TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Imbas In the Name of God: A Holy Betrayal, Produser Dapat Ancaman!

Penayangan dokumenter ini menuai beragam reaksi

kolase foto sutradara dan poster In the Name of God: A Holy Betrayal (dok. Netflix/In the Name of God: A Holy Betrayal | dok. Netflix))

Menyusul kesuksesan serial dokumenter Netflix, In the Name of God: A Holy Betrayal, yang mencuri atensi publik secara meluas, muncul beragam reaksi setelah 8 episodenya resmi ditayangkan. Tak hanya yang berasal dari pemirsa, melainkan beberapa pihak yang terlibat dalam sekte.

Terungkapnya sekte sesat dalam dokumenter ini pun memicu efek penuh dengan kejutan yang muncul satu demi satu. Lantas seperti apa imbas dari penayangan In the Name of God: A Holy Betrayal? Simak rangkumannya di sini, ya!

1. Kim Ki Soon menuntut ganti rugi ke Netflix

potret Kim Ki Soon, pemimpin The Baby Garden (dok The JoongAng)

Kim Ki Soon selaku pemimpin dari The Baby Garden atau Taman Bayi menjadi salah satu orang yang disorot dalam dokumenter ini. Setelah In the Name of God: A Holy Betrayal tayang, ternyata ia tak sependapat dengan apa yang digambarkan dalam dokumenter ini.

Dihimpun lewat sllkpop, pihak Kim Ki Soon melalui pemuka agama Taman Bayi merasa keberatan dengan episode 5 dan 6 yang mereka nilai berisi informasi tak benar. Mereka pun mengajukan permohonan agar kedua episode ini dilarang penayangannya. Bahkan mereka meminta Netflix membayarkan ganti rugi sejumlah 10 juta won atau kisaran Rp117 juta setiap harinya selama dua episode tadi masih ditayangkan. 

Baca Juga: 5 Kekejaman Kim Ki Soon, Pendiri Sekte Aga Dongsan dan Toko Synnara

2. Fans KPop boikot Synnara Record

potret Synnara Record (koreaboo.com)

Lebih lanjut, perusahaan yang didirikan Kim Ki Soon justru tengah menjadi sorotan di kalangan fans KPop. Seperti diketahui melalui dokumenter ini, terungkap bahwa Kim Ki Soon merupakan pendiri dari Synnara Record, distributor album musik KPop.

Berdasarkan laporan Korea JoongAng Daily, imbas dari penayangan In the Name of God: A Holy Betrayal membuat banyak fans KPop mengungkapkan kemarahan mereka di internet. Melalui Twitter, penggemar mendesak agensi hiburan untuk menghentikan afiliasi dengan Synnara Record sebagai distributor album. Tak hanya itu, mereka juga mengingatkan satu sama lain untuk tak membeli album dari layanan KakaoGift yang diduga didistribusikan juga oleh Synnara.

3. Sang produser mendapatkan ancaman

potret produser Jo Sung Hyun (dok. Netflix)

Tak hanya pihak yang terkait dengan sekte, seseorang yang terlibat dalam produksi dokumenter ini pun tak luput dari imbasnya. Yup, sosoknya tak lain adalah produser In the Name of God: A Holy Betrayal bernama Jo Sung Hyun.

Dilansir allkpop, melalui konferensi pers, dirinya mengungkap bahwa selama 2 tahun pengerjaan dokumenter ini, ia dan anggota staf pernah menerima ancaman dan gangguan dari pengikut sekte sesat. Nama dan wajahnya yang telah terungkap pun semakin membuat Jo Sung Hyun beserta keluarganya tak luput dari perasaan khawatir. 

4. Terungkap ada pengikut JMS yang bekerja di KBS

potret Profesor Kim Do Hyung dalam program The Live KBS (dok. KBS/The Live)

Profesor Kim Do Hyung yang muncul dalam beberapa episode awal dari In the Name of God: A Holy Betrayal tak kalah mencuri perhatian. Aktivis yang mengecam sekte sesat sekaligus pendiri komunitas anti-JMS bernama Exodus ini sempat muncul dalam sebuah program KBS yang bertajuk The Live pada Kamis (9/3/2023) lalu.

Menariknya, di momen ini sang profesor mengungkap bahwa pengikut JMS ada di mana-mana. Bahkan menurutnya, ada produser di KBS yang terlibat dalam sekte tersebut. Berdasarkan rangkuman Koreaboo, Profesor Kim juga menambahkan bahwa seorang penerjemah yang sering muncul di KBS pun menjadi pengikut JMS. Meski tak menyebutkan identitas yang dimaksud, stasiun televisi itu akan menyelidiki klaim tersebut. 

Baca Juga: Siapa Kim Ki Soon? Ketua Sekte The Baby Garden yang Mengaku Suci

Verified Writer

Anindya Milagsita

An ordinary girl who's passionate about writing.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya