Kamu pernah dengar istilah “soft quitting”? Yes, ini adalah fenomena di mana orang-orang tidak benar-benar resign, tapi perlahan-lahan “keluar” dari pekerjaannya secara emosional. Mereka tetap hadir di kantor, tetap menjalankan tugas pokok, tapi hanya sebatas itu. Gairah, inisiatif, bahkan kepedulian mulai menipis. Hmm, menarik, ya? Kenapa bisa banyak millennial yang mengalami soft quitting ini?
Banyak faktor yang bisa memengaruhi fenomena ini, terutama di era di mana tekanan hidup makin tinggi, ekspektasi karir juga makin besar, dan rasa lelah mental semakin umum dirasakan. Yuk, kita bahas bersama lima alasan utama kenapa soft quitting ini sering terjadi di era millennial, siapa tahu kamu juga pernah mengalaminya, atau mungkin ini bisa membantu kamu mengerti teman atau rekan kerjamu yang mungkin mengalaminya!