ilustrasi keterlibatan manajer (pexels.com/Thirdman)
Sistem kerja hybrid dapat membuat beberapa karyawan merasa terisolasi, terutama jika mereka sering bekerja dari rumah. Kesejahteraan mental dan keterlibatan karyawan harus menjadi prioritas utama bagi manajer yang memimpin tim hybrid. Meskipun anggota tim tidak selalu hadir di kantor, mereka tetap memerlukan perhatian dan dukungan dari manajemen.
Karyawan yang merasa terisolasi atau tidak terlibat akan mengalami penurunan motivasi dan produktivitas. Dengan memperhatikan kesejahteraan mereka, manajer dapat menjaga suasana kerja yang positif dan mencegah burnout.
Cara melakukannya:
- Adakan check-in rutin, baik secara formal maupun informal untuk memastikan karyawan merasa didukung dan terhubung.
- Buat kesempatan bagi tim untuk berinteraksi secara sosial, seperti acara virtual atau pertemuan offline sesekali.
- Dukung keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi dengan menawarkan jam kerja fleksibel dan cuti yang memadai.
- Berikan pengakuan atau penghargaan kepada karyawan yang telah bekerja dengan baik, baik secara individu maupun dalam tim.
Mengelola tim dalam sistem kerja hybrid memerlukan pendekatan yang lebih fleksibel dan adaptif. Dengan menetapkan harapan yang jelas, memanfaatkan teknologi yang tepat, dan menjaga komunikasi yang efektif, manajer dapat mengatasi tantangan sistem ini. Selain itu, fokus pada hasil kerja, bukan waktu kerja, serta perhatian terhadap kesejahteraan karyawan juga akan membantu menjaga semangat dan produktivitas tim tetap tinggi. Dengan menerapkan strategi ini, perusahaan dapat memaksimalkan potensi sistem kerja hybrid untuk menciptakan tim yang solid dan efisien, meskipun bekerja dari berbagai lokasi.