5 Premis Menarik Lee Gyeong Do di Drakor Surely Tomorrow

Menjadi reporter di departemen hiburan sebenarnya bukan tujuan besar Lee Gyeong Do (Park Seo Jun) ketika ia pertama kali memasuki dunia jurnalistik. Namun, kenyataan membawanya menjadi pekerja kantoran yang menjalani hari-hari dengan ritme yang stabil, rutin, dan tanpa banyak gejolak. Semua berubah ketika sebuah skandal besar memunculkan nama seorang sosok dari masa lalunya, Seo Ji Woo (Won Ji An), cinta pertama yang pernah menjadi pusat semestanya saat ia berusia 20-an. Peristiwa itu mengguncang hidupnya dan membuka kembali kotak memori yang ia kira sudah tertutup rapat.
Pertemuan kembali yang tidak ia rencanakan itu membuat Lee Gyeong Do menghadapi masa lalu yang penuh rasa yang belum selesai. Sebagai reporter, ia harus cermat dan objektif, tetapi sebagai manusia, ia sulit menepis kenyataan bahwa wanita yang terseret dalam pusaran isu tersebut adalah seseorang yang pernah menyentuh hidupnya dengan sangat dalam. Konflik inilah yang menjadi dasar seluruh perjalanan emosional dan profesional Gyeong Do dalam cerita. Berikut lima premis kuat yang membuat karakter Lee Gyeong Do memiliki daya tarik dramatis yang menonjol di drakor Surely Tomorrow.
1. Pekerja kantoran yang tenang, kini terseret dalam kasus besar

Lee Gyeong Do selama ini menjalani pekerjaannya sebagai reporter dengan sikap yang nyaris tak pernah menimbulkan kontroversi. Ia bukan tipe jurnalis yang haus sensasi, bukan pula sosok yang agresif dalam mengejar berita. Namun, ketika ia menerima assignment untuk menyelidiki sebuah skandal besar yang melibatkan seorang pengusaha ternama, kesehariannya berubah drastis.
Lee Gyeong Do tidak hanya berhadapan dengan tekanan kantor, tetapi juga dengan ancaman, pertanyaan etis, dan situasi yang menuntut ketenangan luar biasa. Dari reporter biasa, ia tiba-tiba terlempar ke pusat badai yang bisa mengguncang kariernya secara permanen.
2. Bertemu lagi dengan cinta pertama yang pernah mengisi masa mudanya

Saat masih berusia 20 tahun, Lee Gyeong Do bertemu Seo Ji Woo di klub drama kampus, sosok yang membuatnya merasakan cinta pertama yang penuh semangat dan idealisme. Mereka berpisah, lalu bertemu kembali di usia 28 tahun untuk mencoba memulai lagi hubungan yang tertunda.
Namun, kegagalan meninggalkan luka mendalam dan banyak pertanyaan yang tidak pernah terjawab. Kini, bertahun-tahun setelahnya, takdir kembali mempertemukan mereka dalam suasana yang jauh dari romantis. Pertemuan ini membuka kembali perasaan lama dan membuat Lee Gyeong Do menyadari bahwa sebagian dari dirinya belum benar-benar move on.
3. Dilema profesi, antara etika jurnalistik dan perasaan pribadi

Ketika ia menemukan bahwa target liputannya adalah Seo Ji Woo, Lee Gyeong Do terjebak dalam dilema moral yang rumit. Di satu sisi ia harus memastikan fakta, menjaga integritas, dan menyelesaikan investigasi tanpa bias. Namun di sisi lain, ia menyaksikan bagaimana Seo Ji Woo berada dalam situasi rumah tangga yang rapuh akibat skandal tersebut.
Gyeong Do berjuang untuk menetapkan batas antara tanggung jawab profesional dan emosi pribadi. Ia tahu satu langkah salah dapat merusak reputasinya sebagai reporter, namun ia juga ingin melindungi seseorang yang pernah, atau mungkin masih ia cintai.
4. Masa lalu yang menguji kedewasaan di masa kini

Perpisahan pertama mereka terjadi karena ketidakdewasaan, perpisahan kedua terjadi karena ketidakpastian hidup. Kini, pertemuan ketiga menghadirkan ujian baru, apakah mereka telah cukup dewasa untuk menghadapi satu sama lain tanpa melarikan diri?
Lee Gyeong Do dihadapkan pada memori hangat sekaligus pedih yang ia kumpulkan selama dua kali hubungan yang gagal. Ia memahami bahwa perasaannya terhadap Seo Ji Woo tidak pernah benar-benar hilang, hanya tersembunyi di bawah rutinitas dan beban hidup dewasa. Masa lalu datang bukan untuk membawa mereka kembali, tetapi untuk menguji apakah mereka mampu menanganinya dengan cara yang lebih matang.
5. Harus menentukan masa depan yang selama ini ia hindari

Kasus yang ia tangani menempatkan Lee Gyeong Do pada titik penting dalam hidupnya. Ia harus memilih apakah ingin mengungkap kebenaran meski itu dapat merusak orang yang masih berarti baginya, atau menjaga perasaan Seo Ji Woo dengan risiko menghancurkan karier yang ia bangun perlahan.
Pilihan itu bukan lagi hanya soal profesionalisme, tetapi juga masa depan emosionalnya. Lee Gyeong Do menyadari bahwa ia tidak bisa terus hidup di masa lalu, tetapi masa kini pun memaksanya untuk membuat keputusan yang menentukan arah hidupnya ke depan. Inilah inti konflik yang membuat karakter Lee Gyeong Do menjadi salah satu figur paling emosional dalam Surely Tomorrow.
Pertemuan kembali dengan cinta pertamanya membuat hidup Lee Gyeong Do berputar menuju arah yang tidak pernah ia bayangkan. Konflik antara tugas dan perasaan, antara kenangan dan kenyataan, memaksanya menghadapi dilema yang selama ini ia hindari. Pada akhirnya, perjalanan Lee Gyeong Do bukan hanya tentang skandal yang ia liput, melainkan tentang keberanian untuk mengakui apa yang selama ini ia pendam. Drama inilah yang membuat Surely Tomorrow terasa begitu manusiawi dan menyentuh bagi para penonton.


















