Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret Sol Lee dan Lami serta Koeun mantan SM Rookies (youtube.com/Gina Everywhere | dok. SM Entertainment)

Kebanyakan penggemar KPop pastinya penasaran mengapa para trainee berbakat kadang gagal debut dengan kemampuan menari dan menyanyi yang seharusnya tidak perlu diragukan lagi. Contohnya, trainee SM Rookies yang populer sebelum debut resminya aespa seperti Koeun, Hina, dan Lami.

Meski sangat disayangkan, namun tidak jadi debutnya trainee berbakat sebenarnya cukup masuk akal bagi pelatih vokal yang pernah kerja bareng YG Entertainment. Dalam sebuah konten YouTube, baru-baru ini pelatih vokal bernama Sol Lee berbagi pengalaman dan pandangannya terkait fenomena tersebut.

Sol Lee menyebut ada faktor lebih dari kemampuan menari dan menyanyi yang bagus untuk membuat seorang trainee akhirnya bisa didebutkan agensi. Apa aja? Simak di bawah ini selengkapnya.

1. Evaluasi bulanan yang bagus bukan penentu

potret Sol Lee, pelatih vokal YG Entertainment (youtube.com/Gina Everywhere)

Baru-baru ini, pelatih vokal Sol Lee yang telah mengajar trainee di perusahaan seperti CJ E&M, Kakao Entertainment, dan YG Entertainment berbagi rahasia tentang alasan trainee gagal debut, meski memiliki kemampuan vokal dan menari yang menawan.

Nah, di sebagian besar perusahaan KPop, semua trainee memang harus melalui tes yang dikenal sebagai "evaluasi bulanan". Mereka wajib memamerkan keahlian dalam menyanyi, rap, atau menari yang pastinya harus memukau para pimpinan perusahaan.

Trainee yang gagal memukau pimpinan perusahaan saat "evaluasi bulanan" harus pulang. Namun menurut Sol Lee, hal ini tentunya bukanlah penentu utama dan satu-satunya trainee bisa debut, lho. Sebab, rupanya mengesankan saat "evaluasi bulanan" tidak cukup bagi perusahaan.

2. Trainee malah harus memukau saat evaluasi

potret Sol Lee, pelatih vokal YG Entertainment (youtube.com/Gina Everywhere)

Bagi yang mengikuti perjalanan para trainee perempuan yang tergabung dalam SM Rookies sebelum debutnya aespa, pastinya familier dengan Koeun, Hina, dan Lami yang dikenal berbakat tetapi pada akhirnya harus keluar dari agensi dan gagal debut.

Sebenarnya, menurut Sol Lee trainee dengan kemampuan menari dan menyanyi level atas seperti para SM Rookies itu ternyata tidak cukup sebagai modal untuk debut, lho. Sebaliknya, trainee harus memberikan kesan yang "wow" atau setidaknya memiliki faktor X agar dapat memukau para petinggi dan memproyeksikan mereka untuk ikut dalam grup debut.

Dia mengatakan bahwa begitu peserta pelatihan memasuki ruangan, bahkan sebelum mereka mulai bernyanyi, para evaluator atau petinggi perusahaan sebenarnya sudah tahu apakah mereka memiliki faktor "wow" tersebut sebagai modal untuk terus berkembang dan bisa debut selanjutnya. Jika tidak ada, mau seberbakat apapun trainee tersebut, maka ia dipastikan akan gagal debut.

3. Trainee gagal yang sekarang populer di agensi baru

potret Miyeon (G)-IDLE dan Jinny Secret Number (dok. CUBE Entertainment | dok. Vine Entertainment)

Menurut Sol Lee, sistem ini memang terdengar sangat tak adil bagi trainee. Tetapi untungnya tidak semua kondisi pasca gagal debut itu buruk bagi trainee terutama yang berasal dari perusahaan besar. Misalnya, Sol Lee mengatakan bahwa ketika trainee YG Entertainment dipulangkan atau gagal debut, mereka biasanya langsung dibanjiri telepon dari perusahaan lain yang ingin merekrut mereka.

Dengan demikian, sudah biasa bagi mantan trainee YG Entertainment berbakat untuk debut di perusahaan lain. Mantan trainee YG Entertainment yang sekarang sukses, seperti Miyeon (G)I-DLE  (CUBE Entertainment) dan Jinny Secret Number (Vine Entertainment) contohnya.

Dengan begitu, sebenarnya trainee berbakat dalam menari serta menyanyi juga tidak cukup untuk modal debut. Menurut Sol Lee, mereka harus menunjukkan kesan yang wow. Kira-kira gimana pendapatmu nih, yeorobun?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team