Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi membaca dokumen (pexels.com/olia-danilevich)
ilustrasi membaca dokumen (pexels.com/olia-danilevich)

Intinya sih...

  • Perlakuan diam di lingkungan kerja bisa merusak kekompakan tim dan menciptakan suasana kerja yang tidak sehat.
  • Penting untuk mencari tahu sumber masalahnya sebelum berkomunikasi dengan rekan kerja yang melakukan silent treatment.
  • Berinisiatif untuk berkomunikasi secara empati, menawarkan solusi kolaboratif, dan tetap fokus pada kinerja profesional diri.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Silent treatment atau perilaku mendiamkan seseorang tak hanya terjadi dalam hubungan asmara, tapi juga hubungan profesional. Perlakuan diam adalah salah satu bentuk komunikasi pasif-agresif yang bisa terjadi di lingkungan kerja. Ini bisa membuat kamu gak nyaman, bingung, atau bahkan marah karena merasa diabaikan atau diasingkan.

Silent treatment dapat merusak kekompakan tim, mengganggu produktivitas, dan menciptakan suasana kerja yang tidak sehat. Mengatasi silent treatment yang dilakukan oleh rekan kerja bukanlah hal yang mudah, tapi tetap bisa dihadapi dengan profesional. Berikut lima cara yang bisa kamu terapkan untuk menghadapinya!

1.Kenali dulu penyebab perilaku ini

ilustrasi sedang berpikir (unsplash.com/jasonstrull)

Tidak ada konflik jika tidak ada penyebabnya, itulah pentingnya untuk mencari tahu sumber masalahnya. Mungkin ada alasan di balik perilaku diam ini, seperti konflik yang belum terselesaikan, kesalahpahaman, atau perasaan tidak puas yang tidak diungkapkan. Sebelum kamu merespons, penting untuk mencoba memahami latar belakang masalah ini.

Coba refleksi diri dan mengingat apakah ada situasi atau percakapan yang bisa memicu perlakuan diam dari rekan kerja. Apakah kamu secara tidak sengaja mengatakan sesuatu yang menyinggung? Apakah ada konflik yang belum diselesaikan? Jika kamu tidak dapat menemukan penyebabnya, coba cari tahu dari rekan kerja lain yang mungkin mengetahuinya.

2.Ambil inisiatif untuk berkomunikasi

ilustrasi notifikasi ponsel (unsplash.com/jamie452)

Setelah kamu yakin mengenali penyebabnya, selanjutnya adalah berinisiatif untuk berkomunikasi dengan rekan kerja yang bersangkutan. Jangan biarkan situasi ini berlarut-larut tanpa ada upaya penyelesaian. Komunikasi adalah kunci untuk menyelesaikan konflik dan memperbaiki hubungan.

Pilihlah waktu dan tempat yang tepat untuk berbicara. Sebaiknya lakukan percakapan ini secara pribadi, di tempat yang tenang dan jauh dari gangguan. Hindari konfrontasi di depan umum yang bisa memperburuk situasi. Saat berbicara, gunakan pula pendekatan yang empati dan tidak menuduh.

3.Tawarkan solusi yang bersifat kolaboratif

ilustrasi berbicara (unsplash.com/wocintechchat)

Setelah kamu berhasil menemukan cara untuk berkomunikasi, langkah berikutnya adalah menawarkan solusi yang bersifat kolaboratif. Jika silent treatment ini disebabkan oleh kesalahpahaman atau konflik, cobalah untuk mencari jalan tengah yang bisa menguntungkan kedua belah pihak.

Ajak rekan kerjamu itu untuk berdiskusi tentang masalah yang ada. Dengarkan pandangannya dan sampaikan pandanganmu pula dengan cara yang baik. Fokuslah pada penyelesaian masalah, bukan pada siapa yang salah atau benar. Jika perlu, buat kesepakatan bersama tentang bagaimana kalian bisa bekerja sama dengan lebih baik di masa depan.

4.Jaga fokus pada kinerja dan profesionalisme diri

ilustrasi memegang ponsel (unsplash.com/josephgruenthal)

Meskipun situasi sedang gak nyaman, tapi penting untuk tetap fokus pada kinerja dan profesionalisme diri. Jangan biarkan silent treatment mengganggu produktivitas atau membuatmu kehilangan semangat kerja. Tetaplah menjalankan tugas dan tanggung jawab dengan baik.

Teruslah menunjukkan etos kerja yang baik, meskipun situasi tidak mendukung. Dengan tetap profesional, kamu menunjukkan bahwa kamu itu bisa diandalkan. Hindari godaan untuk membalas perlakuan diam dengan cara yang sama. Ini hanya akan memperburuk situasi dan menciptakan lingkungan kerja yang semakin tidak nyaman.

5.Minta bantuan pihak ketiga jika diperlukan

ilustrasi rekan kerja dan atasan (pexels.com/Sora Shimazaki)

Jika semua upaya sebelumnya masih terasa sulit untuk memperbaiki situasi, mungkin sudah saatnya untuk melibatkan pihak ketiga. Mereka bisa berasal dari rekan kerja lain, atasan atau bahkan departemen HRD jika diperlukan.

Mereka bisa membantu mediasi dan memberikan solusi yang lebih formal untuk menyelesaikan konflik. Laporkan situasi ini dengan cara yang bijaksana, hindari sikap mengeluh atau menyalahkan. Jelaskan dampak dari konflik ini terhadap kinerja dan suasana kerja, dan minta bantuan mereka untuk mencari solusi.

Silent treatment di tempat kerja bisa menjadi hal yang tidak menyenangkan. Dengan lima cara di atas, kamu bisa memperbaiki keadaan dan menyelesaikan konflik antar rekan kerja dengan lebih baik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorSire