4 Sisi Gelap Trainee Idol yang Diangkat Drama Taxi Driver 3

- Trainee idol diatur secara ketat, termasuk diet ekstrem dan jadwal latihan padat.
- Trainee harus membayar semua biaya setelah debut, terutama pada agensi kecil.
- Kehidupan di asrama trainee seperti penjara bawah tanah dengan kontrol total dari agensi.
Salah satu daya tarik Taxi Driver adalah kasus-kasus yang ditangani tim Rainbow Taxi. Bukan sekedar kasus biasa, tapi banyak yang terinspirasi dari kasus di dunia nyata. Pada episode 9 dan 10, Taxi Driver 3 mengangkat kasus terkait trainee idol.
Sebelum resmi debut sebagai idol, seseorang harus melewati masa trainee yang panjang dan penuh tantangan. Proses ini jauh dari kata mudah, karena menuntut banyak pengorbanan, baik fisik maupun mental. Menariknya, Taxi Driver 3 mengangkat sisi gelap kehidupan trainee idol yang jarang terungkap ke publik. Apa saja? Simak rangkumannya di bawah ini!
1. Tekanan fisik dan diet ekstrem

Bagi seorang idola, penampilan fisik adalah yang utama. Dalam Taxi Driver 3, lima orang calon idola dilatih ketat untuk debut dalam grup Element. Hidup sehari-hari mereka sangat diatur, bahkan tak diizinkan keluar rumah tanpa izin.
Selain itu, mereka juga melakukan diet ekstrem untuk menjaga bentuk tubuh dan berat badan. Diet yang ketat dan jadwal latihan yang padat, pastinya berdampak pada kelelahan fisik. Meski tengah sakit sekalipun, mereka dipaksa berlatih dan tampil di atas panggung.
Dalam industri KPop sendiri, banyak idola yang sering menceritakan pengalaman mereka selama trainee maupun sudah debut. Di mana banyak dari mereka yang dilarang makan makanan tertentu. Bahkan ketika sudah debut, mereka tetap harus menjaga berat badan, apalagi ketika akan comeback.
2. Beban finansial dan hutang trainee

Drama Taxi Driver 3 juga menampilkan bagaimana Lee Ro Mi (Oh Ga Bin) dan Soo Jung (Go Hae Won) tengah membaca sebuah kontrak. Keduanya terpilih dalam sebuah audisi untuk menjadi idol, tetapi mereka langsung dihadapkan dengan beban finansial. Di mana semua semua fasilitas dan latihan tidak ditanggung pihak agensi.
Sebaliknya, mereka harus membayar semua biaya trainee setelah berhasil debut. Faktanya, beberapa agensi memang memberlakukan sistem hutan trainee seperti dalam drama. Biasanya hal tersebut lebih banyak berlaku pada agensi kecil yang belum memiliki banyak penghasilan.
3. Kesehatan mental

Kehidupan di asrama trainee sering kali terasa seperti penjara bawah tanah yang tidak terlihat. Belum lagi dengan aturan diet yang berlebih, tentu akan berdampak pada kesehatan mental. Agensi cenderung melakukan kontrol total atas kehidupan pribadi mereka.
Mulai dari penggunaan ponsel dan komunikasi keluarga yang dibatasi. Tak jarang ada juga persidangan antar trainee lainnya. Tekanan untuk menjadi yang terbaik, ditambah dengan komentar jahat dari staf atau publik.
4. Ketidakpastian masa depan

Hal lainnya yang dihadapi para trainee adalah ketidakpastian masa depan. Dalam drama Taxi Driver 3, seorang trainee dihadapkan dengan sebuah video yang bisa menghancurkan kariernya, bahkan sebelum ia debut. Di sisi lain, mereka memutuskan untuk berhenti bersekolah untuk mengejar impian sebagai idola.
Di dunia nyata, hal serupa juga kerap terjadi. Bahkan setelah resmi debut, kesuksesan di masa depan tak selalu bisa dijamin. Ketatnya persaingan dengan grup lain membuat sebagian idol group harus mengakhiri perjalanan mereka lebih cepat dari yang dibayangkan.
Sekali lagi, Taxi Driver 3 kembali mengangkat permasalahan di dunia nyata. Kehidupan idola yang terlihat menakjubkan di depan kamera ternyata tidak seindah kelihatannya. Sebaliknya banyak idola yang harus melewati masa trainee yang sulit.



















