Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenali Fenomena Boreout di Dunia Kerja, Lebih Parah dari Burnout?

Ilustrasi boreout di tempat kerja (pexels.com/cottonbro studio)
Ilustrasi boreout di tempat kerja (pexels.com/cottonbro studio)

Kamu pasti sering mendengar istilah burnout, stres dan kelelahan yang muncul karena terlalu banyak bekerja. Tetapi, pernahkah kamu tahu istilah lainnya seperti boreout? Istilah ini belum familiar, namun ini terkait dengan perasaan bosan atau tidak bersemangat di tempat kerja. 

Dalam lingkungan kerja serba cepat saat ini, diantara kamu pasti seringkali merasakan kebosanan, yang pada akhirnya mempengaruhi produktivitas, kesehatan mental, hingga kepuasan kerja. Bahkan, efek negatif tersebut dinilai lebih berdampak dari feeling burnout, lho! Yuk, cari tahu informasinya di sini!

1. Apa itu boreout di tempat kerja?

Ilustrasi boreout di tempat kerja (pexels.com/cottonbro studio)
Ilustrasi boreout di tempat kerja (pexels.com/cottonbro studio)

Boreout di tempat kerja merupakan istilah yang menggambarkan kejenuhan yang melanda karyawan di kantor. Ini terjadi biasanya karena mereka merasa 'terjebak' dalam tugas yang repetitif, tidak menstimulasi, atau tidak memuaskan.

Sementara burnout merupakan akibat dari terlalu banyak stres, sementara boreout berasal dari terlalu sedikit tantangan. Jika kamu seorang karyawan yang sedang dalam situasi ini, artinya, keterampilan dan potensimu dapat terbuang sia-sia. Hal inilah yang bisa menyebabkan frustrasi, moral rendah, hingga kelelahan mental. 

"Boreout adalah kebosanan kronis. Itulah intinya," kata Lotta Harju, asisten profesor perilaku organisasi di EM Lyon Business School, Prancis, mengutip laman BBC. 

Menurut Harju, meskipun wajar bagi semua orang untuk sesekali bosan di tempat kerja, boreout selama berhari-hari dapat mengindikasikan bahwa kamu perlu mengatasi masalah tersebut. Gejalanya mungkin tidak kentara pada awalnya. Namun, seiring berjalannya waktu, rasa stagnasi ini dapat mengikis motivasi dan menurunkan rasa harga diri seorang karyawan.

2. Mengapa boreout lebih berdampak dari burnout?

Ilustrasi boreout di tempat kerja (pexels.com/cottonbro studio)
Ilustrasi boreout di tempat kerja (pexels.com/cottonbro studio)

Menangani kebosanan di tempat kerja bisa jadi sulit. Harju menambahkan, boreout berbeda dengan burnout dalam artian bahwa karyawan yang merasa bosan jarang sekali pingsan karena kelelahan. Orang yang merasa bosan mungkin hadir secara fisik tetapi tidak secara spiritual, dan orang-orang dapat terus melakukan ini untuk waktu yang lama.

Karyawan yang mengalami boreout seringkali tidak menganggap ini masalah. Di sisi lain, aktivitas yang memicu boreout, seperti kerja berlebihan, justru diapresiasi dan diberi penghargaan oleh atasan atau pemberi kerja. Ini menjadi budaya yang masih sulit dihilangkan di lingkungan kerja. 

“Saat dirimu kelelahan, kamu akan merasa terbebani, terstimulasi berlebihan, dan kewalahan. Tetapi saat merasa bosan, kamu akan merasa tidak bersemangat," kata Adam Grant, Chief Worklife Expert di Glassdoor, mengutip laman CNBC. 

Melakukan satu hal terlalu lama, tidak memiliki ruang untuk pengembangan karier, tidak jelas tentang bagaimana pekerjaan akan bermakna dan, terutama, kurangnya interaksi sosial, merupakan efek dari boreout di tempat kerja. Jelas hal ini punya efek yang lebih berdampak daripada burnout.

3. Cara atasan mengatasi boreout di tempat kerja

Ilustrasi kolaborasi tim di tempat kerja (pexels.com/Mikhail Nilov)
Ilustrasi kolaborasi tim di tempat kerja (pexels.com/Mikhail Nilov)

Berikut terdapat langkah-langkah yang bisa kamu ikuti untuk mengatasi boreout di tempat kerja, yang ditulis oleh Lindsay Kohler, seorang behavioral scientist dan expert dalam future of work melansir laman Forbes.

Ciptakan lingkungan yang mendukung agar karyawan bisa berbicara terbuka
Mengakui bahwa kita merasa bosan di tempat kerja seringkali dianggap tabu, tetapi seharusnya tidak demikian. Mengungkapkan situasi boreout artinya karyawan merasa kurang puas atau kurang dimanfaatkan, sehingga para atasan bisa segera mengambil langkah untuk memperbaikinya.

Atasan dapat membantu memberikan pengalaman baru yang menarik. Mereka juga dapat mendorong karyawan untuk mengeksplorasi minat lain yang bermanfaat bagi kedua belah pihak, seperti menjadi mentor, berbicara di depan umum, atau mengikuti kursus baru.

Fokus pada pekerjaan yang bermakna dan menantang
Menemukan pekerjaan yang bermakna bukan hanya tanggung jawab karyawan, tetapi juga para atasan. Mereka harus secara rutin menghubungkan pekerjaan sehari-hari karyawan dengan dampak yang lebih besar. Melihat hasil kerja dan perkembangan adalah salah satu faktor utama dalam motivasi serta kesejahteraan.

Dorong Aktivitas Job Sharing atau Job Crafting
Salah satu cara cepat mengatasi kebosanan adalah dengan mengambil tugas yang lebih bervariasi, yang bisa dilakukan melalui job sharing atau job crafting.

Job crafting adalah ketika seseorang secara proaktif mendesain ulang pekerjaannya agar lebih sesuai dengan minatnya, tetapi tetap menjalankan tugas utamanya. Misalnya, seseorang yang tertarik mengembangkan keterampilan pemrograman dapat mengalokasikan lebih banyak waktu untuk bekerja dengan aplikasi online.

Sementara itu, job sharing adalah konsep dimana dua orang berbagi satu pekerjaan, dengan sistem kerja paruh waktu. Dengan menjalankan dua pekerjaan berbeda dalam satu hari, seseorang dapat menciptakan lebih banyak variasi dan pergantian tugas untuk menghindari boreout. 

4. Cara karyawan mengatasi boreout di tempat kerja

Ilustrasi kolaborasi tim di tempat kerja (pexels.com/Mikhail Nilov)
Ilustrasi kolaborasi tim di tempat kerja (pexels.com/Mikhail Nilov)

Bagian penting yang membuat pekerjaan menjadi menarik adalah hubungan yang terjalin antara orang-orang dengan rekan kerja. Menurut Adam Grant, karyawan saat ini lebih sering berganti peran, yang berarti ada lebih banyak persahabatan di permukaan atau hubungan transaksional sebagai hasilnya.

“Karena tidak berencana untuk bertahan, kami tidak berinvestasi dengan cara yang sama atau secara sosial. Kami memandang rekan kerja sebagai ikatan sementara, menyapa mereka dengan sopan dan menjaga keakraban sejati untuk pekerjaan di luar kantor,” ujar Grant. 

Grant menganjurkan agar karyawan bersosialisasi untuk menjalin koneksi nyata di tempat kerja, entah itu dengan mengobrol santai sambil minum kopi dengan rekan kerja atau menjalin keakraban lewat pemecahan masalah bersama. Berinteraksi dengan kolega bisa memberikan perspektif baru dan membuat suasana kerja lebih menyenangkan. Diskusi ringan atau brainstorming juga bisa membantu memunculkan ide kreatif.

Dengan keterlibatan, menjalin hubungan dengan rekan kerja, wawasan yang bertambah, hingga menyisihkan waktu untuk melakukan hal menarik, dapat menjadi solusi kamu dapat keluar dari boreout di tempat kerja, sambil menemukan inspirasi dan motivasi. Good luck!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Aliya F. Izetti
EditorAliya F. Izetti
Follow Us