5 Bukti Tang Bailong Utamakan Integritas di Bon Appetit, Your Majesty

Drama Bon Appetit, Your Majesty bukan hanya menyajikan kisah fantasi romantis antara koki modern Yeon Ji Young (Im Yoona) dan Raja Yi Heon (Lee Chae Min), tetapi juga menghadirkan persaingan kuliner yang sarat intrik dan ketegangan. Di balik rivalitas antara Dinasti Ming dan Joseon, sosok Tang Bailong (Jo Jae Yun) justru mencuri perhatian dengan sikapnya yang tegas dan penuh integritas.
Alih-alih berpihak pada kecurangan, Bailong berulang kali mengambil keputusan untuk memastikan kompetisi berlangsung adil dan positif. Tindakan-tindakannya tak hanya memengaruhi jalannya cerita, tetapi juga membuat penonton menaruh simpati padanya.
Berikut lima strategi Tang Bailong dalam menjaga keadilan kompetisi mamasak.
1. Memberi peringatan kepada Raja soal bahaya

Sebelum kompetisi dimulai, Ji Young harus mencari alat masak khusus, yang membuatnya bersama Raja Yi Heon. Perjalanan ini membuat mereka keluar istana untuk menemui seorang ahli pembuat peralatan. Namun, langkah itu justru membuka celah bahaya bagi keduanya.
Di sisi lain, Tang Bailong mendengar percakapan antara Yu Kun dengan seorang menteri Joseon yang ingin menyingkirkan Ji Young. Mengetahui rencana licik itu, ia tidak tinggal diam dan segera memperingatkan Raja Yi Heon. Di tengah rivalitas yang panas, tindakannya menunjukkan bahwa nyawa sesorang lebih berharga dibandingkan kemenangan sepihak. Ia sadar bahwa kompetisi yang ternodai intrik licik hanya akan menodai kehormatan kedua belah pihak.
2. Meminta perpajangan waktu untuk Ji Young

Pada hari kompetisi, Yeon Jin Yeong dan Raja Yi Heon terlambat karena serangan bandit. Keterlambatan ini membuat posisi Joseon terancam karena aturan menyatakan Ming akan otomatis menang. Situasi tersebut jelas sangat merugikan bagi Joseon.
Melihat keadaan tersebut, Tang Bailong mengambil langkah berani dengan meminta perpanjangan waktu. Permohonan itu memberi Ji Young kesempatan untuk tetap bertanding meski terlambat hadir. Sikap ini bukan hanya memperlihatkan rasa empati, tetapi ia juga menjaga prinsipnya bahwa setiap peserta layak mendapat kesempatan setara.
3. Menuruti permintaan Ji Young untuk mencicipi masakan koki Ming

Saat ronde pertama, Ji Young menyadari bahwa gochugaru atau bubuk cabainya hilang, sehingga ia harus mengubah menu masakan secara mendadak. Kecurigaannya tertuju pada juru masak Ming, karena masakan mereka memiliki aroma pedas mirip gochugaru. Untuk membuktikan kecurigaanya, Ji Young meminta izin kepada Raja untuk mencicipi masakan lawan.
Namun, permintaan tersebut sempat mendapat penolakan dari pihak Ming. Di tengah suasana tegang, Tang Bailong akhirnya mengambil keputusan berani dengan mengizinkan Ji Young mencicipi masakan yang dibuat oleh koki Ming, Ya Feixiu. Tindakan ini menunjukkan transparansi dan niat baik. Ia juga menegaskan bahwa kompetisi ini bukan sekadar adu teknik, melainkan kompetisi kuliner yang adil dan jujur.
4. Mendesak Ya Feixiu untuk berlaku fair

Ya Feixiu yang merupakan salah satu juru masak Dinasti Ming yang dipercaya untuk memimpin rekannya pada babak pertama. Ia berhasil memukau semua orang dengan hidangan yang lezat menggunakan minyak cabai tersebut. Namun, Ji Young yang curiga karena aroma pedas yang khas mirip dengan bubuk cabai miliknya yang hilang. Untuk memastikan, ia pun meminta izin mencicipi masakan tersebut dan menemukan bahwa kecurigaannya benar.
Setelah terbukti, Tang Bailong tak segan menegur Ya Feixui atas kecurangan tersebut. Meskipun Ya Feixiu mengklaim bahwa penggunaan bahan itu diperoleh lewat barter dengan Pangeran Je San. Namun, Tang Bilong menekankan bahwa mengetahui bahan tersebut adalah milik tim lain dan tetap menggunakannya adalah tindakan yang tidak adil. Baginya, kemenangan yang diperoleh dengan keadilan lebih berarti daripada kemenangan instan dengan kecurangan.
5. Mengakui kekalahan Ming di babak pertama

Langkah paling berani sekaligus terhormat yang dilakukan Tang Bailong adalah mengakui kekalahan Ming pada babak pertama kompetisi. Setelah terbukti bahwa koki Ming menggunakan bubuk cabai hasil kecurangan, ia menolak untuk menutup-nutupinya. Tang Bailong dengan tegas menyatakan bahwa kemenangan yang dicapai lewat cara curang tidak layak dihitung.
Pengakuan ini jelas merugikan pihaknya secara politik, karena kompetisi ini sangat penting dalam menjaga wibawa Dinasti Ming. Keputusan itu justru memperlihatkan keberanian Tang Bailong menegakkan nilai keadilan. Raja Yi Heon kemudian memutuskan bahwa ronde pertama dianggap seri demi menjaga integritas kompetisi.
Lewat sikap-sikapnya tersebut, Tang Bailong membuktikan bahwa kemenangan bukan hanya soal rasa atau teknik memasak. Keputusannya untuk membela keadilan memperlihatkan bahwa ditengah persaingan sengit, nilai kesetaraan dan sportivitas menjadi poin utama dalam setiap kompetisi. Kini, tantangan besar menanti Ji Young, apakah ia mampu membawa kemenangan untuk Joseon sekaligus mempertahankan tahta Raja Yi Heon?