Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
cuplikan drakor Our Unwritten Seoul (x.com/CJnDrama)
cuplikan drakor Our Unwritten Seoul (x.com/CJnDrama)

Drama Korea tidak hanya menyuguhkan kisah cinta dan visual memukau saja, tetapi juga sering menggambarkan realitas kehidupan sehari-hari. Salah satu masalah yang sering disoroti adalah budaya kerja di negaranya. Dari kantor perusahaan besar hingga start-up, latar tempat kerja menjadi elemen penting dalam alur cerita.

Fenomena ini muncul karena budaya kerja di Korea Selatan adalah bagian besar dari kehidupan masyarakatnya. Budaya yang memandang pekerjaan bukan hanya soal mencari uang, tapi status dan identitas seseorang ikut dipertaruhkan. Lantas, mengapa dunia kerja begitu dominan dalam cerita drakor? Mari kita telusuri alasannya.

1. Cerminan realitas sosial

cuplikan drakor Our Unwritten Seoul (x.com/CJnDrama)

Budaya kerja di Korea Selatan terkenal sangat kompetitif, hierarkis, dan cenderung menuntut. Banyak pekerja yang lembur hingga larut, menghadiri jamuan kantor atau hoesik, dan menahan tekanan dari atasan. Hal ini tercermin kuat dalam drama Our Unwritten Seoul (2025), di mana tempat kerja menjadi medan perjuangan.

Penonton kalangan pekerja di Korea merasa relate karena mengalami hal serupa setiap hari. Para penulis naskah pun menggunakan dunia kerja sebagai cara menggambarkan konflik sosial yang nyata. Inilah mengapa tokoh dalam drakor banyak yang ambisius, karena pekerjaan memang sangat menentukan harga diri dan posisi sosial.

Bahkan dalam drama romansa, pekerjaan tetap menjadi latar penting yang menentukan dinamika hubungan. Realisme semacam ini membuat drama Korea terasa lebih hidup dan menyentuh. Kita ditunjukkan bahwa dunia kerja bukan hanya latar, tapi pusat dari banyak pertanyaan identitas dan makna hidup.

2. Ladang konflik dan karakterisasi

cuplikan drakor Start-Up (x.com/CJnDrama)

Dunia kerja memberikan ruang yang kaya untuk menciptakan konflik antara karakter utama. Nah, dalam struktur kantor, ada senioritas, persaingan promosi, bahkan pengkhianatan yang bisa jadi menggambarkan kehidupan nyata. Ini semua bisa membangun cerita yang kompleks dan emosional.

Drama seperti What’s Wrong with Secretary Kim (2018) atau Start-Up (2020) turut menampilkan dinamika relasi yang berkembang dari tekanan kerja. Bahkan, hubungan romantis pun gak jarang tumbuh dari ruang kantor, hingga menciptakan ketegangan yang terasa akrab dijumpai di real life.

Penonton bisa melihat bagaimana karakter berkembang, seperti halnya pekerja yang canggung menjadi pemimpin yang bijak. Di saat yang sama, kantor sering digambarkan sebagai tempat yang dingin dan penuh tuntutan. Dari sinilah muncul pesan-pesan tersirat tentang sistem kerja yang tidak selalu adil.

3. Media kritik dan harapan para pekerja

cuplikan drakor My Liberation Notes (dok. JTBC/My Liberation Notes)

Seiringnya waktu, semakin banyak drama yang tidak sekadar menggambarkan kerasnya dunia kerja, tapi justru ikut mengkritisinya. Serial semacam My Liberation Notes (2022) atau Summer Strike (2022) menunjukkan tokoh yang memilih mundur dari tekanan dan mencari makna hidup di luar karier.

Ini menjadi sinyal perubahan, secara tidak langsung pada sudut pandang di negaranya, bahwa sukses tak harus diukur dari gaji atau jabatan. Wacana work-life balance mulai muncul dalam cerita, memperlihatkan bahwa hidup harus punya ruang untuk diri sendiri dan itu cukup untuk menyentuh hati penonton.

Penonton global pun bisa merasa terhubung karena isu ini juga terjadi di banyak negara lainnya. Drama Korea akhirnya tak hanya merekam realitas, tapi di balik itu menawarkan alternatif narasi. Ini menjadi kekuatan utama drakor dalam membangun koneksi emosional dengan penonton global.

4. Karier sebagai pendongkrak status sosial

cuplikan drakor Itaewon Class (dok. JTBC/Itaewon Class)

Dalam banyak drama Korea, pekerjaan bukan hanya soal penghasilan. Lebih dari itu, pekerjaan identik dengan simbol mobilitas sosial. Karakter dari latar belakang ekonomi bawah sering digambarkan berjuang mati-matian di tempat kerja demi mengubah nasib.

Ini mencerminkan realitas di Korea Selatan, di mana status dan prestise sangat terkait dengan jenis pekerjaan dan posisi jabatan. Drama seperti Itaewon Class (2020) menampilkan tokoh utama yang melawan ketidakadilan sistem sosial lewat perjuangan bisnis. Sementara itu, di Sky Castle (2018), orang tua cenderung untuk memaksakan anak-anak mereka masuk universitas top agar bisa mendapatkan pekerjaan elite.

Semua ini memperlihatkan bahwa karier dianggap sebagai gerbang menuju kehormatan dan keamanan. Tekanan ini gak jarang bikin banyak karakter drakor hidup dalam kecemasan dan rasa bersalah jika gagal. Tidak heran jika banyak konflik internal karakter bersumber dari tekanan untuk berhasil.

5. Representasi gender dalam dunia kerja

cuplikan drakor Search: WWW (x.com/CJnDrama)

Aspek lain yang gak kalah menarik dari budaya kerja di drakor adalah bagaimana gender memainkan peran dalam dinamika kantor. Banyak drama mulai menampilkan perempuan karier yang kuat, cerdas, dan independen, seperti dalam Search: WWW (2019) atau Strong Woman Do Bong Soon (2017).

Namun di balik itu, masih terlihat bagaimana karakter perempuan sering menghadapi diskriminasi, diremehkan, atau harus bekerja lebih keras dari laki-laki untuk mendapatkan sebuah pengakuan. Hal ini mencerminkan kenyataan di Korea Selatan, yang punya salah satu kesenjangan gender terbesar dalam dunia kerja.

Beberapa drama seputar representasi gender ini menunjukkan bagaimana tekanan itu datang dari rumah dan tempat kerja sekaligus. Meski begitu, perkembangan positif terlihat lewat representasi tokoh perempuan yang berani memilih jalan hidupnya sendiri. Mereka tak lagi selalu tunduk pada norma masyarakat yang patriarkis.

Budaya kerja dalam drama Korea bukan sekadar elemen latar penghias, melainkan jendela untuk memahami realitas sosial yang jauh lebih kompleks dari perkiraan. Lewat kisah di kantor, drakor membongkar sisi-sisi kehidupan yang sering tak terlihat. Apakah kamu juga merasakan hal yang sama dari pekerjaanmu?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team