Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
still cuts drama Queen Mantis
still cuts drama Queen Mantis (dok. SBS/Queen Mantis)

Intinya sih...

  • Motif pembunuhan berbeda antara Jung I Shin dan copycat, dengan korban yang memiliki riwayat kekerasan atau tidak.

  • Pola eksekusi mirip di awal, tetapi copycat menambahkan elemen baru untuk menciptakan ciri khas tersendiri.

  • Perbedaan alat eksekusi menunjukkan bahwa copycat bukan sekadar meniru, tapi juga menciptakan identitas pembunuhannya sendiri.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di drakor Queen Mantis (2025), publik kembali diguncang dengan kasus pembunuhan sadis yang mengingatkan pada teror Jung I Shin (Go Hyun Jung), pembunuh berantai yang dijuluki “The Mantis”, 23 tahun lalu. Jung I Shin dikenal sebagai pembunuh berantai yang menghabisi lima pria dengan cara yang sadis dan brutal, sehingga namanya masih membekas sebagai salah satu kriminal paling mengerikan.

Namun kali ini, kasus serupa muncul lagi meski Jung I Shin sudah berada di balik jeruji. Polisi pun menduga ada seorang copycat killer yang dengan sengaja meniru gaya pembunuhannya. Meski terlihat mirip, ada beberapa perbedaan mencolok antara kasus lama Jung I Shin dan pembunuhan baru yang dilakukan sang copycat. Apa saja perbedaannya yang dimaksud? Ini rangkumannya!

1. Motif dibalik aksi

still cuts drama Queen Mantis (dok. SBS/Queen Mantis)

Semua korban Jung I Shin adalah pria dengan catatan kelam sebagai pelaku kekerasan terhadap perempuan maupun anak-anak. Dari situlah julukan “The Mantis” lahir, terinspirasi dari belalang sembah betina yang memangsa pasangannya setelah melakukan perkawinan. Aksi brutal I Shin dianggap sebagai bentuk balas dendam sekaligus simbol perlawanan bagi para korban kekerasan.

Sementara itu, copycat hanya meniru pola di awal. Korban pertama memang seorang mantan napi kasus kekerasan, tetapi korban kedua justru tidak punya riwayat buruk sama sekali. Hal ini membuat motif sang copycat sulit ditebak dan menimbulkan misteri baru: apakah ia benar-benar mengikuti jejak I Shin, atau justru punya agenda pribadi yang berbeda?

2. Pola eksekusi

still cuts drama Queen Mantis (dok. SBS/Queen Mantis)

Jung I Shin membunuh lima pria dengan cara yang berbeda, tapi semuanya sama-sama sadis dan terencana. Hal serupa dilakukan oleh copycat, yang mencoba meniru I Shin. Misalnya pada korban pertama yang dicekik lalu dibuang ke danau dengan lidah yang dipotong dan disembunyikan di anus, detail mengerikan yang sama persis dengan pembunuhan lama I Shin. Hal ini sempat membuat polisi yakin kalau gaya sang “The Mantis” benar-benar dihidupkan kembali. 

Namun perbedaan mulai terlihat pada korban kedua. Korban ini sama-sama dibius lebih sebelum dimutilasi, tapi copycat menambahkan elemen baru berupa cermin di lokasi kejadian. Cermin tersebut diduga sengaja diletakkan agar korban bisa menyaksikan kemantiannya. Detail tambahan ini menunjukkan bahwa meski meniru, copycat juga ingin meninggalkan ciri khas tersendiri.

3. Alat eksekuasi yang digunakan

still cuts drama Queen Mantis (dok. SBS/Queen Mantis)

Perbedaan berikutnya terlihat dari pemilihan alat eksekusi. Jung I Shin dulu menggunakan gergaji untuk memotong tubuh korbannya. Bagi I Shin, gergaji adalah alat yang “sempurna” karena memberikan penderitaan panjang dan membuat korbannya meregang nyawa secara perlahan. Pemilihan alat ini menjadi bagian penting dari ritual pembunuhan yang ia lakukan.

Sebaliknya, copycat menggunakan kapak untuk mengeksekusi korban. Kapak memang lebih cepat mematikan, tapi tidak meninggalkan penderitaan seintens gergaji. Menurut Jung I Shin sendiri, jika benar ingin meniru dirinya, pemilihan alat justru jadi detail krusial yang tidak boleh dilewatkan. Hal ini membuat penonton makin yakin bahwa copycat bukan sekadar meniru, tapi juga berusaha menciptakan identitas pembunuhannya sendiri.

Perbedaan motif, pola eksekusi, dan pemilihan alat membuktikan bahwa kasus baru di Queen Mantis bukan sekadar kelanjutan aksi Jung I Shin. Meski sama-sama sadis, copycat killer jelas memiliki gaya berbeda yang membuat investigasi semakin rumit. Pertanyaannya kini, apakah copycat hanya sekadar peniru atau justru berencana menandingi teror “The Mantis” dengan caranya sendiri?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team