ilustrasi tim yang sedang bekerja (pexels.com/fauxels)
Salah satu keuntungan terbesar dari memahami suasana hati atasan adalah peningkatan kualitas komunikasi. Setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam merespons situasi, tergantung pada suasana hati mereka saat itu.
Memahami suasana hati atasan akan membuatmu lebih bijak dalam memilih waktu dan cara untuk berbicara, memberikan masukan, atau meminta bantuan. Misalnya, jika kamu tahu atasan sedang dalam mood yang baik, ini adalah waktu yang tepat untuk mengajukan ide baru, berdiskusi tentang proyek, atau bahkan meminta feedback yang konstruktif.
Sebaliknya, jika atasan terlihat sedang stres atau marah, kamu bisa menunda pertanyaan atau permintaan yang tidak mendesak dan lebih fokus pada tugas-tugas penting. Dengan begitu, kamu menghindari potensi kesalahpahaman yang dapat terjadi karena komunikasi yang kurang tepat waktu atau nada yang tidak sesuai. Dalam jangka panjang, kemampuan ini akan membuat hubunganmu dengan atasan menjadi lebih lancar dan kolaboratif.
Memahami suasana hati atasan juga membantumu untuk menyesuaikan gaya komunikasi agar lebih efektif. Setiap atasan mungkin memiliki preferensi yang berbeda-beda, yaitu ada yang lebih suka komunikasi langsung dan to the point, ada pula yang lebih menghargai pendekatan diplomatis.
Dengan memahami suasana hati dan preferensi mereka, kamu bisa lebih cepat menyesuaikan cara berkomunikasi, yang pada gilirannya akan meningkatkan efektivitas kerjasama dalam tim.