Budaya Gila Kerja, 5 Alasan Hustle Culture itu Toksik
Memposisikan pekerjaan di atas segalanya!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Apakah kamu sudah cukup mengenal istilah hustle culture? Para motivator banyak memberi pernyataan bahwa kunci sukses adalah kerja keras. Apakah kamu setuju dengan pernyataan tersebut? Kerja keras memang diperlukan untuk mencapai tujuanmu. Namun, yang salah adalah ketika kamu bekerja secara berlebihan tanpa memperdulikan aspek lain.
Nah! Hal tersebut disebut dengan hustle culture yaitu seseorang yang menempatkan pekerjaannya di atas segalanya. Kerja keras seperti itu termasuk toksik yang perlu kamu hindari. Lalu, alasan apa saja yang membuat hustle culture termasuk hal yang toksik? Simak 5 alasan hustle culture termasuk hal yang toksik berikut ini!
1. Berdampak buruk terhadap kesehatan
Alasan pertama mengapa hustle culture itu toksik yaitu karena hustle culture dapat berdampak buruk terhadap kesehatan, baik kesehatan fisik maupun kesehatan mental. Mengejar produktifitas tanpa memperhatikan kondisi tubuh, mengabaikan waktu tidur, mengabaikan jam makan, dan tidak ada waktu untuk bersantai sedikit pun akan mempengaruhi sistem metabolisme yang tidak menutup kemungkinan membawa tubuhmu pada kondisi buruk.
Penelitian pada 2018 yang dipublikasikan di Current Cardiology Reports, mengambil sampel subjek dari Eropa, Jepang, Korea Selatan, dan China. Hasilnya, mereka yang bekerja lebih dari 50 jam per minggu ditemukan memiliki peningkatan risiko penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular, seperti infark miokard (serangan jantung) dan penyakit jantung koroner. Selain itu, mereka yang gila kerja akan rentan mengalami cedera.
Selain masalah fisik, pekerjaan yang tidak henti akan berpengaruh terhadap kondisi fisik. Lelah, cemas, tekanan akan membuatmu stres dan frustasi. Kondisi diri yang stres, depresi terdapat kemungkinan berpengaruh terhadap kondisi fisik yaitu peningkatan tekanan darah dan detak jantung. Kamu terus mengejar produktifitas, sedangkan tubuhmu semakin lemah. Lalu, untuk apa semua hasil produktifitas itu bila kamu tidak bisa menikmati karena tubuhmu tidak sehat?
Baca Juga: 5 'Perlawanan' yang Boleh Dilakukan saat Merasa Orangtuamu Toksik
Baca Juga: 5 Tips Menjadi Perfeksionis-Produktif, Jangan Sampai Toksik
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.