7 Intrik Politik Dibalik Pembajakan Pesawat di Film Good News, Pelik!

Mengusung tema black comedy, Good News memusatkan ceritanya pada peristiwa pembajakan pesawat Japanese Air 351. Meski itu adalah pesawat Jepang, tapi ada banyak negara yang turut ikut campur dalam penyelesaian konflik ini.
Dari situlah muncul beberapa intrik politik yang pelik. Misi ini bukan hanya soal menyelamatkan korban, tapi juga digunakan sebagai alat politik oleh banyak politikus demi memperluas wewenang kekuasaan. Menarik dibahas, inilah tujuh intrik politik dibalik peristiwa pembajakan pesawat dalam film Good News. Apa saja?
1. Direktur KCIA, Park Sang Hyeon (Ryoo Seung Bum), melihat peristiwa pembajakan Japanese Air 351 sebagai kesempatan emas menaikkan nama Korea Selatan

2. Dengan berpura-pura menolong Jepang, Sang Hyeon ingin memperoleh keuntungan politik dan ekonomi dari negara tersebut, berupa imbalan atau pengakuan

3. Semua strategi brilian penyelesaian konflik berasal dari Awanama, eks tentara Korea Utara. Tapi, nama Park-lah yang dipoles jadi pahlawan

4. Sebagai pengendali radar RAPCON, Go Myung dijanjikan bintang militer jika berhasil. Namun, di balik janji, ia jadi kambing hitam jika misi gagal

5. Sebenarnya, komunikasi dan wilayah udara adalah wewenang AS. Tapi mereka memilih diam, dan membiarkan Korea Selatan “mengambil alih”

6. Semuanya agar jika sesuatu terjadi, AS tidak perlu ikut menanggung kesalahan. Korsel hanya jadi perpanjangan tangan kekuasaan mereka

7. Hanya Awanama dan Go Myung yang masih berpikir dengan hati. Namun, dunia tak pernah tahu nama mereka, karena hanya pejabat politik yang dibanggakan

Di balik aksi pembajakan pesawat yang menegangkan, Good News justru menyorot betapa busuknya permainan politik di balik layar. Para pejabat sibuk mempertahankan citra, sementara orang-orang yang benar-benar berjuang seperti Awanama dan Go Myung malah dilupakan.