Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Tanda Seseorang Memiliki Kontrol Diri Buruk di Dunia Kerja

ilustrasi orang kantor (pexels.com/Thirdman)

Memasuki dunia kerja memang penuh dengan tantangan. Kita akan menghadapi manusia dari berbagai latar belakang. Bersyukur jika memasuki lingkungan kerja yang orang-orangnya mampu menjadi support system dan inspirasi. Tapi menjadi suatu tantangan ketika kita masuk ke lingkungan kerja dengan orang-orang yang memiliki karakter kurang baik.

Tidak jarang seseorang memiliki kontrol diri yang buruk di dunia kerja. Mereka tidak bisa mengendalikan sikap dan tindak-tanduknya dengan tertata. Sudah tentu ini mempengaruhi pola kerjasama tim dan profesionalisme. Ternyata ada beberapa hal yang menjadi tanda seseorang memiliki kontrol diri buruk di dunia kerja. Kurang lebih bisa kita amati melalui sikap dan perilaku berikut.

1. Tidak bisa melaksanakan tanggung jawab dengan baik

ilustrasi merasa gagal (pexels.com/Gustavo Fring)

Berada di lingkungan kerja kita harus pandai mengontrol diri. Baik dari segi sikap maupun tingkah laku. Karena ini yang akan mempengaruhi citra positif serta kesan profesional. Nama demikian, pada faktanya tetap ada orang yang memiliki kontrol diri buruk di dunia kerja. Bahkan kita bisa mengamatinya secara langsung.

Di antara tanda tersebut adalah tidak bisa melaksanakan tanggung jawab dengan baik. Seseorang hanya mau memperoleh nama baik dan kedudukan tertentu. Tapi jika disuruh menyelesaikan tanggung jawab yang sudah diamanahkan, ia selalu melempar kepada orang lain. Kontrol diri yang buruk ini lambat laun menciptakan kesan negatif pada diri sendiri.

2. Selalu melimpahkan konsekuensi kepada orang lain

ilustrasi menyalahkan keadaan (pexels.com/Karolina Grabowska)

Setiap keputusan yang diambil tentu memiliki konsekuensi yang harus ditanggung. Sebagai manusia, kita harus memahami persoalan satu ini dengan baik. Terutama saat sudah terjun dalam dunia kerja. Tapi apa jadinya ketika seseorang tidak mampu menanggung risiko? Mereka justru menjadi individu yang selalu melimpahkan konsekuensi kepada orang lain.

Tanpa disadari ternyata menjadi tanda memiliki kontrol diri yang buruk di dunia kerja. Kebiasaan melimpahkan konsekuensi kepada orang lain tidak akan menyelesaikan masalah. Sikap demikian justru memperpanjang persoalan. Kehadiran orang-orang yang tidak tepat justru membuat situasi semakin keruh.

3. Sering terbawa arus persaingan toksik

ilustrasi persaingan (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Lingkungan kerja memang tidak selalu berjalan mulus. Apalagi kita berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang. Kali ini juga dipengaruhi oleh pemikiran dan ambisi yang berbeda. Pada situasi tertentu, Kita akan berhadapan dengan tipe orang yang mengedepankan ambisi dan persaingan toksik. Mereka bersaing dengan segala cara untuk memuluskan rencananya.

Tapi jangan dulu bangga mengikuti arus persaingan toksik. Fenomena satu ini menjadi tanda seseorang memiliki kontrol diri yang buruk di dunia kerja. Semakin sering seseorang terbawa harus persaingan toksik, semakin ia mudah terombang-ambing. Pada akhirnya mempengaruhi kinerja sehingga tidak optimal.

4. Cenderung mencampuri urusan pribadi orang lain

ilustrasi bergosip (pexels.com/Yan Krukau)

Apa yang penting dari memasuki dunia kerja? Jawabannya sudah tentu sikap profesional. Kita harus menjadi orang yang mampu melaksanakan tanggung jawab dengan baik. Sekaligus mematuhi etika kerja yang sudah menjadi kesepakatan bersama. Tapi pada faktanya, tetap ada tipe orang yang tidak mampu menjaga sikap profesional di lingkungan kerja. Mereka mencampuradukkan antara urusan pribadi dan profesional.

Kita bisa melihat melalui perilaku gemar bergosip atau mencampuri urusan pribadi orang lain. Di dunia kerja, dua hal ini seharusnya tidak diterapkan. Urusan pribadi dan lingkup pekerjaan merupakan dua hal yang saling bertolak belakang. Ketika kebiasaan tersebut dianggap wajar, tentu menjadi sinyal seseorang tidak mampu mengendalikan diri dengan baik.

Memasuki lingkup dunia kerja kita harus mampu mengontrol diri dengan bijaksana. Baik dari sikap yang menyangkut urusan pekerjaan. Maupun membedakan antara urusan pribadi dan profesional. Semua harus diatur secara tepat sesuai porsinya. Ketika seseorang terus-menerus mengembangkan kontrol diri yang buruk di dunia kerja, tentu membawa pengaruh negatif dalam jangka panjang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mutiatuz Zahro
EditorMutiatuz Zahro
Follow Us