TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Hal yang Dirasakan Fresh Grad Kala Cari Kerja Saat Pandemik

sulitnya cari kerja saat pandemik

ilustrasi sulitnya mencari kerja (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Pandemik berdampak pada segala sektor. Banyak pengusaha merugi dan kesempatan kerja semakin sedikit. Bagi fresh graduate, hal ini sama sekali tidak pernah dibayangkan. Status pengangguran ibarat mimpi buruk yang jadi kenyataan.

Mencari lowongan adalah rutinitas sehari-hari. Dari ratusan pekerjaan yang di lamar, tak sampai sepuluh panggilan yang didapatkan. Inilah suka duka cari kerja selama pandemik bagi fresh graduate.

1. Saingan tak hanya sesama fresh grad, tapi ribuan pelamar lain yang terkena PHK akibat pandemik

ilustrasi mencari kerja lewat internet (pexels.com/Judit Peter)

Peliknya nasib fresh graduate yang mencari kerja kala pandemik. Ketika dunia normal saja mencari kerja sulit bukan main. Apalagi sekarang, saingan bukan hanya sesama teman yang baru lulus, tapi juga ribuan pelamar lain yang di PHK akibat pandemik. 

Semua berusaha mendapatkan kerja demi memenuhi kebutuhan. Peluang kian kecil karena lulusan baru minim pengalaman. Sulitnya cari kerja saat pandemik adalah mimpi buruk bagi semua orang,

2. Melambatnya dunia usaha dan ekonomi membuat lowongan kerja tidak sebanyak biasanya

ilustrasi sulitnya mencari kerja (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Dunia usaha tidak sedang pada titik terbaiknya, bahkan cenderung merugi setiap hari. Ekonomi yang menurun tajam berdampak pada turunnya jumlah lowongan kerja.

Sementara lulusan baru selalu bertambah, tapi berbanding terbalik dengan kertersediaan lapangan pekerjaan. Tentu aja, masalah ini patut mendapat perhatian sebelum ledakan pengangguran terjadi. 

Baca Juga: Tips Cari Kerja selama Masih Resesi, Fresh Graduate Wajib Nyimak!

3. Naiknya angka pengangguran membuat fresh graduate takut, apakah mereka masih punya kesempatan

ilustrasi sulitnya cari kerja (pexels.com/Inzmam Khan)

Tak ada prediksi pasti kapan pandemik akan usai adalah mimpi buruk bagi fresh graduate yang mendambakan pekerjaan. Setiap hari berkutat mencari lowongan sambil berharap apakah kesempatan kerja bisa digenggam. 

Menahan perih kala mendapat notifikasi penolakan, atau ghosting dari rekrutmen yang tidak ada kejelasan soal posisi yag di lamar. Meski rasa optmis kerap naik turun, tak memupuskan harapan bagi lulusan baru untuk mendapat pekerjaan.

4. Tak perduli apakah lowongan sesuai dengan latar belakang pendidikan, asalkan bisa bekerja maka sudah bersyukur

ilustrasi wawancara kerja (pexels.com/Sora Shimazaki)

Waktu yang terus berjalan seolah jadi bom waktu. Tak lagi pilih-pilih kerjaan, bahkan jika job desk-nya melenceng jauh dari jurusan juga tak apa. Asalkan bisa kerja, maka urusan cocok atau tidak adalah belakangan. Sekiranya hal-hal tadi masih bisa dikompromikan, tak masalah meski harus banting setir dari tujuan utama.

5. Menghibur diri sambil mengucap sabar berkali-kali saat lihat teman bisa bekerja lebih dulu

ilustrasi wanita bersedih (pexels.com/Liza Summer)

Ada perasaan iri melihat teman bisa dapat kerja lebih dulu. Padahal, kamu juga berusaha keras, tapi kenapa kesempatan tak juga datang. Apa yang salah denganmu adalah pertanyaan yang seringkali kamu pikirkan. 

Meski begitu, kamu masih berusaha menghibur diri sendiri sambil mengucap sabar bahwa pekerjaan terbaik akan tiba jika sudah waktunya.

Baca Juga: 5 Modal Utama Fresh Graduate agar Survive di Dunia Kerja

Verified Writer

Cappucinotea *

Tohoshinki Enthusiast, Instagram: astri_meita

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya