Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Kondisi sebuah perusahaan yang penuh dengan konflik kepentingan kekuasaan, dan banyak persoalan lain sehingga harus mengurangi karyawannya. Salah satu caranya adalah melakukan quiet firing.
Apakah quiet firing? Dilansir The Entrepreneurs, quiet firing adalah teknik yang dilakukan oleh perusahaan agar karyawan merasa harus berhenti dari pekerjaannya.
Selain itu quiet firing dilakukan oleh perusahaan dengan alasan pengurangan karyawan yang mempunyai kinerja dan produktivitas buruk. Maka atasan atau manajer tidak puas dengan pencapaian karyawan yang tidak sesuai ekspektasi.
Gak mau kan kamu menjadi sasaran target dari quiet firing ini? Berikut enam tanda jika perusahaan melakukan hal tersebut.
1. Sikap atasan yang berubah
ilustrasi pimpinan memeriksa kerjaan karyawan (pexels.com/id-id/pavel-danilyuk) Seorang atasan yang baik selalu meluangkan waktunya untuk memeriksa kerja karyawannya. Hal ini menunjukkan perusahaan menghargai karyawan dan untuk mengetahui apakah ada kesulitan yang harus dicari jalan keluarnya bersama.
Jika kamu satu-satunya karyawan yang tidak diperiksa pekerjaannya, ini bisa menjadi pertanda. Atau sebaliknya, atasan bisa jadi sangat kritis terhadap semua pekerjaan kamu. Dimulai dari laporan proyek hingga pertanyaan yang disampaikan melalui email. Semua ini dilakukan untuk mulai mengoreksi setiap detail pekerjaan kamu.
2. Mendapatkan pekerjaan yang lebih sedikit
ilustrasi mendapatkan sedikit pekerjaan (pexels.com/id-id/cristian-rojas) Tanda selanjutnya adalah manajemen perusahaan memberi kamu pekerjaan yang lebih sedikit dan itu-itu saja tanpa tantangan dan pertumbuhan yang signifikan. Ketahuilah bahwa ini adalah ciri jika kamu berdampak quiet firing, tidak diberi kesempatan untuk mencoba dan belajar hal-hal baru dari pekerjaanmu.
3. Tidak ada kenaikan gaji
ilustrasi tidak naik gaji (pexels.com/id-id/karolina-grabowska) Apabila dalam waktu yang sama, rekan kerjamu mendapatkan kenaikkan gaji dan promosi tetapi tidak berlaku pada kamu yang telah bekerja lebih keras. Jika hal tersebut terjadi dan pihak perusahaan tidak memberi penjelasan mengapa demikian. Nah, kamu patut curiga akan situasi tersebut karena ini adalah salah satu tanda-tanda quiet firing.
Baca Juga: 5 Poin Penting yang Harus Diperhatikan saat Mau Melamar Pekerjaan
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
4. Atasan menyuruh mencatat aktivitas kerja
ilustrasi membuat catatan aktivitas (pexels.com/id-id/ivan-samkov) Di luar dari kebiasaan, tiba-tiba atasmu meminta untuk mencatat aktivitas kerjamu. Ini menandakan perusahaan mencari alasan untuk memeriksa semua pekerjaanmu.
Dari catatan aktivitas kerja tersebut, atasanmu bisa menggunakan blok kalender yang kosong, daftar tugas yang kosong, dan laporan yang kurang sempurna sebagai alasan untuk meremehkan semua yang kamu dikerjakan.
5. Diskriminasi di tempat kerja
ilustrasi diskriminasi di kantor (pexels.com/id-id/yankrukov) Tanda yang paling jelas jika kamu sebagai target quiet firing adalah didiskriminasi. Kamu tidak mendapatkan hak yang sama dengan lain. Misalnya, di suatu divisi mengadakan meeting atau diskusi tanpa melibatkan kamu, yang sama-sama berkepentingan di dalam meeting tersebut.
Sering kali situasi diskriminasi ini tidak lepas dari politik yang membuat karyawan tidak ingin bertahan lebih lama di perusahaan dan memilih resign.