3 Keputusan Gegabah Kang Tae Poong di Drakor Typhoon Family

- Kang Tae Poong terlalu percaya pada Pyo Bak Ho, yang membuatnya mengalami kerugian karena tidak memeriksa kontrak penyewaan gudang dengan baik.
- Kang Tae Poong terburu-buru tanda tangan kontrak dengan Park Yoon Cheol tanpa mengetahui situasi perusahaan pria itu, sehingga uang muka dan pesanannya diambil oleh rentenir.
- Kang Tae Poong menantang Ryu Hui Gyu dengan taruhan besar tanpa pengalaman berdagang yang cukup, meningkatkan risiko kegagalan bagi perusahaan Typhoon Trading.
Usia muda, optimisme tinggi, dan punya sikap berani, tapi di sisi lain, minim pengalaman membuat Kang Tae Poong (Lee Junho) kerap mengambil keputusan tergesa-gesa di awal kariernya sebagai CEO dalam Typhoon Family. Imbasnya, ia justru mengalami kerugian dan menghadapi risiko besar terkait nasib perusahaan Typhoon Trading.
Sepanjang enam episode awal Typhoon Family, setidaknya ada tiga keputusan gegabah Kang Tae Poong yang bikin penonton cemas sebab mengandung risiko kegagalan yang besar. Bahkan ada yang sampai mengancam nyawa Kang Tae Poong. Apa saja keputusan Kang Tae Poong yang termasuk gegabah dalam drakor ini?
1. Terlalu percaya pada Pyo Bak Ho

Empati tinggi dan punya hati yang baik membuat Kang Tae Poong mudah percaya pada orang. Namun, masalahnya, tidak semua orang pantas mendapatkan kepercayaan itu sebab sebagian justru melakukan pengkhianatan dan membuat Kang Tae Poong menghadapi kekecewaan. Salah satu orang tersebut adalah Pyo Bak Ho (Kim Sang Ho).
Pyo Bak Ho merupakan CEO Merchant Marine sekaligus kolega ayah Kang Tae Poong. Karena Pyo Bak Ho dianggap sebagai kenalan lama dan pebisnis andal, Kang Tae Poong jadi kurang hati-hati saat melakukan kesepakatan. Padahal sebelumnya Kang Tae Poong berhasil melihat keanehan perusahaan Daebang Textile dan mencegah kerugian. Namun, ia terlalu percaya pada Pyo Bak Ho dan tidak mengecek ulang kontrak penyewaan gudang.
Dalam kontrak tersebut, ternyata ada klausul bahwa batas waktu penyimpanan barang hanya 72 jam. Lebih dari itu, barang akan disita jika tidak dilakukan pengambilan atau perpanjangan masa sewa. Pihak Pyo Bak Ho sejak awal sengaja membuat syarat tersebut demi mengambil gulungan kain dari Italia milik Typhoon Trading dengan tidak mengingatkan soal batas waktu sewa.
2. Terburu-buru tanda tangan kontrak dengan Park Yoon Cheol

Setelah mendapat uang dari gulungan kain tersisa yang terpaksa dibayarkan oleh Pyo Bak Ho, Kang Tae Poong mengajak Oh Mi Seon (Kim Min Ha) pergi ke Busan. Kota tersebut dikenal sebagai daerah perdagangan yang ramai. Mereka datang untuk belajar sekaligus mencari barang untuk dijual.
Saat Kang Tae Poong jalan-jalan sendirian di pasar, ia tertarik pada sepatu keamanan merk Shoe Park. Produk ini belum dikenal luas. Namun, Kang Tae Poong menilai sepatu ini berkualitas dan layak dijual mahal. Ia pun segera tanda tangan kontrak pemesanan sebanyak 500 pasang sepatu dengan Park Yoon Cheol (Jin Sun Kyu) yang merupakan CEO di sana.
Masalahnya, ia memutuskan bekerja sama dengan Park Yoon Cheol dalam kurun waktu terlalu cepat. Ia bukan cuma baru kenal, tapi juga tidak tahu situasi perusahaan pria itu. Ini akhirnya menimbulkan masalah. Uang muka dari Kang Tae Poong dipakai untuk membayar bunga dari hutang Park Yoon Cheol di rentenir. Sementara pesanan Kang Tae Poong juga ikut diambil oleh rentenir tersebut.
3. Menantang Ryu Hui Gyu yang merupakan rentenir kejam

Ryu Hui Gyu (Lee Jae Kyun) adalah nama rentenir yang dihutangi oleh Park Yoon Cheol. Di Busan, Ryu Hui Gyu dikenal kejam dan tak kenal ampun. Maka dari itu, Jung Cha Ran (Kim Hye Eun) memperingatkan Kang Tae Poong agar tidak terlibat dengan Ryu Hui Gyu dan kelompoknya. Namun, Kang Tae Poong mengabaikan ini demi menyelamatkan Park Yoon Cheol yang hampir tewas karena disiksa.
Di satu sisi, tindakan Kang Tae Poong heroik. Namun, di sisi lain, ia juga menambah masalahnya sendiri. Ia menantang Ryu Hui Gyu dengan taruhan sebesar 100 juta won yang akan diberikan dalam 3 bulan. Jika gagal, Kang Tae Poong harus menyerahkan kedua matanya. Risiko ini semakin besar sebab ia tak punya pengalaman berdagang. Selain itu, situasi krisis ekonomi 1997 masih terasa kuat. Terlebih jumlah sepatu yang harus dijual adalah 7.000 pasang.
Jika berhasil menjual 3/4 saja dari jumlah sepatu yang diterimanya, Kang Tae Poong memang akan untung besar. Namun, menjualnya bukan hal mudah. Ia harus melakukan ekspor sebab kondisi dalam negeri tidak memadai untuk pembelian sepatu keamanan semahal itu dan dalam jumlah besar. Masalah kian runyam sebab Park Yoon Cheol selaku CEO sempat hendak melarikan diri dan meninggalkan Kang Tae Poong dalam bahaya.
Di awal kariernya sebagai CEO Typhoon Trading, Kang Tae Poong memang masih membuat keputusan-keputusan gegabah dan tanpa dipikirkan secara matang. Meski begitu, seiring waktu, ia akan bertambah bijaksana dan membuat keputusan yang lebih matang demi dirinya dan juga perusahaan. Ikuti terus kisahnya di Typhoon Family yang tayang tiap Sabtu-Minggu, ya.


















