Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
poster drakor Squid Game 3 (instagram.com/netflixkr)

Intinya sih...

  • Final yang brutal, tapi juga hampaMusim ketiga ini menyuguhkan aksi yang lebih sadis dan permainan yang makin ekstrem. Tapi akhir ceritanya terasa sunyi dan meninggalkan kekosongan emosional.

  • Permainan hidup dan mati kini lebih kompleks dan menyesakkanPara pemain harus menghadapi dilema moral, pengkhianatan, dan manipulasi kelompok. Konsep permainan makin matang dan menekan secara psikologis.

  • Cinta orangtua jadi senjata emosional dan kritik sosialNarasi didominasi oleh tema besar soal cinta orangtua dengan tokoh-tokoh yang berkorban secara ekstrem demi anak. Namun, fokus yang terlalu besar membuat sudut pandang karakter

Sulit menampik kalau drama Korea Squid Game 3 adalah sajian yang penuh ledakan emosi dan ideologi. Dari awal hingga akhir, serial ini tak hanya menyajikan permainan berdarah, tapi juga pertarungan nilai antara manusia dan sistem yang mencabiknya. Setiap episode seakan menuntut penonton bertanya, seberapa jauh manusia bisa bertahan tanpa kehilangan sisi manusianya?

Musim ketiga ini juga terasa lebih personal ketika tema besar seperti kasih sayang orangtua, harga diri, dan kemanusiaan digiring dalam balutan game yang semakin brutal. Karakter-karakter yang hadir bukan hanya untuk bertahan hidup, tapi untuk memperjuangkan makna hidup itu sendiri. Berjumlah enam episode, berikut adalah kesan setelah menonton serial ini.

1. Final yang brutal, tapi juga hampa

Seong Gi Hun (Lee Jung Jae) di drakor Squid Game 3 (instagram.com/netflixkr)

Musim ketiga ini menyuguhkan aksi yang lebih sadis dan permainan yang makin ekstrem. Penonton disuguhi darah, pengkhianatan, dan ego manusia yang ditelanjangi habis-habisan. Tapi, alih-alih klimaks penuh kepuasan, akhir ceritanya terasa sunyi dan meninggalkan kekosongan emosional.

Harapan besar terhadap kebangkitan Gi Hun (Lee Jung Jae) pupus karena tampil pasif dan kehilangan pesonanya. Permainan memang lebih kejam, tapi ketegangan awal agak lambat membakar semangat penonton. Beberapa karakter bahkan menghilang terlalu cepat, membuat emosionalitas sulit terbangun sejak awal.

2. Permainan hidup dan mati kini lebih kompleks dan menyesakkan

still cut drakor Squid Game 3 (instagram.com/netflixkr)

Permainan dalam musim ini tampil jauh lebih rumit dan brutal dibanding musim sebelumnya. Alih-alih sekadar bertahan, para pemain kini harus menghadapi dilema moral, pengkhianatan, dan manipulasi kelompok yang mengerikan. Tidak ada lagi ruang bagi "kemenangan indah", yang ada hanyalah siapa yang bertahan paling lama.

Konsep permainan makin matang dan menekan secara psikologis. Permainan pertama hingga terakhir mengadu manusia dengan batasnya sebagai makhluk sosial dan individu egois. Pertanyaan "haruskah aku hidup dengan cara ini?" menggema lebih kuat dibanding "apakah aku bisa menang?"

3. Cinta orangtua jadi senjata emosional dan kritik sosial

Jang Geum Ja (Kang Ae Shim), Kim Jun Hee (Jo Yu Ri), dan Cho Hyun Ju (Park Sung Hoon) di drakor Squid Game 3 (instagram.com/netflixkr)

Narasi musim ini didominasi oleh tema besar soal cinta orangtua, baik ibu maupun ayah dengan tokoh-tokoh yang berkorban secara ekstrem demi anak. Dari kelahiran bayi di arena hingga pengorbanan hidup demi menyelamatkan generasi baru, semuanya berputar pada satu kata, yakni anak. Tapi, fokus yang terlalu besar inilah membuat sudut pandang karakter perempuan jadi terbatas.

Motivasi karakter perempuan hanya didorong oleh naluri keibuan, bukan karena pilihan atau tujuan pribadi. Beberapa momen terlihat dibuat-buat demi mengangkat drama keluarga di tengah horor permainan. Hal ini menimbulkan kesan bahwa serial lebih ingin menyentuh sisi emosional daripada memperkuat logika narasi.

4. Akting yang campur aduk, tapi ada yang tetap bersinar

front man (Lee Byung Hun) di drakor Squid Game 3 (instagram.com/netflixkr)

Lee Byung Hun dan Im Siwan menunjukkan performa yang konsisten dan kuat, terutama dalam adegan emosional menjelang akhir. Mereka jadi jangkar yang menstabilkan ritme cerita ketika aktor lain mulai terlihat goyah. Ekspresi batin, konflik, dan intensitas mereka tetap memikat.

Sayangnya, tidak semua pemain tampil maksimal. Beberapa akting terlihat seperti dipaksakan. Ini membuat beberapa adegan penting kehilangan greget dan emosi yang seharusnya bisa menghantam penonton lebih dalam.

5. Kritik sosial yang semakin terbuka dan menggigit

Kang Dae Ho (Kang Ha Neul) di drakor Squid Game 3 (instagram.com/netflixkr)

Musim ketiga tidak hanya soal permainan, tapi juga menyodorkan cermin besar ke wajah masyarakat. Serial ini mempertanyakan makna kemanusiaan, keadilan, bahkan demokrasi yang tinggal slogan. Kritik pada sistem sosial dan ketimpangan ekonomi semakin terang-terangan.

Ada rasa tidak nyaman yang disengaja tentang bagaimana tidak ada pemenang sejati, hanya yang paling lama bertahan. Harapan muncul sesekali, tapi lebih terasa sebagai ironi ketimbang pelipur lara. Ini bukan lagi sekadar drama survival, tapi sindiran tajam tentang kehidupan nyata yang sama brutalnya.

Squid Game 3 memang brutal dalam sajian visual dan emosional, tapi menyisakan kehampaan dalam penyelesaiannya. Di balik darah, pengkhianatan, dan ilusi harapan, penonton diperlihatkan sistem yang terus berputar, menelan manusia satu per satu tanpa benar-benar berubah. Mungkin inilah gambaran dunia sekarang, di mana tak ada pemenang sejati melainkan siapa paling lama bertahan. Bagi yang sudah menonton serial ini, bagaimana menurut kamu?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team