Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
cuplikan drakor Hunter with a Scalpel (instagram.com/xplusu.series)

Seo Se Hyun (Park Ju Hyun) tampak seperti ahli forensik yang disegani karena kemampuannya. Tapi di sisi lain, ia juga tidak memiliki siapa pun di sisinya karena karakter yang dingin. Sikapnya yang seolah tak peduli apa pun sebenarnya bukan tanpa sebab. Ini ada sangkut pautnya dengan perjalanan hidupnya.

Di balik jas lab dan ketenangannya saat menangani mayat, tersembunyi kenyataan kelam tentang masa lalu sebagai anak pembunuh berantai. Kini sang ayah perlahan mulai menampakkan diri seolah menantangnya. Alih-alih menebus kesalahan atau melarikan diri dari masa lalu, ia justru mulai menciptakan dosa baru.

Berikut ini lima tindakan Seo Se Hyun sebagai dokter forensik yang tidak bisa dianggap sekadar profesionalisme. Tindakannya masuk kategori dosa baru yang bisa menjatuhkannya ke pusaran hidup ayahnya untuk kali kedua.

1. Menyembunyikan bukti dari TKP yang bisa mengarah ke dirinya sendiri

cuplikan drakor Hunter with a Scalpel (instagram.com/xplusu.series)

Di satu kasus, Seo Se Hyun lebih dulu tiba di TKP dan ia berhasil menemukan benda kecil berupa potongan tali merah. Ini termasuk detail yang digunakan ayahnya dalam pembunuhan terdahulu. Tapi bukannya melaporkannya sebagai bukti, ia memasukkannya ke dalam saku jas dan tidak pernah menyebutnya dalam laporan resmi.

Alasannya karena benda itu bisa jadi penghubung langsung ke masa lalunya. Tapi dari sisi hukum dan etika, itu menjadi sabotase terhadap penyelidikan. Se Hyun bukan sekadar menyembunyikan kebenaran, tapi juga melindungi jejak pelaku, yang mungkin dirinya sendiri.

Ia tidak mendukung tindakan ayahnya membunuh. Tapi ia fokus pada bagaimana identitas lamanya tetap terkubur dan menghilang perlahan oleh waktu. Aksinya tidak masuk kelalaian, melainkan keputusan yang diambil secara sadar untuk menyelamatkan diri dengan mengesampingkan keadilan.

2. Memanipulasi laporan autopsi untuk menyesatkan polisi

cuplikan drakor Hunter with a Scalpel (instagram.com/xplusu.series)

Dalam beberapa kasus, Se Hyun mulai mengatur narasi. Ini di luar ekspektasi polisi yang turut mengandalkan dirinya soal pemeriksaan luka pada tubuh korban. Laporan yang seharusnya tertulis kandungan obat berbahaya pada mayat, justru ditulisnya dengan tak ditemukan kandungan mencurigakan.

Padahal jelas terlihat ada pola. Ia menyebut waktu kematian meleset beberapa jam, cukup untuk menyingkirkan tersangka sebenarnya. Ia bisa lolos sementara lantaran di balik meja autopsi, ia punya kuasa absolut. Ditambah ia lah satu-satunya mewakili forensik yang terlibat dengan polisi untuk menyampaikan laporan.

Selain itu, ia tahu ketika laporan forensik jadi satu-satunya sumber fakta, maka sedikit saja manipulasi bisa mengubah arah penyelidikan. Dan Seo Se Hyun menggunakannya sebagai alat perlindungan pribadi. Dari kasusnya, ini bukan hanya pelanggaran etika kedokteran, tapi dosa besar terhadap keadilan.

3. Menjadikan korban sebagai tameng kecurigaan yang mengarah padanya

cuplikan drakor Hunter with a Scalpel (instagram.com/xplusu.series)

Setelah identitas lamanya nyaris terbongkar, korban berikutnya ditemukan dalam posisi penuh dengan barang bukti dan pola terstruktur. Ada mulut yang dijahit dan tangan diikat dengan pola khusus. Tapi yang lebih mengerikan adalah korban itu ternyata sempat melakukan interaksi dengan ayahnya.

Banyak yang mengira itu juga ulah ayahnya. Tapi semakin jelas bahwa itu adalah pesan dari Se Hyun sendiri, yang diam-diam menyampaikan ancaman lewat tubuh korban. Menggunakan mayat bukan lagi sebagai bukti, tapi sebagai perantara pesan. Di titik ini, ia bukan lagi dokter. Ia adalah pemain utama dalam pertunjukan kematian.

Ini terbukti dengan aksinya yang tiba-tiba maju ke panggung pers conference yang dilakukan tim kepolisian. Di sana ia bukan lagi membantu polisi mengungkap barang bukti, tapi memberi pesan pada ayahnya yang telah membunuh para korban sekaligus menantangnya dalam pertarungan rahasia.

4. Mengorbankan orang tak bersalah untuk dijadikan tersangka cadangan

cuplikan drakor Hunter with a Scalpel (instagram.com/xplusu.series)

Saat tekanan semakin kuat, Seo Se Hyun yang kita kenal tenang mulai mencari kambing hitam. Ini adalah bukti bahwa ia mulai terpengaruh dalam permainan ayahnya, dan mungkin akan menjadi lebih licik dari yang terbayangkan oleh dirinya sendiri. Mirisnya, ini menjadi awal dari pusaran kejahatan yang terulang.

Ia diam-diam mengarahkan penyidik ke mantan tersangka yang punya akses alat dan rekam jejak kriminal ringan. Ia menyusun bukti berupa sidik jari, waktu masuk ruangan, bahkan kata-kata yang memprovokasi polisi. Semua mengarah ke orang yang bahkan tidak tahu dia dijebak.

Ini adalah titik terendahnya dalam perjalanan karier dan upayanya bangkit dari masa lalu kelam. Kini ia tidak ragu lagi untuk mengorbankan orang lain demi membersihkan dosa. Bukan karena ia yakin bahwa tersangka palsu pernah bersalah, tapi karena ia butuh pelampiasan penyelidikan agar kasusnya ditutup.

5. Menjadi penonton dingin atas kejahatan yang ia bisa cegah

cuplikan drakor Hunter with a Scalpel (instagram.com/xplusu.series)

Di salah satu adegan, Se Hyun menyadari bahwa pembunuhan berikutnya akan terjadi dalam waktu dekat dari kasus sebelumnya. Ia membaca pola, mengenali lokasi, dan bahkan tahu siapa targetnya. Tapi ia hanya diam dan cenderung menunggu pola selanjutnya.

Padahal, ia jelas punya senjata untuk mengungkap sosok pembunuh berantai dan mencebloskannya ke penjara. Namun, ia justru tidak menghubungi siapa pun. Ia hanya datang ke TKP saat semua sudah selesai, dan berdiri di sana dalam diam seolah memikirkan rencana panjang.

Sebenarnya, ia bukannya tidak bisa mencegah, tapi ia tidak lagi yakin ingin mencegah. Dosa terbesarnya bukan pada apa yang ia lakukan, tapi pada apa yang ia biarkan terjadi. Lantaran di balik semua keahlian dan dinginnya sikap, kini Seo Se Hyun telah menjadi bagian dari kejahatan itu sendiri, secara sadar dan sembunyi-sembunyi.

Hunter with a Scalpel bercerita tentang trauma dan warisan dosa dari generasi sebelumnya. Namun selain itu, drama ini juga mengupas pilihan sadar yang memperdalam luka itu. Seo Se Hyun mungkin awalnya hanya korban. Tapi seiring waktu, ia menjadi saksi, pelindung pelaku, hingga kini berpotensi menjadi pelaku yang sulit terdeteksi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team