TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Manfaat Pilih Urban Farmer sebagai Pekerjaan Sampingan

Pekerjaan yang mengurangi polusi dan stres

ilustrasi berkebun (pexels.com/greta-hoffman)

Urban farming atau pertanian urban banyak ditemui di area perkotaan. Urban farming sendiri merupakan pertanian yang memanfaatkan lahan sempit atau padat penduduk. Pelaku urban farming sendiri disebut urban farmer atau petani urban.

Sama seperti pertanian pada umumnya, urban farmer juga menanam berbagai komoditas sayur dan buah yang dibutuhkan masyarakat. Menjadi urban farmer tidak serta merta membuatmu harus mengganti karier dan pekerjaan utama. Berikut beberapa keuntungan menjadikan urban farmer sebagai pekerjaan sampingan. 

1. Pekerjaan ramah lingkungan

ilustrasi menyiram tanaman (pexels.com/gustavo-fring)

Petani merupakan jenis pekerjaan hijau atau pekerjaan yang ramah lingkungan. Karena, kegiatan bercocok tanam memberi dampak positif pada pengurangan jejak karbon dan peningkatan pelestarian lingkungan.

Dengan adanya pertanian urban, kamu sudah menciptakan ruang hijau di sela-sela pemukiman kota yang padat. Tumbuh-tumbuhan yang kamu tanam akan menghasilkan udara bersih, serta menyerap polusi dan karbon dioksida. Ini bisa jadi salah satu cara mengurangi isu pencemaran udara.

Baca Juga: 5 Alasan Berkebun Bisa Hilangkan Sifat Pelupa untuk Orang Tua

2. Banyak pilihan sistem pertanian

ilustrasi hidroponik (pexels.com/anntarazevich)

Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat, pertanian tidak lagi terpaku pada sistem konvensional dengan tanah dan lokasi yang horizontal. Banyak pilihan sistem pertanian dan media tanam yang bisa kamu aplikasikan di lahan sempit. 

Contohnya, menanam melalui media air atau menanam secara hidroponik. Sistem hidroponik sangat efisien dan efektif diterapkan di area perkotaan. Kamu tidak lagi membutuhkan media tanam berupa tanah yang sering kali menghabiskan lahan.

Pertanian urban juga tidak membutuhkan lahan yang luas. Kamu juga bisa memanfaatkan lahan terbatas di sekitar rumahmu, misalnya pekarangan rumah, rooftop, hingga balkon. 

3. Tidak banyak menyita banyak waktu

ilustrasi berkebun (pexels.com/centre-for-ageing-better)

Secara umum, masa penting bercocok tanam adalah ketika penyemaian, pemupukan, dan panen. Selain masa tersebut, kamu hanya perlu melakukan perawatan termasuk menyiram dan menyiangi tanaman.

Bercocok tanam memang membutuhkan proses yang panjang. Meskipun begitu, berkebun tidak serta merta menyita waktu pekerjaan utamamu. Berkebun juga bisa jadi sarana rekreasi untuk melepas penat selepas bekerja.

Kamu pasti bisa memanajemen waktu untuk pekerjaan utama dan pekerjaan sampingan. Kamu bisa menyelesaikan pekerjaan utamamu terlebih dahulu, baru setelah itu kamu bisa mengurus lahan pertanian setelah pekerjaan utama selesai.

4. Memasok bahan pangan lokal

ilustrasi sayur-sayuran (pexels.com/bohlemedia)

Di daerah perkotaan, sayuran dan buah segar sering kali sulit didapatkan, dan harganya cenderung mahal. Pertanian perkotaan jadi solusi untuk memasok sayuran-sayuran segar. Hal ini karena akses dan distribusi sayuran cukup dekat dan mudah dijangkau.

Pertanian perkotaan juga mampu memberikan akses pada penduduk lokal untuk mendapatkan makanan yang bernutrisi dan sehat. Dengan menjadi petani urban, kamu dapat memasok berbagai jenis sayuran dan buah untuk restoran dan toko lokal. Ini salah satu cara menyejahterakan komunitas lokal, loh.

Baca Juga: 4 Langkah Ciptakan Greenhouse Mini, Inovasi Berkebun di Lahan Sempit

Verified Writer

Ema Endrawati

Temannya burung hantu

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya