4 Bentuk Stereotip Gender yang Digambarkan di Tempest, Pahit!

- Presiden perempuan diremehkan: Seo Mun Ju sering menerima penolakan dan hujatan karena dianggap kurang mampu menjadi seorang presiden.
- Janda terkesan murahan: Seo Mun Ju menuai cibiran dari publik setelah hubungannya dengan pengawal pribadinya terkuak di media.
- Menantu perempuan sulit diterima: Kehadiran Seo Mun Ju di keluarga suami sering kali tidak diterima dengan baik karena status sosial dan ekonomi yang tidak setara.
Drakor Tempest yang dibintangi oleh Jun Ji Hyun dan Kang Dong Won sebagai pemeran utama ini sukses menyuguhkan kisah unik mengenai isu sosial-politik. Tak hanya sosial-politik, kisahnya juga dibalut dengan bumbu romansa. Sukses menggambarkan konflik dan ceritanya dengan rapi, Tempest terbilang salah satu drakor 2025 yang paling banyak dibicarakan oleh penggemar drakor.
Salah satu pengaruh utamanya adalah mengangkat kisah perempuan beserta kehidupannya sebagai jalan cerita utama. Tokoh presiden, pengusaha sukses, hingga seorang diplomat adalah perempuan. Selain itu, Tempest juga menyelipkan bentuk stereotip gender yang bisa diambil pelajarannya. Seperti apa bentuk stereotip gender yang digambarkan di Tempest? Simak berikut ini!
1. Presiden perempuan diremehkan

Seo Mun Ju (Jun Ji Hyun) sebagai calon presiden Korea Selatan sering kali menerima penolakan dan hujatan dari publik karena dianggap kurang mampu menjadi seorang presiden. Alasannya sungguh klasik, yakni karena ia adalah perempuan. Sosok perempuan di drakor ini dianggap kurang memiliki kapabilitas sebagai pemimpin, terlebih harus mengambil keputusan pelik bagi bangsa dan negara. Seo Mun Ju dalam pidato pencalonannya ia menyampaikan kekurangannya di depan banyak orang, bahwa ia dianggap kurang mampu hanya karena seorang perempuan.
2. Janda terkesan murahan

Setelah kematian suaminya, Seo Mun Ju tidak hanya menderita dan sedih akan kehilangan, tapi ia juga menuai cibiran dari publik. Terlebih saat hubungannya dengan pengawal pribadinya sendiri terkuak di media. Publik menghujatnya murahan karena ia cepat jatuh cinta kepada orang baru padahal suaminya belum lama meninggal. Hujatan itu bahkan mencoreng nama baik dan kehormatannya sebagai seorang diplomat.
3. Menantu perempuan sulit diterima di keluarga suami

Seo Mun Ju merupakan seorang anak yatim piatu yang datang dari Amerika dan hidup sebatang kara di Korea Selatan. Ia bertemu dengan Jang Jun Ik (Park Hae Joon) dan menikah dengannya, yang kemudian menjadi jalan baginya untuk memiliki keluarga kembali. Namun sayangnya, kehadiran Seo Mun Ju di keluarga sang suami sering kali tidak diterima dengan baik. Mereka sejak awal tidak disetujui menikah, karena status sosial dan ekonomi antara Seo Mun Ju dan Jang Jun Ik tidak setara, apalagi latar belakang Seo Mun Ju yang pelik sebagai anak seorang mata-mata.
4. Perempuan tidak pantas mendapatkan banyak warisan

Tidak lama dari kematian suaminya, Seo Mun Ju menerima warisan yang sangat banyak dari mendiang sang suami. Ia tidak menyangka bahwa warisan itu akan diberikan seutuhnya kepadanya tanpa dibagikan ke anggota keluarga suami yang lain. Keputusan Jang Jun Ik bertujuan untuk melindungi sang istri agar bisa survive tanpanya.
Namun, keluarganya tidak terima keputusan itu. Mereka menolaknya dan mencoba menyingkirkan Seo Mun Ju demi merebut harta warisan. Seo Mun Ju sebagai karakter utama drakor Tempest banyak merasakan dan mengalami stereotip gender. Meski memiliki keluarga baru bersama sang suami, ia seperti tidak bahagia dan merasakan kesendirian dan kesepian yang sangat mendalam.
Tempest dari awal hingga akhir cerita menyelipkan pesan moral yang berharga kepada para penontonnya, termasuk stereotip gender yang dirasakan oleh para perempuan. Bentuk stereotip gender yang digambarkan di Tempest ini sering kali kita temui di kehidupan nyata hingga kini. Sebuah realitas yang pahit, bukan?