Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

11 Tipe Penulis Ketika Tulisannya Ditolak Editor, Kamu Termasuk?

pexels/Christina Morillo

Profesi menulis makin hari makin banyak digandrungi orang. Selain karena ingin menyalurkan hobi, dari kegiatan menulis kita juga bisa memperoleh penghasilan. Tidak sedikit situs-situs di internet yang menyediakan tempat bagi mereka yang gemar menulis. Dan salah satunya adalah IDNtimes Community ini.

Jika di dalam blog pribadi kita bisa bebas menulis apa saja, selama itu tidak melanggar hukum dan ketentuan yang berlaku. Lain halnya jika kita menjadi penulis dalam sebuah platform milik orang lain ataupun perusahaan.

Tulisan yang sudah kita kirim, tidak serta-merta terbit begitu saja. Ada proses editing terlebih dahulu, sampai tulisan tersebut benar-benar layak untuk terbit. Makanya, tidak sedikit juga tulisan yang kita kirim mengalami penolakan dari editor.

Setiap penulis tentu punya reaksi yang berbeda-beda ketika tulisannya ditolak editor. Nah, berikut ini merupakan tipe-tipe penulis ketika tulisannya mengalami penolakan dari editor.

1. Tipe penulis yang legowo, dan berbesar hati ketika tulisannya ditolak editor

pexels/Christina Morillo

Pada awalnya kecewa mungkin sedikit ia rasakan. Tapi, berlarut-larut memikirkan penolakan, justru tidak akan baik bagi kemajuan menulisnya. Makanya, tipe penulis ini lebih memilih legowo dalam menyikapi hal tersebut.

2. Tipe penulis yang menyikapi penolakan tersebut dengan bijak

pexels/Burst

Awal-awal mungkin tidak mudah untuk menerima penolakan. Tapi, yang namanya revisi dan penolakan, itu semua sudah dianggap "satu paket" dalam kehidupan. Termasuk juga dalam dunia kepenulisan. Jadi, sudah seharusnya kita menyikapi itu semua dengan bijak.

3. Tipe penulis yang jadi dapat banyak ide gara-gara penolakan tersebut

pexels/Moose Photos

Memang, ide cemerlang itu kadang gak bisa kita tebak kedatangannya. Baru saja tulisan ditolak editor, eh tiba-tiba muncul ide baru buat nulis lagi. Intinya, selalu ada hikmah dalam setiap kegagalan.

4. Tipe penulis yang justru semakin rajin meningkatkan kualitas tulisannya, gara-gara tulisannya pernah ditolak

pexels/Burst

Tipe penulis yang pantang menyerah. Meskipun berkali-kali tulisannya ditolak editor, tapi itu semua tidak mengurungkan niatnya sama sekali untuk tetap menulis. Ditambah, karena adanya penolakan tersebut, tipe penulis ini justru makin rajin untuk memperbaiki karya tulisnya tersebut.

5. Tipe penulis yang masih bingung kenapa tulisannya ditolak sama editor

pexels/LinkedIn Sales Navigator

"Kenapa tulisan gue ditolak sama editor ya? Emang tulisan yang salah sebelah mana sih?"

Pasti saja ada penulis yang mungkin bingung, kenapa tulisannya ditolak oleh editor. Entah karena ia baru pertama kali menulis, atau mungkin matanya saja yang kurang jeli melihat kesalahannya tersebut.

6. Tipe penulis yang setengah-setengah. Di satu sisi sebel sama editornya, di sisi lain kadang dia mikir kalau tulisannya memang belum layak terbit

pexels/Christina Morillo

"Kok yang ngedit tega banget sih malah nolak tulisan yang gue buat." Beberapa detik kemudian, "Mungkin karena tulisan gue yang rada acak-acakan ya, jadinya ditolak deh sama editornya".

Rasa kesal mungkin tidak bisa kamu sembunyikan ketika kamu harus mengalami penolakan. Dari yang awalnya sebel sama orang yang ngedit tulisan kamu, kemudian beberapa saat kamu sadar, kalau tulisan kamu itu sebenarnya masih jauh dari kata layak terbit. Apalagi kalau lihat tulisan hasil orang lain. Duh, jadi merasa bersalah deh sama editornya!

7. Tipe penulis yang sudah negatif thinking duluan sama editornya

pexels/Loe Moshkovska

Karena sebelumnya tulisan si penulis ini pernah ditolak. Mungkin penulis tersebut sedikit "trauma" akan mengalami hal yang serupa. Makanya, baru juga tulisannya dikirim. Eh dengan entengnya dia bilang, "Tulisan gue pasti bakal ditolak lagi deh sama editornya, males banget deh!". Duh, kamu jangan sampai kayak gitu ya!

8. Tipe penulis yang jadi malas nulis lagi karena tulisannya pernah ditolak sama editor

pexels/Craig Adderley

"Males ah kalau gue harus nulis lagi, toh tulisan gue yang sebelumnya juga ditolak."

Mengalami penolakan sebenarnya merupakan hal yang wajar. Dari penolakan tersebut, kita bisa belajar mana yang harus dan tidak dilakukan dalam membuat sebuah karya tulis. Apa yang dilakukan editor, itu semua dilakukan demi kemajuan para penulis itu sendiri.

Kalau kita menyerah dan berhenti menulis begitu saja, bisa jadi kita akan kehilangan kesempatan besar dalam hidup kita. Dan kalau kita terus berusaha, dan bangkit. Siapa tahu kedepannya tulisan kita akan sering terbit. Setuju? Yuk ah makin rajin lagi nulisnya!

9. Tipe penulis yang memberondong editornya dengan banyak pertanyaan

pexels/bruce mars

Menanyakan beberapa alasan kenapa tulisanmu ditolak, mungkin wajar saja kamu lakukan. Tapi, kalau kamu nanya-nya kebanyakan, sampai-sampai jatuhnya jadi kurang sopan. Lebih baik kamu jangan lakukan hal itu lagi ya!

10. Tipe penulis yang jadi sebel sama editornya, gara-gara tulisannya pernah ditolak sama editor tersebut

pexels/bruce mars

"Ih kok editornya malah nolak tulisan gue sih, udah capek-capek nulis panjang lebar, eh ujung-ujungnya malah ditolak. Kok gak adil banget sih."

Daripada kamu marah-marah gak jelas sama editornya, lebih baik kamu introspeksi diri deh. Karena bisa jadi kesalahan terbesar dari penolakan tersebut ada di diri kamu sendiri. Hayo, kamu pikirkan lagi deh! Dan lihat lagi tulisan yang ditolak tadi, siapa tahu banyak banget yang salahnya. Iya kan?

11. Tipe penulis yang tiba-tiba nge-blank dan gak bisa mikir gara-gara penolakan tersebut

pexels/Min An

Entah karena kaget tulisannya ditolak, si penulis yang satu ini justru tiba-tiba nge-blank dan gak tahu apa yang harus dilakukannya setelah itu. Mau nulis lagi, tapi otak sudah mentok dan susah banget buat diajak mikir.

Solusi untuk mengatasi hal tersebut, lebih baik kamu rehat dulu sejanak untuk sekedar pergi keluar ruangan. Atau mungkin mendengarkan musik, dan cobalah untuk menenangkan diri terlebih dahulu. Setelah dirasa cukup, balik lagi deh buat nulis lagi. Intinya, jangan patah semangat dan teruslah berusaha. Semangat untuk kita semua!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us