TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tips Cari Kerja saat Pandemik, Ada Kiat buat Online Interview Juga lho

#IDNTimesLife Dapet bocoran langsung dari HR, nih

Live IDN Times Youtube dan Facebook dengan tema Tips Cari Kerja Saat Pandemik, Rabu 11 November 2020. IDN Times/ Fajar Laksmita

Sulitnya mencari pekerjaan bagi para jobseeker dan fresh graduate merupakan isu yang sudah ada sejak lama. Dengan kondisi ekonomi di era pandemik sekarang, masalah ini makin meluas beriringan dengan banyaknya perusahaan yang memutus hubungan kerja karyawan.

Berangkat dari persoalan ini, IDN Times mengadakan Ngobrol Seru secara live streaming di Youtube dan Facebook dengan tema "Tips Mencari Kerja Saat Pandemik?". Acara yang berlangsung pada Rabu (11/11/2020) pukul 19.00-20.00 WIB ini menghadirkan dua narasumber di bidang HR, yaitu Albert Mahendra (Human Resource Officer Jakmall.com) dan Karoline A. Sinaga, M.Psi, Psi (HR Practitioner and Psychologist). Yuk intip keseruan diskusi yang telah kami rangkum berikut!

1. Bagaimana tren pencarian kerja selama pandemik menurut kaca mata HR?

pexels.com/Negative Space

Pandemik COVID-19 yang telah berlangsung selama lebih dari 8 bulan berdampak signifikan di berbagai sektor. Selain kesehatan, bidang yang paling berimbas karena situasi ini adalah ekonomi yang terlihat mengalami penurunan di Q2 dan Q3. 

Kondisi seperti sekarang membentuk kebiasaan baru di setiap lini kehidupan. Orang-orang ada yang bekerja dari rumah, tren pencarian kerja pun lebih beragam. HR Practitioner and Psychologist, Karoline A. Sinaga, M.Psi, Psi., menjelaskan bahwa tren pencarian kerja masih sama. Namun ada kebutuhan bidang tertentu yang meningkat, seperti dari kesehatan dan kreatif.

"Kalau dari saya, bidang mining banyak yang di luar Jakarta itu sudah pasti, karena lahan tambang banyak yang di luar Jakarta. Perkembangan COVID-19 tidak semasif di luar Jakarta, jadi menurut saya masih aktif. Rata-rata sama sih, kebutuhan dari segi operasional mining dan kebutuhan kantor. Tapi secara garis besar, kebutuhan yang meningkat dari kesehatan dan kreatif", jelasnya. 

Sementara itu, Albert Mahendra, Human Resource Officer Jakmall.com, mengatakan bahwa kebutuhan karyawan di posisi IT atau tim developer meningkat pada perusahaan marketplace.

"Kebetulan Jakmall itu perusahaan marketplace. Jadi kalau dari saya sendiri lebih banyak mengenai tentang tim IT atau tim developer. Jadi banyak cari programmer sama bagaimana menaikkan penjualan dan sebagainya, atau tim kreatif kita juga masih cari. Tapi kebanyakan dari tim IT", tambah pria lulusan Sanata Dharma ini. 

2. Kompetisi jobseeker yang pro hire atau experience hire lebih lebih longgar daripada fresh graduate

pexels.com/picjumbo.com

Albert yang merupakan HR di bidang perusahaan marketplace ini mengaku bahwa pihaknya terus mencari kandidat karyawan. Namun, beberapa bulan di awal pandemik memang sempat freeze karena harus menyesuaikan dengan proses. 

"Kalau di mata saya, lowongan kerja tidak sedikit sama sekali. Maksudnya saya juga nyari terus. Bahkan beberapa kandidat sudah ACC dengan kita dan hampir sign kontrak pun bisa pergi, lalu gak jadi sign kontrak sama kita. Justru saya merasa teman-teman yang apply di portal kita semakin banyak. Cuma yang saya rasakan kualitas mungkin jauh. Mungkin ada orang yang berpendapat bahwa yang penting apply dulu, gak penting skills, kamu cocok apa gak nanti bisa di-training dari situ. Saya sendiri kalau terlalu jauh ya gak ambil juga", terang pria asal Jogja ini.

Sementara itu, Karoline yang merupakan praktisi HR dan psikolog di perusahaan sektormining, mengatakan bahwa fresh fraduate mungkin lebih sulit dapat pekerjaan dari sebelumnya. 

"Mungkin iya lebih sulit di masa awal terutama teman-teman fresh graduate. Banyak yang curhat untuk lulusan generasi 2019 dan 2020. Tapi untuk yang pro hire atau yang sudah di experience hire itu, kendalanya hanya di masa awal. Sebab perusahaan yang tadinya mode aktif terus jadi saving mode, lalu dari rekrutmen kembali normal. Jadi untuk yang pro hire gak terlalu, tapi untuk yang fresh graduate mungkin lebih sulit dari sebelumnya", ungkap Karoline. 

Baca Juga: Lagi Cari Kerja, Perguruan Tinggi Ini Buka Lowongan Lho 

3. Lantas, skills apa yang harus dimiliki oleh fresh graduate saat mencari kerja di tengah pandemik?

pexels.com/fauxels

Bagi Karoline, hal mendasar yang perlu diperhatikan bagi para jobseeker, baik itu yang pro hire atau yang fresh graduate adalah aware dengan kondisi saat ini yang serba tidak bisa diprediksi. 

"Tadinya mungkin kita punya reverence terhadap satu spesialisasi tersendiri.  Misalnya saya lulusan psikologi, pokoknya hanya mau pekerjaan yang di psikologi saja. Tapi kalau misalnya kita aware sama kondisi sekarang, kita harus ubah mindset kita. Jadi yang tadinya maunya spesialis itu, mungkin kita harus open opportunity di bidang lain juga. Sehingga dari situ kita bisa tentukan skill mana yang harus kita kembangkan. Jadi semuanya harus sesuai kebutuhan. Jangan karena kita maunya di bidang yang sama, lantas menutup untuk open atau belajar skill lain", tambah Karoline. 

Praktisi HR di bidang tambang ini juga membocorkan keahlian yang harus dipelajari oleh para fresh graduate. Dua di antaranya adalah communication skill dan kemampuan bahasa asing. 

"Berkomunikasi menjadi nilai plus jika kita tidak hanya berkomunikasi lewat satu bahasa saja atau bahasa Ibu, tapi juga bahasa inggris profesional. Lebih baik kalau misalnya ke perusahaan korea bisa bahasa mereka juga, at least perkenalan", ujarnya. 

4. Albert membagikan bocoran agar wawancara kerja secara online memberi kesan bagi HR atau interviewer

pexels.com/ Tima Miroshnichenko

Menurut pengalaman Albert, wawancara online tidak jauh berbeda dengan wawancara secara offline. Hal yang membedakan adalah kehadiran yang tidak terasa, karena tidak dapat melihat kesan pertama seperti misalnya saat calon kandidat terlambat. 

"Mungkin pertama tetap be yourself, intinya interview itu mencari tahu apakah kandidat bisa klop dengan team dan satu sama lain. Bahkan saya pernah datang di sebuah seminar, ada perusahaan yang sharing kalau tahap recruitmentnya itu unik seperti main game Pro Evolution Soccer, karena semua di team nya main game itu semua. Kalau bisa main game itu dan kualifikasinya terpenuhi ya diterima perusahaan itu. Kedua adalah tetap mencari tahu tentang perusahaan yang kalian apply. Jangan kalian apply ke perusahaan yang kalian gak tahu perusahaan apa, bidangnya apa, kalian nanti mau menangani apa", tambah HRO di Jakmall ini. 

Sementara menurut Karoline, hal terpenting saat wawancara adalah interviewee mampu menjawab pertanyaan secara sistematis. Ketika mereka menjawab pertanyaan sistematis dan clear merupakan poin plus bagi recruiter. 

"Pada saat ditanya gak melenceng dari pertanyaannya, gak banyak keraguan saat menjawab. Pada saat menjelaskan soal A, jelaskan secara lengkap dari A-Z. Jangan sampai ditanya A, ya udah jawab A aja. Dia gak explain secara keseluruhan berarti kita melihat itu kok kayak gak niat, ditanya A kok gak ngomong banyak", tambah Karoline

Baca Juga: 5 Situs Lowongan Kerja Terpercaya Buat Kamu yang Lagi Cari Kerja

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya