Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Alasan Seseorang Melakukan Silent Treatment, Gak Percaya Diri?

ilustrasi pasangan (pexels.com/Timur Weber)
ilustrasi pasangan (pexels.com/Timur Weber)

Silent treatment merupakan salah satu sikap pasif agresif dimana seseorang memilih untuk diam dan sengaja menghindari komunikasi. Apa kamu pernah diperlakukan demikian oleh orang terdekat? Saat kalian bergesekan dan terlibat konflik, misalnya, alih-alih berusaha untuk membicarakan solusi bersama, ia malah mendiamkanmu.

Rasanya pasti tidak nyaman. Kamu ingin menyelesaikan, tapi ia menolak untuk berinteraksi. Hubungan kalian jadi terasa canggung dan aneh. Biasanya, sikap ini membuat orang panik dan memohon-mohon agar bisa dimaafkan.

Agar kamu lebih tenang, yuk coba untuk mengerti alasannya bersikap demikian. Mencoba untuk mengerti akan membantumu untuk lebih bijak meresponi.

1.Merasa tidak pernah didengar olehmu

ilustrasi pasangan (pexels.com/Timur Weber)
ilustrasi pasangan (pexels.com/Timur Weber)

Salah satu penyebab seseorang mendiamkanmu ialah, bisa jadi mereka merasa lelah karena tidak pernah didengar. Alhasil, ia pun memilih untuk diam. Bukan solusi terbaik, memang, tapi kamu bisa coba untuk introspeksi.

Siapa tahu dalam hubungan kalian, dulu ia berusaha menyampaikan sesuatu secara baik-baik tapi tidak pernah kamu gubris. Jelas ia merasa marah dan dihargai. Lambat laun, ia pun merasa lelah dan memilih untuk diam.

Hubungan adalah soal saling mengerti dan menerima. Bila satu pihak merasa tidak dimengerti atau didengar, maka ia terasa bagai berjuang sendirian.

2.Tidak tahu bagaimana cara mengomunikasikan masalah

ilustrasi pria dan wanita (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
ilustrasi pria dan wanita (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Ada juga orang yang sering melakukan pasif-agresif karena tidak tahu cara untuk mengungkapkan sesuatu secara jujur dan terbuka. Hal ini jelas merugikan, karena bisa jadi kamu tidak tahu akar masalahnya, tapi ia sudah langsung marah dan mendiamkanmu.

Cara untuk meresponi ini ialah, belajar untuk tenang dan tidak mudah panik saat partnermu tiba-tiba melakukan silent treatment mendadak. Komunikasikan secara jujur dan terbuka bahwa sikapnya membuatmu bingung dan kesulitan.

Jangan malah panik dan mengambil tindakan impulsif untuk memarahinya atau memohon-mohon maaf. Karena itu malah akan menambah masalah.

3.Cara pasif agresif agar kamu menurutinya

ilustrasi sedang mengobrol (pexels.com/SHVETS production)
ilustrasi sedang mengobrol (pexels.com/SHVETS production)

Inilah mengapa harus tenang dan berkepala dingin dalam menghadapi orang yang pasif agresif. Karena tidak menutup kemungkinan ia melakukan itu untuk memanfaatkanmu.

Ia mengerti sikapmu yang panikan dan memanfaatkannya demi keuntungan pribadi, agar kamu segan padanya dan selalu menuruti keinginannya. Kamu pun harus belajar untuk tegas dalam hubungan. Jangan mau diperbudak oleh sifat kekanak-kanakkan orang lain. Bagaimanapun, tetap harus ada batas yang tegas yang kamu tetapkan dalam relasi agar ia tidak bisa semena-mena terhadapmu.

4.Terbiasa diperlakukan seperti itu oleh orang lain

ilustrasi sedang mengobrol (pexels.com/Pavel Danilyuk)
ilustrasi sedang mengobrol (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Sikap pasif agresif bisa saja dimulai karena belajar dari orang lain. Memang sikap ini tidak dapat dibenarkan, tapi mengetahui latar belakang partnermu akan membantumu untuk menghadapinya dengan baik.

Entah ia pernah didiamkan oleh keluarganya, orangtuanya, atau sosok yang dekat dengannya, tapi ini jadi membuatnya berpikir bahwa silent treatment adalah satu-satunya cara untuk mengekspresikan perasaan negatif. Padahal, itu sama sekali tidak sehat.

5.Rasa percaya diri yang rendah

ilustrasi wanita (pexels.com/Alex Green)
ilustrasi wanita (pexels.com/Alex Green)

Ketika ada orang cemburu, misalnya, alih-alih mengomunikasikan secara terbuka, ia memilih untuk memendam dan malah mengungkapkan dengan mendiamkan. Kurangnya rasa percaya diri bisa menyebabkan seseorang bersikap demikian.

Ia merasa tidak layak untuk mengungkapkan perasaannya secara jujur dan terbuka. Terlebih, perasaan negatif yang sulit dikomunikasikan.

Apa pun alasannya, melakukan silent treatment dalam menghadapi konflik tentu bukan solusi terbaik. Tapi setidaknya, lima alasan di atas membantumu untuk berpikir jernih agar tidak gegabah dalam mengambil keputusan. Karena sikap pasif agresif tidak bisa diselesaikan dengan sikap people pleasing.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Caroline Graciela Harmanto
EditorCaroline Graciela Harmanto
Follow Us