7 Alasan Gen Z Sering Kehilangan Pekerjaan, Sulit Bertahan Lama?

Gen Z sering kali disebut sebagai generasi yang punya pandangan dan harapan berbeda dalam dunia kerja. Mereka tidak hanya mencari pekerjaan untuk mendapat gaji semata, tapi juga pekerjaan yang sejalan dengan nilai-nilai pribadi mereka. Hal tersebut membuat banyak perusahaan menghadapi tantangan baru dalam mempertahankan karyawan muda ini.
Gen Z punya ekspektasi tinggi soal fleksibilitas, kesehatan mental, dan bahkan lingkungan kerja yang dinamis. Namun, sering kali ekspektasi tersebut malah membuat Gen Z terkesan sulit bertahan di satu pekerjaan atau mudah diberhentikan. Berikut ada beberapa alasan utama yang membuat Gen Z sering berpindah-pindah pekerjaan.
1. Ketidakpastian ekonomi
Gen Z tumbuh di tengah ketidakpastian ekonomi dan politik yang tinggi. Ketika mereka mulai memasuki dunia kerja, ekonomi global sedang kuat dengan tingkat pengangguran yang rendah. Namun, pandemik tiba-tiba mengubah seluruh lanskap ekonomi dan sosial, meninggalkan Gen Z dalam kondisi yang jauh dari stabil.
Pandemik berdampak besar pada stabilitas keuangan Gen Z. Menurut survei dari Pew Research Center pada 2020, hampir setengah dari Gen Z yang berusia 18-23 tahun melaporkan bahwa mereka atau anggota keluarganya kehilangan pekerjaan atau mengalami pemotongan gaji akibat COVID-19. Dampaknya masih terasa hingga saat ini, di mana pasar kerja terus berubah dengan cepat dan Gen Z dituntut untuk bisa mengikuti perubahan tersebut.