hingga lembaga sensor menjadi “bumbu” yang membuat cerita semakin dramatis.
Lantas, apa saja kekacauan yang terjadi dalam praproduksi film Madame Aema di drakor Aema? Berikut rangkumannya.
1. Jeong Hee Ran (Lee Ha Nee), pemeran utama film ini marah karena CEO Shinsung Picture mengubah naskah menjadi sangat vulgar

2. Kemarahan Jeong Hee Ran tersebut membuat dirinya dicopot dari pemeran utama Madame Aema dan diganti jadi pemeran pendukung

3. Audisi pencarian pemeran utama juga berlangsung kacau karena Shin Ju Ae (Bang Hyo Rin) menolak untuk melakukan adegan sex di depan kamera

4. Jeong Hee Ran juga terus melayangkan protes karena tidak suka aktris pendatang baru jadi pemeran utama dalam film ini

5. Pemeran utama pria, tiba-tiba mengalami kecelakaan motor hingga sutradara harus mencari aktor pengganti yang baru

6. Kementrian Kebudayaan menyatakan naskah film Madame Aema tidak lulus sensor di 36 poin di dalamnya. Sang sutradara jadi harus merevisi naskah

7. Para kru film jadi tidak bisa membuat adegan-adegan yang mengekspos tubuh Shin Ju Ae, seperti yang diinginkan Shinsung Picture

8. Naskah yang sudah direvisi lagi-lagi tidak disetujui karena ‘hadiah’ yang akan diberikan diambil setengahnya oleh karyawan Shinsung Picture

Kekacauan praproduksi ini menjadi gambaran betapa rumitnya proses pembuatan film dalam drakor Aema. Mulai dari benturan kepentingan antara aktris senior dan pendatang baru, tekanan dari produser, hingga politik pemerintahan, semakin menambah kerumitan. Drama ini tidak hanya menyoroti perjalanan lahirnya sebuah film, tetapi juga lika-liku industri perfilman Korea pada era 1980-an yang penuh kontroversi dan kompromi.