Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Kontroversi konser We All Are One terus berlanjut. Setelah penundaan dan proses refund yang tak kunjung jelas, akhirnya CEO promotor dari konser tersebut ditangkap.
Penangkapan ini dilakukan oleh pihak imigrasi, simak alasan lengkapnya di bawah ini!
1. Konser We All Are One ditunda
konser We All Are One ditunda (instagram.com/weallareone_official) Konser yang mulanya dinanti penggemar ini mendadak ditunda, karena imbas dari tragedi Itaewon. Pihak promotor pun menuliskan jika mereka akan menggelar acaranya di Januari mendatang dan line up akan menyesuaikan dari jadwal setiap artisnya.
Konser We All Are One sendiri sebelumnya sudah memiliki line up resmi, yaitu Chen EXO, Bambam dan Youngjae GOT7, Pentagon, Oh My Girl, SF9, ASTRO, NMIXX, dan CIX. Konser tersebut seharusnya digelar pada 11-12 November di Stadion GBK.
Baca Juga: Dugaan Penipuan, CEO Promotor Konser KPop We All Are One Dipolisikan
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
2. CEO dari promotor diduga kabur
wanted CEO Coution Live (twitter.com/kjskjsk11) | Pengumuman pengunduran konser We All Are One (twitter.com/redangelkorea) Penundaan yang diumumkan hanya berselang dari seminggu sebelum acara ini membuat masyarakat yang sudah membeli tiket lebih memilih untuk refund. Namun, pihak promotor dikabarkan mendadak hilang hingga membuat pembeli memviralkan permasalahan ini lewar tagar #weallareone_refundmymoney.
Derpita Gultom yang merupakan rekan bisnis PT Caution Live juga turut melaporkan sang CEO ke Polsek Tamansari atas dugaan penipuan pada Kamis (10/11/2022). Dengan nomor laporan LP/552/XI/2022, Derpita Gultom merugi Rp340 juta atas ditundanya konser We All Are One ini.
3. CEO konser We All Are One akhirnya ditangkap
audisi We All Are One (instagram.com/weallareone_official) Setelah menghilang dan diduga kabur, akhirnya CEO konser We All Are One ini ditangkap pada Kamis (24/11/2022). Terdapat delapan orang yang terdiri dari enam produser program TV dan dua lainnya yang menyewa mereka.
Meski begitu, hanya tujuh warga negara Korea Selatan yang akhirnya resmi ditangkap pihak imigrasi. Dilansir dari Yonhap News, terdapat CEO agensi dan petinggi dari perusahaan produksi outsourcing
4. CEO menyewa produser dan membawa masuk menggunakan visa liburan
poster audisi We All Are One (instagram.com/weallareone_official) Sebelumnya, ada audisi terbuka untuk publik dalam mencari anggota grup idol di Indonesia. Terungkap pula jika CEO dari konser We All Are One ini menyewa para produser acara untuk memfilmkan proses audisi dan mengubahnya menjadi program siaran.
Namun, para produser tersebut masuk ke Indonesia mengenakan visa pengunjung untuk pariwisata, padahal melakukan pekerjaan untuk proyek We All Are One. CEO pun dituntut atas mempekerjakan orang asing secara ilegal.