Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Dokter Residen Harus Punya EQ Tinggi di  Resident Playbook

cuplikan drakor Resident Playbook (dok. tvN/Resident Playbook)

Resident Playbook menjadi drama Korea terbaru tvN yang lagi mencuri perhatian penonton. Setelah waktu penayangannya ditunda selama setahun, drama ini akhirnya merilis episode pertama pada Sabtu (12/04/2025) lalu. Resident Playbook mengikuti kisah empat orang dokter residen tahun pertama di sebuah rumah sakit pinggiran kota.

Walau baru tayang dua episode, para karakter dalam drama ini sudah cukup banyak dibicarakan. Para dokter dianggap memiliki ciri khas Gen Z yang cuek, blak-blakan, dan sering kelelahan secara mental. Hal ini cukup berbeda dengan senior mereka, yakni dokter residen dalam Hospital Playlist (2021--2022).

Tentu saja para dokter memiliki kecerdasan intelektual (IQ) yang tinggi. Namun, mereka juga dianggap kurang berempati, padahal kecerdasan emosional (EQ) juga sangat penting mereka miliki sebagai dokter. Nah, berikut ini lima alasan kenapa dokter residen harus punya EQ tinggi dalam drakor Resident Playbook. Keep scrolling!

1. Membangun hubungan dan komunikasi yang efektif dengan pasien

cuplikan drakor Resident Playbook (dok. tvN/Resident Playbook)

Dokter residen paling sering berinteraksi dengan pasien dan keluarga, terutama dalam situasi intens ketika menjelaskan tentang diagnosa penyakit. Tak jarang dokter residen menjadi penyampai kabar buruk mengenai kondisi pasien. Dalam kondisi ini dibutuhkan empati dan kepekaan alias EQ yang tinggi untuk menyampaikan informasi dengan jelas dan penuh perhatian.

Pada episode 1 dan 2, dokter Kim Sa Bi (Han Ye Ji) melakukan kesalahan besar terhadap pasien. Pasalnya, saat bertugas meminta persetujuan operasi pada pasien kanker, ia tidak menunjukkan empati dan hanya bertopang pada ilmu kedokteran. Hal ini membuatnya ditegur seniornya, bermasalah dengan pasien yang ingin pindah rumah sakit, serta dokter spesialis yang marah besar dan memintanya bertanggung jawab penuh.

Padahal, pasien dan keluarga yang merasa dipahami dan mendapat dukungan emosional dari dokter cenderung lebih kooperatif dalam proses pengobatan. Pada akhirnya, tugas dokter akan lebih ringan dan berjalan dengan baik sebab kerjasama dari pihak pasien dan keluarga. Terbukti pada Kim Sa Bi yang pada akhirnya mau belajar berempati, membuat pasien tergerak dan memahami maksudnya sebagai dokter.

2. Membuat kerja sama tim lebih solid

cuplikan drakor Resident Playbook (dok. tvN/Resident Playbook)

Lingkungan rumah sakit sangat disiplin dan melibatkan berbagai profesional kesehatan, mulai dari perawat, petugas farmasi, petugas laboratorium, dan lainnya. Dokter residen harus mampu bekerja sama secara efektif dengan semuanya untuk memberi perawatan yang optimal. Karena itu dokter residen dituntut untuk memiliki EQ yang tinggi supaya bisa berkomunikasi dengan lebih fleksibel.

Kecerdasan emosional yang tinggi membuat dokter residen mampu berkomunikasi dengan jelas, terbuka, dan saling menghormati antar anggota tim. Orang dengan EQ tinggi mampu memahami perspektif orang lain, meminimalkan konflik, serta menyelesaikan masalah dengan bekerja sama sehingga membuat tim lebih solid.

3. Mengelola stres dan tekanan kerja yang tinggi

cuplikan drakor Resident Playbook (dok. tvN/Resident Playbook)

Program residensi dikenal dengan tingkat stres dan tekanan kerja yang sangat tinggi. Jam kerja yang panjang, kurang tidur, dan tuntutan untuk terus belajar dan berkembang bisa berdampak negatif terhadap kesehatan mental dan fisik residen. EQ yang tinggi membekali residen dengan kemampuan untuk mengelola emosi mereka secara efektif.

Selain itu, EQ yang tinggi juga membantu residen memiliki kemampuan untuk bangkit kembali dari kesulitan dan tekanan. Para dokter residen dengan EQ tinggi akan mampu melihat tantangan sebagai kesempatan untuk berkembang. Mereka juga akan terbiasa mengelola emosi negatif seperti kecemasan dan frustrasi dengan cara yang sehat.

4. Meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan klinis

cuplikan drakor Resident Playbook (dok. tvN/Resident Playbook)

Walaupun pengambilan keputusan klinis didasarkan pada pengetahuan medis dan data, faktor emosional juga sangat berpengaruh terutama dalam situasi yang kompleks dan penuh ketidakpastian. EQ yang tinggi membantu dokter residen untuk tetap tenang dan fokus di bawah tekanan, sehingga bisa berpikir jernih dan membuat keputusan yang rasional. 

5. Menyiapkan diri menjadi pemimpin

cuplikan drakor Resident Playbook (dok. tvN/Resident Playbook)

Setelah menyelesaikan program residensi, para dokter akan menjadi pemimpin di bidangnya masing-masing. EQ yang tinggi menjadi fondasi penting bagi kepemimpinan yang baik. Pemimpin yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi akan mampu memahami kekuatan dan kelemahan tim pada nantinya.

Dokter residen yang memiliki EQ tinggi akan lebih siap untuk memimpin dengan baik di masa depan. Mereka akan mampu membangun tim yang solid, menjadikan komunikasi lebih efektif, mampu mengelola konflik dengan bijak, dan menciptakan lingkungan kerja yang positif dan produktif. 

Menjalani program residensi adalah salah satu fase paling intens dan menantang dalam perjalanan seorang dokter. Di tengah tuntutan akademis yang tinggi, jam kerja yang panjang, dan tanggung jawab yang besar, diperlukan kecerdasan Emosional yang tinggi. Tentunya seiring berjalan waktu, para dokter residen di Resident Playbook akan lebih berkembang lagi. Karena itu, nantikan drama ini setiap Sabtu dan Minggu malam, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Atqo
EditorAtqo
Follow Us