Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi memikirkan tawaran gaji (pexels.com/Thirdman)

Salah satu motivasi terbesar orang yang bekerja ialah untuk memperoleh gaji atau penghasilan. Tak mengherankan apabila gaji yang lebih besar biasanya lebih menarik ketimbang gaji kecil.

Namun ternyata, ada titik ketika seseorang tak lagi berminat dengan tawaran gaji yang tinggi. Apakah kamu juga sedang bimbang oleh tawaran gaji yang lebih besar? Kalau kamu tidak ingin mengambilnya, barangkali sebab-sebabnya ada di bawah ini. Mana yang sesuai dengan situasimu?

1. Lebih suka gaji secukupnya, yang penting masih bisa santai sejenak

ilustrasi sarapan dan membaca koran (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Peningkatan gaji secara signifikan biasanya hanya terjadi jika seseorang naik pangkat atau dipindah ke bagian lain yang memang secara gaji lebih tinggi. Namun, hal ini umumnya juga diikuti dengan bertambahnya kesibukan.

Bila sekarang saja dia telah merasa kurang waktu buat bersantai, tentu kesempatan naik gaji ini menjadi kurang menarik baginya. Dia tak keberatan dengan jumlah gaji saat ini daripada gak pernah sempat sarapan di rumah sambil membaca koran seperti dalam ilustrasi.

2. Memikirkan risiko serta beban pekerjaannya

ilustrasi perempuan bekerja (pexels.com/Artem Podrez)

Ketika tak sedikit orang asal iri dengan tingginya gaji orang lain, dia tahu sekali bahwa gaji yang tinggi sama dengan risiko serta beban pekerjaan yang lebih berat. Risiko seperti keselamatan diri atau tanggung jawab besar apabila sampai keliru menyetujui penggunaan anggaran membuatnya gentar.

Gaji yang besar tidak jarang juga menuntutnya untuk selalu ada buat kepentingan kantor. Saat seseorang merasa tak sanggup menjalaninya, ia bakal memilih gaji yang tak terlalu tinggi dengan risiko serta beban kerja lebih rendah.

3. Tak mau ditempatkan jauh dari keluarga

ilustrasi sebuah keluarga (pexels.com/Kampus Production)

Gaji yang ditawarkan memang berlipat-lipat dari gajinya sekarang. Akan tetapi, dia harus siap 'dibuang' atau ditempatkan di daerah terpencil yang amat jauh dari keluarganya.

Meski beberapa orang mungkin akan menyebutnya kurang berani menghadapi tantangan, nyatanya berpisah terlalu jauh dan lama dari keluarga memang bukan keputusan yang mudah. Apalagi kalau ada anggota keluarga yang sakit atau istri sedang hamil.

4. Sudah punya sumber penghasilan lain

ilustrasi bekerja di restoran (pexels.com/K2 Production)

Dalam kasus ini, seseorang sebenarnya tertarik dengan penghasilan yang lebih tinggi. Baginya, makin tinggi pemasukan makin baik karena dapat menghindarkannya dari potensi kesulitan ekonomi.

Hanya saja, dia tidak menggantungkan pemasukan cuma dari gajinya. Bahkan saat gajinya masih pas-pasan sekali, dia telah memiliki sumber penghasilan lain. Misalnya, menjadi makelar mobil atau menyambi sebagai ghost writer.

5. Ada pertentangan antara jenis pekerjaan dengan idealismenya

ilustrasi debat virtual (pexels.com/MART PRODUCTION)

Bila sudah terkait perbedaan antara idealisme dengan tawaran pekerjaan yang tersedia memang bakal sulit dipertemukan. Nekat menjalani pekerjaan tersebut bukannya memberinya kepuasan batin malah menyiksanya.

Tidak ada seorang pun yang akan dapat memaksanya buat mengambil pekerjaan itu. Seseorang bisa menjadi sangat keras kepala apabila telah menyangkut idealismenya. Bahkan seandainya dia belum bekerja atau lagi butuh uang ekstra.

6. Merasa berat untuk mempelajari hal-hal baru

ilustrasi karyawan senior (pexels.com/cottonbro)

Hal ini biasanya dialami oleh karyawan-karyawan dengan usia lebih tua. Walaupun secara pengalaman mereka telah tahu begitu banyak hal, akan tetap ada hal-hal baru yang kudu dipelajari guna mendapatkan gaji yang lebih tinggi.

Bahkan dia mungkin akan dikirim untuk berkuliah kembali. Selagi untuk junior-juniornya kesempatan seperti ini terasa sebagai anugerah, karyawan dengan usia lebih tua justru kerap tidak menyukainya.

Selain jebakan zona nyaman, dia lebih memprioritaskan keluarganya di rumah atau kondisi kesehatannya sendiri yang sudah kurang bagus. Terlebih jika dia memiliki keinginan untuk pensiun dini. Pikirnya, buat apa repot-repot belajar lagi?

Sebelum menolak tawaran gaji yang lebih tinggi, ukur dulu kemampuanmu dalam mencukupi berbagai kebutuhan hidup dan berbagai kemungkinan di masa depan. Jika kamu perlu mengantisipasi tingginya biaya pendidikan anak di tahun-tahun mendatang, menerima tawaran gaji tinggi sepertinya tepat.

Kamu jadi bisa lebih banyak menabung dan berinvestasi. Akan tetapi kalau kamu benar-benar tidak menyukai jenis pekerjaan maupun risikonya, tak apa-apa juga buat mengabaikannya serta tetap fokus dengan pekerjaan saat ini. Kamu dapat mencari tambahan uang dengan cara yang lain, kok.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team