TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Alasan Fresh Graduate Sulit Dapat Kerja, Coba Introspeksi Diri!

Jangan terlalu pemilih jika belum berpengalaman

ilustrasi wawancara kerja (pexels.com/Anna Shvets)

Saat pertama kali memulai kuliah, mungkin kita membayangkan akan langsung mendapat pekerjaan yang kita inginkan setelah lulus. Namun, kehidupan setelah kuliah tenyata tidak seindah itu, terbukti dengan banyaknya fresh graduate atau lulusan baru yang kesulitan mendapat pekerjaan.

Seringkali, banyak orang yang langsung berburuk sangka bahwa penolakan kerja terjadi karena adanya kecurangan atau orang dalam. Padahal, kita seharusnya introspeksi diri terlebih dahulu, mungkin saja masalahnya ada pada diri kita sendiri. Tidak ada salahnya untuk evaluasi diri dan mengetahui terlebih dahulu alasan fresh graduate sulit diterima kerja. Simak dan renungkan agar kamu bisa memperbaiki diri!

1. Selalu mengirim CV yang sama untuk semua perusahaan

ilustrasi curriculum vitae (pexels.com/Lukas)

Curriculum vitae merupakan dokumen penting yang pasti dikirimkan saat melamar kerja. Maka dari itu, CV harus dibuat sebaik mungkin untuk dapat menarik perhatian HRD, jika CV-mu kurang bagus, maka kamu tidak akan lanjut ke tahap berikutnya. Namun, banyak fresh graduate yang menganggap sepele dan membuat CV dengan asal-asalan.

Banyak fresh graduate yang menyebar CV yang sama di puluhan perusahaan. Padahal, isi dari CV juga harus disesuaikan dengan jobdesk dan perusahaan yang kamu lamar. Persiapkanlah beberapa CV sesuai dengan posisi dan jobdesk pekerjaan, jangan malas untuk update CV setiap ada peningkatan skill

2. Coba cek kata pembuka di body email

ilustrasi mengirim email (unsplash.com/Sigmund)

Banyak pelamar yang mengirim email ke HRD seperti mengirim pesan ke teman, hanya ada ucapan selamat pagi dan tidak ada perkenalan diri, ada juga yang mengirim file lamaran saja tanpa disertai body email. Hal ini mungkin sering dianggap sepele, tapi ternyata HRD sering memperhatikan hal ini, lho, karena menyangkut masalah etika dan attitude

Ketika mengirim lamaran pekerjaan, tulis juga body email-nya, isi dengan perkenalan diri, sumber informasi lowongan tersebut tersebut serta maksud mengirim email. Gunakan bahasa yang sopan tetapi tidak kaku. Jika menggunakan bahasa Inggris, pastikan penulisan dan tata bahasamu benar.

3. Latar belakang pendidikan berbeda dengan posisi pekerjaan

ilustrasi bekerja (unsplash.com/Mimi Thian)

Sekarang ini career shifting memang sedang tren, diawali oleh pandemik covid-19 yang mengharuskan orang-orang untuk keluar dari zona nyaman dan memilih jalur karir yang berbeda dari latar belakangnya. Tentunya, ini bukanlah hal yang mudah, pasti kamu menghadapi berbagai masalah seperti banyaknya pesaing dan kekurangan skill.

Misalnya, kamu kuliah di jurusan akutansi, namun memutuskan untuk mendaftar pekerjaan di bidang public relation. Tentunya, kamu akan menemui banyak masalah, diantaranya seperti kurangnya kemampuan public speaking atau banyaknya pesaing yang berasal dari jurusan PR dan komunikasi. Namun, jangan sedih dulu, kamu bisa mengikuti workshop, kursus online atau sertifikasi yang berhubungan dengan bidang pekerjaan yang ingin kamu lamar, hal tersebut akan menjadi nilai plus di mata HRD.

4. Terobsesi memiliki gaji yang besar

ilustrasi gaji (pexels.com/Karolina Grabowska)

Setiap orang pasti mempunyai standart gajinya masing-masing, tergantung dari kebutuhan hidupnya sehari-hari. Siapa yang tidak ingin memiliki gaji besar? apalagi untuk fresh graduate, rasanya bahagia sekali jika bisa mendapatkan gaji di atas UMR. Sayangnya, jarang sekali ada perusahaan yang merekrut fresh graduate dengan gaji tinggi, kecuali kalau kamu memiliki skill khusus. 

Pegawai yang di gaji tinggi, pasti memiliki tanggung jawab yang besar pula. Sebagai fresh graduate yang belum punya pengalaman kerja, sepertinya gaji UMR sudah sangat cukup, tinggal kamu yang harus menyesuaikan gaji tersebut dengan kebutuhan hidupmu. Nantinya, kamu juga akan berpeluang untuk naik gaji jika kinerjamu bagus.

5. Terlalu gengsi ingin bekerja di perusahaan bonafit

ilustrasi stress (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Siapa yang tidak ingin bekerja di perusahaan bonafit seperti BUMN dan multi-national company? Perusahaan tersebut banyak dipilih oleh job seeker karena jumlah gaji dan tunjangan yang diberikan tinggi, tentunya merupakan suatu kebanggan ketika kita berhasil diterima kerja di perusahaan besar. Sebenarnya, boleh saja memiliki impian untuk bekerja di perusahaan tertentu, namun kamu harus realistis juga, ya.

Apalagi, jika kamu belum memiliki pengalaman dan skill yang mumpuni. Sebagai fresh graduate, tidak ada salahnya untuk mendaftar di start-up yang baru berkembang atau mendaftar magang terlebih dahulu. Jangan sampai karena obsesimu untuk bekerja di perusahaan besar, kamu malah menolak kesempatan dari perusahaan lain yang ingin merekrutmu.

Verified Writer

Delweys Octoria

Hi, bestie! Have a great day!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya