Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
still cut drama Taxi Driver 3
still cut drama Taxi Driver 3 (dok.sbs/Taxi Driver 3)

Sejak episode awal Taxi Driver 3, penonton sudah disuguhkan oleh aura Kim Do Gi (Lee Je Hoon) yang tampak berbeda. Tak seperti sebelumnya yang masih tampak tenang, kini Kim Do Gi bertindak lebih extrem. Semakin sadis kejahatan yang dilakukan oleh pelaku, maka semakin brutal pula pembalasan yang Kim Do Gi berikan.

Hal ini pun menimbulkan pertanyaan baru tentang alasan di balik berubahnya sikap Kim Do Gi yang semula masih bisa dikondisikan, kini berubah jadi tak beraturan. Amarahnya terasa mentah dan tak bisa dikendalikan. Apa yang sebenarnya terjadi? Apa alasan Kim Do Gi menjadi lebih beringas di musim ketiga Taxi Driver ini?

1. Skala kejahatan yang ada semakin sistemik dan terorganisir

still cut drama Taxi Driver 3 (dok.sbs/Taxi Driver 3)

Musuh Kim Do Gi di musim ketiga kali ini bukan lagi individu dengan motif personal maupun kelompok tertentu yang memiliki banyak celah untuk dijatuhkan. Akan tetapi, sudah masuk ke jaringan kejahatan yang rapi dan sulit disentuh hukum. Bahkan saking sulitnya disentuh hukum, kejahatan yang ada pun telah memakan banyak korban dan terus berjalan hingga bertahun-tahun lamanya.

Sebagai contoh adalah kejahatan Keita Matsuda (Show Kasamatsu) di episode 1 dan 2 yang mana kejahatannya telah berskala internasional. Lalu, ada pula kejahatan Cheon Gwang Jin (Eum Moon Suk) di episode 7 dan 8 yang sudah berada di level paling tinggi sebab menjadikan manusia layaknya sebuah game serta sebagai bahan taruhan judi.

Kejahatan semacam ini tidak bisa dilawan dengan satu pukulan atau satu skema penyamaran saja. Selain itu terungkapnya kejahatan yang ada juga tak akan memberi efek jera maupun perasaan bersalah bagi pelaku. Maka dari itu, Kim Do Gi pun menaikkan level kekerasan dan strateginya, ia mulai memberikan hukuman tanpa ampun bahkan tak segan lagi untuk membunuh mereka.

2. Hukum yang lumpuh membuat keadilan versi pribadi jadi pilihan

still cut drama Taxi Driver (instagram.com/sbsdrama.official)

Dari musim pertama hingga ketiga, Taxi Driver secara konsisten menampilkan hukum sebagai sistem yang tumpul ke atas dan tajam ke bawah. Hukum yang membuat pelaku kejahatan kelas atas tetap bisa lolos dengan celah uang dan koneksi politik

Ketika pelaku kejahatan berkali-kali lolos tanpa konsekuensi setimpal, Kim Do Gi pun mulai menciptakan standar keadilannya sendiri. Ia yang sudah tak percaya pada hukum yang ada pun menetapkan hukuman dengan versinya sendiri.

Kim Do Gi tak punya pilihan lain selain melakukan balas dendam secara brutal untuk memberikan konsekuensi yang setimpal dengan perbuatan mereka yang tak hanya banyak merugikan orang, tetapi jiga memakan korban jiwa.

3. Trauma pribadi serta rasa simpati pada korban yang perlahan mengaburkan batas moral

still cut drama Taxi Driver 3 (dok.sbs/Taxi Driver 3)

Alasan utama Kim Do Gi bergabung dengan tim Rainbow Taxi adalah untuk membalaskan dendamnya pada pelaku pembunuhan sang ibu. Trauma mendalam mengenai insiden mengerikan dalam hidupnya itu kerap kali menjadi penggerak utama Kim Do Gi untuk melakukan aksi balas dendam.

Selain itu, Kim Do Gi telah lama hidup berdampingan dengan traumanya dan juga para korban yang ia tolong. Karena ia juga pernah merasakan keputusasaan yang asa, rasa simpati yang ia miliki pun sangatlah besar. Semua perasaan itu pun terus menumpuk menjadi satu dengan trauma yang ia miliki. Akibatnya, aksi balas dendam Kim Do Gi di musim kali ini pun terasa lebih impulsif dan agresif.

4. Transformasi dari eksekutor balas dendam menjadi antihero tanpa garis tegas

still cut drama Taxi Driver 3 (dok.sbs/Taxi Driver 3)

Kim Do Gi yang semula dalam tim bergerak sebagai eksekutor kini berubah menjadi antihero tanpa garis tegas. Ia yang semula hanya membantu korban yang putus asa untuk membalaskan dendam menjadi sosok antihero yang seolah tak memiliki batas apapun.

Hal ini menjadi perubahan paling mencolok dari Kim Do Gi di musim kali ini, sebab garis tegas yang dulu membedakan Kim Do Gi dari para penjahat yang ia lawan telah hilang. Ia memang masih berada di sisi korban, tetapi metode yang digunakan semakin menyerupai kekerasan yang ingin ia hancurkan. Balas dendam pun tak lagi sekadar alat, melainkan menjadi identitas.

5. Terlalu lama berada zona abu-abu membuatnya jadi terbiasa melampaui batas moral yang ada

still cut drama Taxi Driver 3 (dok.sbs/Taxi Driver 3)

Kim Do Gi sudah terlalu lama berdiri di zona abu-abu, di mana ia sudah tak bisa lagi membedakan batas antara hitam dan putih. Semuanya menjadi kabur dalam pandangannya. Keadilan versi personal yang ingin ia tegakkan pun jadi tidak memiliki batas yang jelas.

Semakin sering Kim Do Gi berhasil menyelesaikan kasus dengan caranya sendiri, semakin tipis pula jarak antara menghukum pelaku dan menikmati kuasa atas mereka. Inilah wilayah abu-abu yang paling berbahaya, sebab keadilan tidak lagi dikendalikan oleh nilai, melainkan oleh rasa frustrasi.

Di sinilah batas abu-abu Kim Do Gi mulai mengabur. Ia membenarkan tindakannya dalam melakukan aksi balas dendam yang makin beringas dan tak beraturan. Padahal, tindakannya yang terlihat benar itu sebenarnya lahir dari dorongan yang tak sepenuhnya sehat.

Aksi balas dendam Kim Do Gi di Taxi Driver 3 memang menjadi hal yang paling dinanti oleh penonton. Melihat penjahat menuai karmanya adalah kepuasan tersendiri dari mereka. Namun, aksinya yang makin beringas di musim ketiga ini pada akhirnya membuat penonton mempertanyakan etika seorang pembela keadilan. Apakah tujuannya masih sama, yaitu menegakkan keadilan untuk korban, atau justru telah berubah untuk melampiaskan amarah dan mendapat kepuasan tersendiri dari kemenangan yang ia miliki? Gimana menurutmu?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team