cuplikan Kim Mu Jun sebagai Putra Mahkota So Hyun di drakor My Dearest (post.naver.com/나인아토엔터테인먼트)
Dalam drakor My Dearest, ditampilkan bahwa Qing menginvasi Joseon pada tahun 1636. Meski mencoba untuk melawan, Joseon akhirnya tidak punya pilihan selain tunduk pada Qing. Raja Injo pun menundukkan kepalanya kepada penguasa Qing yaitu Huang Taiji dan Putra Mahkota akan disandera ke Qing.
Penjelasan dari drakor My Dearest tersebut sesuai dengan fakta sejarah. Putra Mahkota So Hyun disandera selama kurang lebih delapan tahun. Pada tahun ketujuh sejak ia disandera, Dinasti Qing berhasil menduduki Beijing, ibukota Dinasti Ming.
Saat itu, Putra Mahkota ikut ke Beijing. Dari sanalah ia bertemu dengan misionaris Jesuit dari Jerman yaitu Johann Adam Schall von Bell dan diperkenalkan tentang agama Katolik dan budaya Barat. Putra Mahkota lalu kembali ke Shimyang dan harus pergi lagi ke Beijing untuk merayakan penobatan Kaisar Sunzhi, putra Huang Taiji.
Dikarenakan Qing sudah menaklukkan daratan Tiongkok, mereka merasa tidak perlu lagi menyandera Putra Mahkota So Hyun. Pada 11 November 1644, Qing memerintahkan agar Putra Mahkota So Hyun kembali ke Joseon secara permanen. Putra Mahkota meninggalkan Beijing pada 20 November 1644.
Selama perjalanan, Putra Mahkota beberapa kali jatuh sakit. Ia pernah tinggal sementara di Pyongyang untuk penyembuhan karena penyakitnya semakin parah. Setelah berbagai lika-liku, Putra Mahkota akhirnya sampai di Hanyang, Joseon pada bulan Februari 1645. Namun, kesehatan Putra Mahkota masih buruk dan ia kembali jatuh sakit.