Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi orang sedang wawancara (unsplash.com/Resume Genius)
ilustrasi orang sedang wawancara (unsplash.com/Resume Genius)

Career break atau jeda dari dunia kerja bukan sesuatu yang harus kamu sembunyikan, lho. Banyak orang mengambil istirahat karena berbagai alasan, mulai dari urusan keluarga, melanjutkan kuliah, sampai healing dari burnout. Tapi, saat waktunya kembali bekerja, kamu mungkin bingung untuk menjelaskan career break yang kamu ambil supaya kelihatan profesional.

Berikut ini adalah 6 cara sederhana tapi profesional untuk menjelaskan career break kamu baik di CV maupun saat interview. Yuk, simak!

1. Tulis dengan jujur, jangan dihilangkan

ilustrasi orang membaca CV (unsplash.com/Resume Genius)

Career break bukan sesuatu yang harus kamu tutup-tutupi. Justru dengan mencantumkan career break secara jujur di CV itu artinya kamu menunjukkan integritas. Kamu bisa menuliskan periode career break tersebut. Lalu, isi alasan kamu mengambil career break secara singkat dan jelas. Dengan begitu, HR tidak akan bingung lihat gap di riwayat pekerjaanmu, dan kamu juga memberi kesan bahwa kamu tetap bertanggung jawab atas perjalanan kariermu.

2. Highlight aktivitas atau pencapaian selama break

ilustrasi orang wawancara (unsplash.com/Christina @ wocintechchat.com)

Ingat, mengambil career break bukan berarti kamu berhenti berkembang. Jika selama mengambil career break kamu aktif mengikuti kursus online, menjadi volunteer, freelance, atau mulai side project, kamu bisa cantumkan itu di CV.

Contoh tambahan di CV:

  • Completed Google Digital Marketing Certificate (2025)
  • Voluntereed as a translator for a literacy NGO
  • Built a personal blog to share insights on parenting and productivity

Kegiatan-kegiatan tersebut bisa menunjukkan bahwa kamu tetap aktif dan memiliki growth mindset, walau sedang tidak bekerja secara formal.

3. Tambahkan penjelasan singkat di bagian ringkasan CV

ilustrasi CV (unsplash.com/Marielle Ursua)

Bagian summary di CV bisa kamu manfaatkan untuk menyampaikan bahwa kamu pernah mengambil career break, tapi sekarang sudah siap kembali bekerja formal. Penjelasan singkat ini akan membuat HR langsung paham konteks tanpa harus menggali terlalu dalam.

Contoh:

Digital marketing enthusiast with 4+ years of experience. Took a year-long career break for personal growth and family support. Now ready to bring new perspectives to the team.

Kalimat tersebut terasa jujur, optimis, dan pastinya menunjukkan kesiapanmu untuk kembali bekerja.

4. Jelaskan dengan percaya diri saat interview

ilustrasi orang wawancara (unsplash.com/Vitaly Gariev)

Saat interview dan HR mulai menyinggung soal career break, hal pertama yang perlu kamu ingat adalah: jangan panik. Wajar jika HR penasaran, tetapi kamu tidak perlu merasa bersalah atau buru-buru bersikap defensif. Career break itu bukan sesuatu yang salah atau harus dibenarkan, yang terpenting kamu bisa menunjukkan bahwa itu adalah keputusan yang kamu ambil dengan pertimbangan matang.

Fokuskan jawabanmu pada hal-hal yang kamu pelajari selama mengambil career break dan bagaimana kamu mempersiapkan diri untuk kembali kerja. Misalnya, kamu jadi lebih paham tujuan kariermu, lebih siap secara mental, atau bahkan sempat mengembangkan keterampilan baru. Tunjukkan kalau kamu sudah siap untuk kembali bekerja dengan semangat baru.

5. Tunjukkan kesiapan dan antusiasme untuk kembali kerja

ilustrasi orang wawancara (unsplash.com/Mina Rad)

Setelah career break, tunjukkan kalau kamu sudah siap untuk kembali bekerja dengan semangat baru dan tujuan yang lebih jelas. Waktu interview, kamu bisa menjelaskan bahwa kamu memakai waktu career break untuk melakukan refleksi, menata ulang prioritas, dan menentukan arah karier yang lebih sesuai dengan dirimu yang sekarang. Beri kesan pada recruiter kalau kamu sudah recharge dan siap kembali bekerja bukan karena terpaksa, tapi karena kamu memang sudah siap dan tahu apa yang kamu cari.

6. Sertakan bukti atau portofolio selama career break

ilustrasi dua perempuan berdiskusi (unsplash.com/Amy Hirschi)

Jika kamu sempat mengerjakan proyek, ambil sertifikasi, menulis blog, atau membuat konten selama career break, kamu bisa tunjukkan itu semua pada recruiter. Bukti konkret akan memperkuat cerita kamu bahwa selama career break, kamu tetap produktif.

Bukti-bukti tersebut bisa dicantumkan di CV, portofolio, atau dibawa saat interview. Bahkan jika kamu tidak punya bukti formal, kamu tetap bisa menceritakan proses belajar yang kamu jalani selama career break.

Career break bukan akhir dari perjalanan kariermu. Selama kamu bisa menjelaskan alasan dan manfaatnya dengan jujur, percaya diri, dan profesional, career break bukan halangan untuk memulai kariermu kembali.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorAdhela D.