Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Wawancara kerja
ilustrasi wawancara kerja (freepik.com/freepik)

Wawancara kerja sering jadi momen paling bikin deg-degan dalam proses rekrutmen. Kamu udah siapin CV terbaik, riset perusahaan, sampai latihan jawab pertanyaan umum. Tapi kadang, ada hal-hal kecil yang gak tertulis di mana pun tapi justru bikin HRD ngeh sama kamu. Ini bukan soal trik manipulatif, tapi soal attitude dan kepekaan yang bikin kamu terlihat profesional sekaligus menyenangkan untuk diajak kerja sama.

Unspoken rules ini jarang dibahas, tapi efeknya besar banget ke kesan pertama. Kalau kamu bisa menerapkannya, kamu bukan cuma dianggap kandidat yang kompeten, tapi juga seseorang yang punya vibes positif dan berpotensi bawa energi baik ke tim. Yuk, simak beberapa hal yang perlu kamu pahami sebelum duduk di kursi wawancara!

1. Tunjukkan rasa hormat sejak detik pertama kamu masuk ruang wawancara

ilustrasi tunjukkan rasa hormat (freepik.com/yanalya)

Salah satu unspoken rules terpenting adalah menghormati setiap orang yang kamu temui, bukan cuma HRD atau interviewer. Mulai dari security, resepsionis, sampai staf yang mengantar kamu ke ruangan. Sikap ramah dan sopan biasanya jadi catatan positif, karena sering kali staf lain juga ngasih feedback ke HRD tentang kandidat.

Selain itu, cara kamu masuk dan menyapa interviewer juga punya pengaruh besar. Senyum ringan, kontak mata yang cukup, dan salam yang hangat bisa bikin suasana wawancara terasa lebih nyaman. Kamu mungkin mikir hal ini kecil, tapi justru kesan pertama sering terbentuk dalam hitungan detik.

Sikap penuh hormat ini bukan soal pencitraan, tapi refleksi bahwa kamu menghargai orang lain apa pun jabatannya. HRD biasanya perhatikan etika seperti ini karena itu menunjukkan kepribadian kamu dalam lingkungan kerja nanti.

2. Jangan cuma jawab, tapi dengarkan dengan sungguh-sungguh

ilustrasi dengarkan dengan sungguh-sungguh (freepik.com/yanalya)

Banyak kandidat terlalu fokus menyiapkan jawaban sehingga lupa aspek penting: kemampuan mendengarkan. Saat interviewer bicara, pastikan kamu dengerin dengan penuh perhatian. Hindari memotong pembicaraan, dan tunjukkan bahwa kamu memahami konteksnya lewat respons yang relevan.

Mendengarkan secara aktif bikin percakapan terasa lebih natural dan gak kaku. HRD bisa melihat kalau kamu bukan hanya ingin “menjual diri”, tapi juga mampu berinteraksi dengan sehat dan profesional. Ingat, kerja itu gak cuma soal skill, tapi juga komunikasi dua arah.

Respons yang baik bukan selalu jawaban panjang. Kadang, kalimat ringkas tapi jelas, ditambah gesture kecil seperti anggukan, udah cukup buat nunjukkin kalau kamu engaged dalam percakapan. Ini bikin kesan kamu lebih matang dan thoughtful.

3. Tunjukkan antusiasme tanpa terkesan berlebihan

ilustrasi tunjukkan antusiasme (freepik.com/yanalya)

Interviewer senang sama kandidat yang antusias, tapi tetap terkendali. Antusiasme yang pas bikin kamu terlihat tulus ingin bergabung, bukan sekadar butuh kerja. Kamu bisa tunjukkin lewat intonasi bicara, senyum, dan cara kamu menanyakan hal-hal terkait peran yang kamu lamar.

Kamu juga bisa menunjukkan ketertarikan lewat cerita pengalaman yang relevan. Ceritakan apa yang bikin kamu excited dengan posisi tersebut, dan bagaimana kamu melihat dirimu berkontribusi. Jangan terlalu dramatis atau lebay karena itu bisa terkesan dibuat-buat.

Antusiasme yang tepat biasanya terasa natural, muncul dari keinginan untuk berkembang dan kemauan beradaptasi. HRD umumnya lebih ingat sama kandidat yang punya energi positif tapi tetap grounded.

4. Jawab dengan jujur, bukan dengan jawaban yang paling benar

ilustrasi jawab dengan jujur (freepik.com/aleksandarlittlewolf)

Salah satu unspoken rules yang sering gak disadari adalah: HRD lebih menghargai kejujuran dibanding jawaban yang dibuat “sempurna”. Jangan berusaha menjawab semua pertanyaan dengan pola textbook karena terdengar gak natural. Lebih baik jawab apa adanya tapi tetep profesional.

Kalau kamu punya kelemahan, akui dengan dewasa, lalu jelaskan bagaimana kamu berusaha memperbaikinya. HRD lebih menghargai orang yang sadar diri dan mau berkembang daripada yang mengklaim dirinya ideal tanpa cacat. Jawaban jujur cenderung menciptakan percakapan yang lebih hangat dan manusiawi.

Selain itu, kejujuran bantu kamu membangun trust dari awal. Dalam dunia kerja, trust adalah hal penting. Jadi lebih baik tampil apa adanya daripada memaksakan citra yang gak bisa kamu pertahankan setelah diterima.

5. Akhiri dengan kesan positif lewat pertanyaan yang thoughtful

ilustrasi akhiri dengan kesan positif (freepik.com/yanalya)

Banyak kandidat lupa bahwa bagian akhir wawancara sama pentingnya dengan awal. Saat interviewer nanya, “Ada yang ingin ditanyakan?”, gunakan kesempatan ini buat ninggalin kesan yang baik. Tanyakan hal yang menunjukkan kamu benar-benar tertarik dan berpikir jauh ke depan.

Kamu bisa nanya tentang budaya kerja, ekspektasi dalam tiga bulan pertama, atau proyek apa yang paling butuh perhatian. Hindari pertanyaan yang terlalu dini soal gaji atau cuti sebelum waktunya. Fokus dulu pada pemahaman tentang peran dan perusahaan.

Pertanyaan yang thoughtful bikin kamu terlihat serius dan punya rasa ingin tahu yang tinggi. HRD biasanya ingat kandidat yang menutup wawancara dengan percakapan berbobot, bukan yang cuma bilang “gak ada”.

Wawancara kerja itu bukan sekadar sesi tanya jawab, tapi momen di mana kamu nunjukkin siapa dirimu lewat hal-hal kecil yang sering gak terlihat di CV. Dengan memahami unspoken rules ini, kamu bisa ngasih kesan lebih dewasa, profesional, dan menyenangkan. Semoga wawancaramu nanti berjalan lancar dan kamu pulang dengan rasa lega—syukur-syukur bawa kabar baik!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team