5 Sebab Mo Eun Ingin Sidang Juri, Titik Balik The Price of Confession

- Mo Eun mengajukan sidang juri untuk memberikan pengakuan tambahan sebagai pembunuh suami An Yun Su.
- Juri menjadi saksi dari pengakuannya, memberi legitimasi kuat terhadap kesaksian yang disampaikan.
- Pengakuannya memanfaatkan perhatian media, mengubah narasi publik, dan membalikkan dukungan publik agar berpihak pada An Yun Su.
Drama Korea The Price of Confession menghadirkan rangkaian peristiwa yang dipenuhi ketegangan, manipulasi, dan strategi hukum yang cerdik. Salah satu momen paling menggetarkan adalah ketika Mo Eun (Kim Go Eun), yang tengah didakwa sebagai pembunuh pasangan dokter gigi, tiba-tiba meminta agar persidangannya digelar dalam format sidang juri. Keputusan ini karena ia sudah menyiapkan rencana matang yang berkaitan langsung dengan An Yun Su (Jeon Do Yeon), perempuan yang dipenjara di rutan yang sama dengan Mo Eun.
Mo Eun bukan hanya mempertaruhkan keselamatan dirinya, tetapi juga mengguncang kembali kasus pembunuhan suami An Yun Su yang pernah menggemparkan publik. Sidang juri menjadi panggung besar yang ia gunakan untuk membalikkan keadaan demi menjalankan tujuan terselubungnya. Inilah lima sebab mengapa Mo Eun menginginkan sidang juri dan sekaligus menjadi titik balik dalam The Price of Confession.
1. Dalam sidang juri ini, Mo Eun akan membuat pengakuan tambahan sebagai pembunuh suami An Yun Su

Sebab terbesar Mo Eun mengajukan sidang juri adalah agar ia bisa memberikan pengakuan resmi bahwa dirinya adalah pembunuh suami An Yun Su. Pengakuan ini bukan disampaikan di ruang interogasi atau dokumen hukum, melainkan di ruang persidangan. Dengan cara ini, setiap ucapan yang ia keluarkan tercatat sebagai bagian dari proses hukum dan mendapatkan bobot yang tak bisa dikesampingkan.
Sidang juri menjadi satu-satunya tempat di mana pengakuannya tak bisa diabaikan. Keberaniannya ini menunjukkan bahwa ia telah siap memikul konsekuensi dari pengakuannya, baik itu risiko hukum maupun ancaman dari pihak lain yang berkepentingan terhadap kasus tersebut.
2. Juri yang ada di dalam persidangan akan menjadi saksi dari pengakuannya tersebut

Dalam sistem pengadilan, juri berperan sebagai pihak independen yang menilai fakta secara objektif. Kehadiran mereka memberi legitimasi kuat terhadap setiap kesaksian yang disampaikan. Mo Eun memanfaatkan posisi juri ini dengan cerdas. Ia membutuhkan kelompok yang tidak terpengaruh oleh pihak kepolisian, jaksa, atau media yakni kelompok yang benar-benar mendengar dan mempertimbangkan kebenaran apa adanya.
Dengan juri yang hadir di ruang sidang, pernyataannya mengenai kematian suami An Yun Su menjadi bukti yang tidak bisa ditolak keberadaannya. Para juri ini akan menjadi saksi bahwa ada pengakuan lain yang selama ini tidak masuk dalam berkas penyelidikan kasus An Yun Su.
3. Hakim dan juri tidak bisa mengabaikan pengakuannya menurut hukum

Salah satu aspek paling strategis dari rencana Mo Eun adalah pemahamannya terhadap hukum. Ketika seorang terdakwa mengaku di bawah sumpah, baik hakim maupun juri tidak memiliki hak untuk mengabaikan pernyataan tersebut. Mereka wajib mempertimbangkan pengakuan itu sebagai bagian dari pertimbangan putusan.
Mo Eun melihat celah hukum yang bisa menguntungkan An Yun Su. Dengan menyatakan bahwa dialah pembunuh suami An Yun Su, proses hukum tidak dapat menutup mata begitu saja. Pengadilan dan pihak kepolisian harus membuka kembali kasus tersebut, atau minimal mempertanyakan ulang kebenaran putusan lama yang menjebloskan An Yun Su ke penjara seumur hidup. Inilah langkah paling penting yang membuat permintaan Mo Eun jauh lebih dari sekadar keberanian, tetapi juga perhitungan legal yang sangat matang.
4. Untuk memanfaatkan perhatian media dan mengubah narasi publik

Mo Eun tahu betul bahwa media adalah kekuatan besar yang dapat mengubah apa pun, termasuk opini publik tentang kasus lama An Yun Su. Itulah sebabnya ia memilih sidang juri, sebuah proses yang secara alami menarik lebih banyak reporter dan liputan media. Begitu ia menyampaikan pengakuan tambahan itu, ruang sidang langsung berubah menjadi pusaran informasi dan sensasi.
Saat media berebut menayangkan pengakuan tersebut, publik pun mulai mempertanyakan putusan seumur hidup yang dijatuhkan pada An Yun Su sebelumnya. Narasi yang selama ini menyalahkan An Yun Su perlahan goyah, berubah arah, dan membuka peluang besar bagi penyelidikan ulang.
5. Untuk membalikkan dukungan publik agar berpihak pada An Yun Su

Pada akhirnya, seluruh strategi Mo Eun berputar pada satu niat yaitu membebaskan An Yun Su dan mencapai tujuannya untuk memanfaatkan An Yun Su. Dengan membuka pengakuannya secara dramatis di depan juri, hakim, dan publik, ia berharap masyarakat melihat An Yun Su sebagai korban dari sistem hukum yang tidak sempurna. Publik yang awalnya menghujat kini mulai bersimpati dan menuntut agar kasus tersebut dibuka kembali.
Sidang juri menjadi titik balik emosional, di mana Mo Eun mempertaruhkan segalanya demi mengubah masa depan seseorang yang dianggapnya penting. Pengakuannya tidak hanya mengubah arah penyelidikan, tetapi juga mengguncang batas antara pengorbanan dan keputusasaan.
Pada titik ini, sidang juri yang diminta Mo Eun menjadi momen paling menentukan dalam The Price of Confession, menandai titik kritis antara kebenaran, manipulasi, dan keberanian. Tindakannya menggugah kembali rasa keadilan publik sekaligus menggiring sistem hukum untuk membuka mata terhadap fakta yang selama ini tersembunyi. Berkat keputusan nekat itulah, drama ini mencapai intensitas yang membuat penontonnya terus terpikat hingga akhir.


















