Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi perempuan termenung (pexels.com/Thomas Ronveaux)

Ketika kamu ingin sukses dalam berkarier, terkadang kamu harus berani mengambil risiko. Baik itu menerima tugas yang lebih sulit, bertahan di suatu pekerjaan, ataupun mencari pekerjaan baru.

Mengambil risiko dalam karier memang sering kali dianggap sebagai hal yang menakutkan, tetapi sebenarnya memiliki pengaruh yang besar terhadap kesuksesanmu di masa depan. Menurut pelatih karier dan kepala di Compass Consultants di Manhattan, Diane Rosen, Ed.D., JD, MBA, dikutip New York Post, melangkah keluar dari zona nyaman, ternyata tidak sesulit yang kita bayangkan.

“Salah satu caranya adalah dengan membingkai risiko menjadi sebuah tujuan, lalu mengevaluasi kelayakan tujuan tersebut, termasuk kelebihan, kekurangan, dan cara untuk menggapainya. Ketika kamu menyebut sesuatu sebagai tujuan dan bukan risiko, hal ini akan membantumu mengevaluasi lebih cermat dan mengurangi rasa takut,” ujarnya.

Selain itu, masih mengutip New York Post, Yolanda M. Owens, seorang pelatih karier di The Muse, menambahkan bahwa pertumbuhan karier yang cepat serta tantangan karier di dalamnya adalah bagian dari proses pematangan diri, sehingga keberanian untuk mengambil risiko menjadi sangat penting.

“Jika kamu ingin maju, baik secara pribadi maupun profesional, berani mengambil risiko adalah kunci. Hal ini karena mencoba dan belajar, jauh lebih baik daripada tidak melakukannya sama sekali,” imbuhnya.

Lantas, bagaimana kamu mengetahui kapan saatnya untuk mengambil risiko? Berikut beberapa tanda yang menunjukkan bahwa kamu perlu berani mengambil risiko dalam karier.

1.Merasa jenuh dan stagnan dengan pekerjaan yang dijalani saat ini

ilustrasi lelah bekerja (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Ketika kamu merasa pekerjaan yang dulunya terasa menarik dan menyenangkan, kini berubah menjadi stagnan dan membosankan, bisa jadi ini pertanda bahwa kamu mungkin perlu keluar dari zona nyaman dan berani mengambil risiko. Dikutip Forbes, Kourtney Whitehead, seorang pakar karier dan penulis ‘Working Whole’, mengungkapkan bahwa rasa bosan dapat menjadi salah satu emosi yang berpotensi mengganggu kehidupan profesional dan pribadi seseorang.

Hal tersebut disebabkan, ketika kamu bekerja dalam keadaan bosan, kamu tidak dapat memberikan performa yang terbaik. Kamu menjadi kurang fokus dalam memperhatikan setiap detail dan aspek penting yang biasanya membuatmu unggul dalam pekerjaan, bahkan yang terburuk adalah kamu mungkin secara sengaja membuat pekerjaanmu menjadi kurang maksimal.  

Padahal, menurut Owens, di era yang bergerak begitu cepat seperti sekarang, mengembangkan kemampuan diri menjadi hal yang sangat penting agar kamu bisa tetap bersaing. Oleh karena itu, jika kamu merasa telah menyabotase lingkungan kerja yang dulunya positif dan penuh inspirasi, maka ini saatnya untuk berani mengambil langkah baru demi karier yang lebih baik.

2.Mulai sulit untuk berkembang

Editorial Team

Tonton lebih seru di