ilustrasi suasana kerja yang menyenangkan (pexels.com/Rebrand Cities)
Kebutuhan akan pujian bisa mempunyai dua sisi yang berlawanan. Di satu sisi, itu bisa menciptakan atmosfer kerja yang lebih positif, karena ketika atasan merasa dihargai, mereka mungkin lebih cenderung menciptakan lingkungan kerja yang suportif. Namun, jika kebutuhannya terlalu berlebihan, hal itu dapat menyebabkan hubungan yang dangkal dan menghambat umpan balik yang tulus. Atasan yang haus pujian mungkin lebih tertarik pada pencitraan diri daripada hasil kerja yang sebenarnya, dan ini bisa mempengaruhi budaya kerja secara keseluruhan.
Kalau sudah begini, ada baiknya memberikan umpan balik yang konstruktif dan tepat sasaran. Fokuskan pada kontribusi spesifik yang layak mendapatkan pujian, sehingga kamu gak hanya memenuhi kebutuhan mereka akan pengakuan, tetapi juga memperkuat perilaku positif. Contoh yang bisa digunakan adalah memberikan pujian yang konkret seperti, "Kepemimpinan bapak/ibu dalam proyek ini sangat berpengaruh pada kesuksesan kita." Hal ini bisa memberikan rasa puas bagi mereka, tanpa harus berlebihan atau terlalu berfokus pada hal yang gak relevan.