Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi kelelahan bekerja (pexels.com/ANTONI SHKRABA production)
ilustrasi kelelahan bekerja (pexels.com/ANTONI SHKRABA production)

Intinya sih...

  • Kemampuan akademis bukanlah satu-satunya tolok ukur kesuksesan di dunia kerja.
  • Bekerja dengan gaji tinggi tidak menjamin kebahagiaan, pertimbangkan nilai perusahaan dan budaya kerja sebelum menerima tawaran.
  • Pindah jalur karier bukan hal yang memalukan, belajar terus dan berani mengambil keputusan yang lebih selaras dengan diri.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banyak yang mengira bahwa setelah lulus dari pendidikan formal, kehidupan akan jadi lebih menyenangkan. Padahal, realitanya juga tidak selalu sesuai ekspektasi. Dunia kerja seringkali terasa seperti memasuki sebuah kehidupan baru yang asing setelah lulus dari bangku sekolah atau kuliah.

Ternyata, ada banyak hal penting yang tidak pernah diajarkan di ruang kelas. Realita yang dihadapi justru penuh dengan tantangan, penyesuaian, dan kejutan yang tak terduga. Nah, berikut adalah fakta pahit dunia kerja yang tidak diajarkan di sekolah. Simak sampai poin terakhir!

1. Nilai bagus memang penting, tapi bukan segalanya

ilustrasi mahasiswa mengerjakan skripsi (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Di dunia kerja, kemampuan akademis bukanlah satu-satunya tolok ukur kesuksesan. Banyak perusahaan lebih menghargai attitude, komunikasi, dan kemampuan kerja tim yang solid. Nilai tinggi hanya akan membawamu sampai tahap awal, selebihnya soft skill yang jadi penentu.

Jadi, sangat penting untuk mulai melatih kepribadian dan kemampuan sosial yang berkualitas sejak dini. Karena siap ataupun tidak, itulah yang akan membawamu pada percepatan karier di dunia kerja nantinya. Nilai memang penting, namun jangan melupakan hal lain yang juga tidak kalah pentingnya untuk dipelajari dan dibiasakan!

2. Gaji besar belum tentu bahagia

ilustrasi sedang berhutang (pexels.com/Mikhail Nilov)

Bekerja dengan gaji tinggi memang terdengar menyenangkan, tapi bukan jaminan hidup akan selalu bahagia. Pada momen tertentu, mungkin saja kamu akan dipertemukan dengan lingkungan kerja yang toxic atau pekerjaan yang terlalu menekan, tentu saja ini bisa menguras mental dan fisik. Ada banyak orang yang akhirnya memilih resign demi mencari keseimbangan hidup yang sesuai dengan visi misinya.

Jadi, penting untuk mempertimbangkan value perusahaan dan budaya kerja sebelum menerima tawaran yang terkesan mengikat. Pelajari dan pahami, namun bukan berarti selalu menghindar ketika ada hal-hal yang tidak sesuai ekspektasi. Bisa saja kamu mendapatkan pengalaman dan banyak pelajaran baru untuk ke depannya menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

3. Switch career bukan berarti sebuah kegagalan

ilustrasi berjualan online (pexels.com/Liza Summer)

Pindah jalur karier bukan hal yang memalukan, justru bisa jadi awal baru yang lebih baik. Banyak orang yang menemukan potensi terbaiknya setelah mencoba beberapa bidang. Karena memang, realitanya dunia kerja itu dinamis dan kamu punya hak untuk mengeksplorasi. 

Paling penting adalah terus belajar dan berani mengambil keputusan yang lebih selaras dengan dirimu. Jika ada yang tidak sesuai ekspektasi, coba pahami apa saja yang perlu dievaluasi. Tidak perlu gegabah dalam menentukan keputusan, pilihlah yang terbaik sambil terus belajar dan meningkatkan kualitas diri. Jika dirasa menemukan karir yang lebih baik, tidak apa untuk mengusahakan yang terbaik.

4. Networking sangat mungkin bisa mengalahkan CV

ilustrasi berdiskusi (pexels.com/Edmond Dantès)

Relasi bisa membuka lebih banyak peluang dibanding sekadar mengirimkan CV ke ratusan lowongan tanpa strategi. Makin berkualitas relasimu, maka potensi mendapatkan peluang yang lebih baik juga makin besar. Coba sesekali kamu menghubungi kembali teman-teman yang dulunya pernah dekat atau satu project, siapa tahu mereka bisa merekomendasikan pekerjaan di tempat mereka juga.

Namun, bukan berarti kamu hanya mengandalkan relasi, karena rekomendasi hanya akan kuat jika diiringi skill yang relevan. Maka dari itu, mulai sekarang cobalah untuk membangun koneksi sekaligus terus upgrade kemampuan diri. Asah dan tingkatkan skill yang relevan dengan kebutuhan, namun juga sesuai dengan visi misi kamu, ya!

5. Tidak harus menemukan passion terlebih dahulu untuk memulai

ilustrasi seseorang bekerja (pexels.com/RDNE Stock project)

Menunggu datangnya passion sebelum mulai bekerja bisa saja membuatmu kehilangan banyak kesempatan. Banyak orang justru menemukan passion-nya setelah mencoba berbagai hal jauh-jauh hari. Proses dan pengalaman kerja seringkali akan menjadi pemantik semangat dan rasa suka pada suatu bidang.

Jadi, jangan takut untuk memulai meski belum tahu sepenuhnya kamu menyukai bidang yang mana. Seringkali, kamu harus mencoba banyak hal terlebih dahulu, baru kemudian akan menemukan mana yang paling tepat. Manfaatkan apa saja yang sudah kamu pelajari dan coba untuk mengusahakannya satu persatu. Mana yang dirasa paling tepat, bisa jadi itu jalan rezeki yang layak kamu perjuangkan.

Memahami realitas dunia kerja bukan untuk menakut-nakuti, tapi agar kamu lebih siap dan tidak panik saat menghadapinya. Mengetahui hal-hal ini membuatmu bisa menyusun strategi karier dengan lebih bijak dan realistis. Karena dunia kerja memang tidak selalu ramah, tapi bukan berarti kamu tidak bisa menaklukkannya. Jadi, apakah kamu sudah siap terjun di dunia kerja yang sesungguhnya?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team