Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
still cut drama Korea Pro Bono
still cut drama Korea Pro Bono (x.com/CJnDrama)

Sidang banding kasus Kim Gang Hun menjadi panggung bagi Kang Da Wit untuk menunjukkan bahwa keadilan tak bisa hanya dibahas di atas meja hijau dalam drama Pro Bono. Dengan langkah-langkah berani dan tak terduga, Kang Da Wit memaksa semua pihak melihat langsung realita yang selama ini diabaikan. Inilah tiga hal krusial yang ia lakukan selama sidang banding dan semuanya terasa sangat memuaskan untuk disaksikan.

1. Meminta dilakukan inspeksi lokasi dan “memaksa” semua orang merasakan ketimpangan

still cut drama Korea Pro Bono (x.com/CJnDrama)

Di awal sidang banding, Kang Da Wit langsung menyoroti kehidupan Kim Gang Hun yang jauh dari kata setara. Ia menyalahkan Choi Woong San karena tidak adanya penjelasan terkait disabilitas sejak Jung So Min mengandung, yang berdampak besar pada kehidupan Kim Gang Hun. Namun Woo Myeong Hun dengan santai menepisnya, menyebut bahwa pemerintah telah menyediakan banyak fasilitas bagi penyandang disabilitas.

Mendengar pernyataan tersebut, Kang Da Wit langsung mengajukan permintaan inspeksi lokasi. Usulan ini sontak membuat Woo Myeong Hun dan Hakim Kook Yeong Jun tersinggung, bahkan mempertanyakan apakah Kang Da Wit berniat meremehkan pengadilan. Meski begitu, Kang Da Wit berhasil meyakinkan Hakim Kook Yeong Jun. Woo Myeong Hun pun akhirnya menyetujui inspeksi lokasi demi mencegah Choi Woong San semakin terseret ke dalam kasus.

Dalam inspeksi tersebut, Woo Myeong Hun dan Kook Yeong Jun diminta mencoba menggunakan kursi roda dengan kaki terikat, seolah menjalani kehidupan Kim Gang Hun. Awalnya berjalan lancar, namun situasi berubah ketika mereka kesulitan menaiki trotoar dan bahkan kesulitan saat ingin ke kamar mandi. Melihat kondisi yang semakin tidak kondusif, Kang Da Wit membuka ikatan kaki mereka dan berkata bahwa apa yang baru saja mereka alami hanyalah sebagian kecil dari kehidupan Kim Gang Hun yang harus ia jalani setiap hari, bahkan dalam jarak dan waktu yang jauh lebih panjang.

2. Meminta kehadiran Choi Woong San sebagai saksi di persidangan

still cut drama Korea Pro Bono (x.com/CJnDrama)

Ketika Woo Myeong Hun meminta Jung So Min dihadirkan sebagai saksi, Kang Da Wit tak tinggal diam. Ia justru mengajukan permintaan yang jauh lebih berani, yaitu menghadirkan Choi Woong San, Direktur Utama Grup Woongsan, sebagai saksi.

Permintaan ini langsung ditolak keras oleh Woo Myeong Hun yang mempertanyakan relevansi kehadiran Choi Woong San dalam persidangan. Namun, keputusan justru berpihak pada Kang Da Wit. Hakim Kook Yeong Jun menyetujui permintaan tersebut dan meminta Choi Woong San hadir pada sidang berikutnya.

Langkah ini menjadi cara Kang Da Wit untuk membawa pusat kekuasaan langsung ke ruang sidang. Ia ingin menunjukkan bahwa kasus Kim Gang Hun bukan sekadar kelalaian individu, melainkan bagian dari sistem besar yang melibatkan pemilik kuasa tertinggi di RSU Woongsan.

3. Menyerang keyakinan Choi Woong San dengan menyebut kisah tragis ibunya sendiri

still cut drama Korea Pro Bono (x.com/CJnDrama)

Sidang semakin memanas ketika sesi tanya jawab dimulai. Choi Woong San bersikeras bahwa ia tidak bersalah dan berpegang pada keyakinannya bahwa setiap orang yang mengalami kesulitan harus terus berjuang, bukan menyerah pada keadaan.

Ucapan itu menjadi pemicu emosi Kang Da Wit. Dengan nada tajam, ia mempertanyakan definisi “berjuang” bagi orang-orang yang sejak awal sudah berada di posisi paling lemah. Kang Da Wit lalu menyebutkan kisah ibunya sendiri—yang kehilangan tangan saat bekerja dan akhirnya meninggal dunia.

Contoh tersebut menghantam ruang sidang dengan sunyi yang berat. Kang Da Wit menegaskan bahwa tidak semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk “bangkit” seperti yang dibayangkan Choi Woong San. Ada mereka yang runtuh bukan karena menyerah, melainkan karena sistem yang gagal melindungi.

Namun dengan keberaniannya menyeret nama besar seperti Choi Woong San, risiko yang dihadapi Kang Da Wit pun semakin besar—sebanding dengan hasil persidangan yang akhirnya membuat segalanya terasa lega dan terjawab. Akhir yang tidak hanya menyelesaikan konflik, tetapi juga menyentuh emosi siapa pun yang menyaksikannya. Apakah kamu termasuk salah satu yang ikut terenyuh melihat akhir persidangan kali ini?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team