Cara Jeong Nyeon Improve Skill Akting di Jeongnyeon: The Star is Born

Jeongnyeon: The Star is Born membawakan kisah menarik bagaimana seorang gadis kampung bernama Yoon Jeong Nyeon bermimpi menjadi aktor pansori terkenal. Seperti yang diketahui, Jeong Nyeon digambarkan sebagai peserta pelatihan gukgeuk Maeran yang berbakat.
Tidak hanya bernyanyi, tetapi skill akting Jeong Nyeon sangat dielukan. Tak heran, meskipun ia masih anak baru di Maeran, tetapi sudah menjadi perhatian oleh para seniornya seperti Moon Ok Gyeong (Jung Eun Chae). Bahkan, ia digadang sebagai penerusnya karena mampu membuat para penonton berdecak kagum dengan pembawaannya terhadap suatu karakter.
Nyatanya tak hanya bakat, tapi pendekatan Jeong Nyeon terhadap bakat aktingnya sangat bagus, lho. Berikut tiga cara improve skill akting ala Jeong Nyeon. Yuk, simak!
1. Observasi dan meniru secara langsung
Jeong Nyeon tahu betul, bahwa untuk memerankan suatu karakter, ia harus melakukan observasi secara langsung. Misal, waktu Jeong Nyeon harus memerankan karakter Bangja, di mana karakter ini merupakan karakter penting yang memiliki ciri khas seperti pelawak. Sementara itu, saat itu ia masih sangat nol untuk pengalaman akting.
Ia pun sadar bahwa karakter Bangja harus ia buat versi dirinya sendiri. Jeong Nyeon pun melakukan observasi secara langsung terhadap seseorang yang ia jadikan rolemodel karakter Bangja, yaitu pengamen yang ia temui di pasar. Tidak hanya menari, tetapi pengamen itu juga turut membuat penonton tertawa.
Dengan melakukan observasi secara langsung, akhirnya Jeong Nyeon melakukan peniruan berdasarkan hasil observasinya. Alhasil, ia mampu membawakan suatu karakter yang tak hanya sama, tetapi memiliki ciri khas versinya sendiri.
2. Melakukan penyamaran untuk mengeksplorasi peran
Untuk mendalami peran karakternya, Jeong Nyeon juga melakukan penyamaran untuk mengeksplorasi peran. Misal, ketika memerankan prajurit, Jeong Nyeon bahkan menyamar sebagai laki-laki dan berkeliling untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang cara berjalan, berbicara, dan bertindak seperti seorang prajurit.
Jeong Nyeon paham bahwa ia adalah perempuan, sementara karakter yang ia perankan adalah laki-laki. Untuk itu, ia tak ragu untuk menyelami peran sepenuhnya dengan melakukan penyamaran. Hal ini semata ia lakukan untuk mendalami perannya sebagai seorang laki-laki. Ia mempelajari sebuah karakter tak hanya dari naskah, tetapi turut membuat untuk versinya diri sendiri.
3. Mengambil pengalaman sebagai pembelajaran
Jeong Nyeon dapat dikatakan sebagai anak emas bagi gukgeuk Maeran. Meskipun ia adalah peserta pelatihan baru di Maeran, tetapi skill-nya sebagai aktor pansori sangat memukau. Walaupun demikian, Jeong Nyeon tetap mau melakukan segalanya bertahap.
Ia tetap mau mengambil peran kecil di sebuah pementasan resmi. Jeong Nyeon paham bahwa peran kecil justru memberinya kesempatan untuk mendapatkan lebih banyak pengalaman di panggung.
Dengan peran kecil, Jeong Nyeon bisa bekerja sama dengan aktor yang lebih berpengalaman. Interaksi dan kolaborasi ini dapat memperkaya proses belajarnya, memberi wawasan baru, dan mungkin membuka peluang di masa mendatang.
Selain itu, dengan mengambil peran kecil, Jeong Nyeon bisa lebih fokus pada pengembangan keterampilannya tanpa tekanan untuk selalu berada di pusat perhatian. Ini juga memberinya kebebasan untuk bereksperimen dengan gaya dan pendekatan akting yang berbeda.
Melihat kemampuan Jeong Nyeon yang terus berkembang pesat, nyatanya tak hanya bakat yang dibutuhkan, lho. Namun, tekad akan terus mau belajar terus dilakukan agar bakatnya makin terasah. Menarik, ya?