TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Kesalahan Fatal ketika Menulis Artikel Review, Hindari!

Yuk, membuat review dengan cara yang benar

ilustrasi menulis artikel (unsplash.com/Glenn Carstens-Peters)

Review atau tinjauan dapat diartikan pula sebagai sebuah pandangan atau pendapat pribadi mengenai suatu hal. Ada banyak objek yang bisa dijadikan review, mulai dari makanan, film, game, produk elektronik, dan sebagainya. Pada dasarnya, menulis artikel review akan mengulas cukup detail mengenai objek yang menjadi bahan ulasan tersebut.

Nah, di luar sana ada banyak artikel review yang mengulas berbagai macam hal dengan gaya dan detail berbeda. Kamu pun bisa menulis artikel review dengan keren, kok, tentunya tanpa melakukan plagiat terhadap karya milik orang lain. Apa saja, sih, kesalahan fatal yang harus dihindari di saat membuat artikel review? Disimak, ya!

1. Tidak menguasai objek yang dijadikan bahan tinjauan

ilustrasi kebingungan mencari bahan tulisan (unsplash.com/Elisa Ventur)

Jangan sekali-kali mengulas sebuah hal yang tidak kamu kuasai dengan baik. Hal ini menjadi salah satu kesalahan fatal yang wajib dihindari jika ingin membuat review berkualitas. Ingat, ya, kamu bukan hanya diwajibkan mengenal objek yang dijadikan bahan review, tapi juga menguasai dan memahami akan semua detailnya.

Meninjau atau mengulas makanan, misalnya, tidak cukup hanya dengan ungkapan rasa pedas, manis, asin, atau asam. Akan lebih baik jika kamu bisa mengungkapkan bagaimana tekstur, jenis bumbu utama, harga, dan penerimaan jenis kuliner tersebut di wilayah mana ia dijual. Well, dengan kata lain, seorang reviewer atau pengulas juga harus memiliki hobi atau renjana yang berkenaan dengan objek yang menjadi bahan ulasan.

2. Tidak memiliki pengetahuan lebih terhadap objek ulasan

ilustrasi menulis bahan artikel (unsplash.com/Green Chameleon)

Menguasai poin nomor 1 di atas masih dirasa belum cukup. Seorang pengulas akan lebih baik jika mengetahui informasi dan pengetahuan lebih berkenaan dengan objek ulasan. Kalau ingin melakukan review terhadap game, misalnya, tidak cukup hanya memahami detail game tersebut. Lampirkan juga berbagai informasi dan pengetahuan tambahan untuk menambah bobot tulisanmu.

Informasi tersebut bisa berupa jenis platform yang digunakan, nama developer, judul lain yang sejenis, game pesaing, sejarah, dan bagaimana keterkaitannya dengan seri-seri lainnya jika ada. Bobot tulisan yang kita buat akan memberikan gambaran pada pembaca secara luas mengenai produk atau objek ulasan yang akan dibelinya.

Hal ini juga wajib kamu praktikkan ketika melakukan review sebuah film, produk elektronik, kendaraan, dan lainnya. Biasanya, pembaca atau penikmat review ingin mengetahui lebih luas tentang produk yang diulas tersebut jika dibandingkan dengan produk lainnya. Asalkan tidak menjatuhkan produk lain, hal ini masih sah untuk dilakukan.

Baca Juga: 5 Panduan Menulis Artikel SEO, Content Writer Pemula Wajib Simak!

3. Menulis secara tidak beraturan

ilustrasi menulis menggunakan pensil (unsplash.com/Thought Catalog)

Percuma saja kalau ulasanmu detail, tapi ditulis dengan cara yang acak-acakan. Belajarlah untuk menulis opini, ulasan, dan tinjauan dengan urut atau sistematis. Pada umumnya, pembaca lebih menyukai elemen teknis sebagai poin utama yang disampaikan terlebih dahulu. Untuk film dan game, elemen ini mencakup plot cerita serta faktor yang dinikmati sistem indra kita, seperti kualitas gambar, video, dan audio.

Adapun, untuk review makanan atau kuliner, biasanya poin awal yang dapat diungkapkan selain bentuknya adalah rasa khas dan tekstur yang dapat dirasa langsung di dalam mulut kita. Namun, hal ini cukup berbeda dengan ulasan gadget, produk elektronik, pakaian, dan alat transportasi, di mana bentuk (desain) dan fitur utama bisa kita tuliskan di bagian atas terlebih dahulu.

Kesimpulan dan skor (jika ada) ditulis di bagian akhir artikel. Masukkan juga kelebihan dan kekurangannya tanpa menjatuhkan produk yang sedang diulas. Jangan lupa berikan informasi di mana mendapatkan atau membelinya dan berapa harganya. Hal ini penting untuk diketahui oleh calon pembeli potensial yang sedang mengincar produk tersebut.

4. Menyalin hasil review milik orang lain

ilustrasi buku dan laptop (unsplash.com/Nick Morrison)

Plagiat merupakan kesalahan fatal yang seharusnya tidak dilakukan oleh penulis. Membuat sebuah review juga wajib dijauhkan dari plagiarisme atau penjiplakan karena itu sama artinya dengan mencuri. Jadilah diri sendiri dan percayalah bahwa kamu mampu menulis dengan gaya bahasamu sendiri.

Untuk menghindari plagiarisme atau pencurian konten, kamu bisa belajar mengulas hal-hal kecil terlebih dahulu. Boleh saja membaca ulasan milik orang lain, tapi cukup jadikan inspirasi dan tambahan informasi berguna mengenai objek ulasan. So, menjadi diri sendiri dalam dunia tulis-menulis bisa dilatih sejak dini untuk membawamu ke jalan reviewer atau pengulas profesional.

Baca Juga: 5 Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Menulis Artikel Kuliner, Catat!

Verified Writer

Dahli Anggara

Age quod agis...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya