Sebenarnya Hal Inilah yang Menentukan Kesuksesan Seorang Pengusaha
Yakin kamu layak disebut pengusaha sukses?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kesuksesan seorang pengusaha bukan cuma ditentukan oleh seberapa besar keuntungannya. Namun, ditentukan oleh seberapa mampu dia memberikan manfaat ke masyarakat, termasuk kaum difabel.
Kita semua tahu kalau kaum difabel mendapatkan stigma dari masyarakat. Namun, tahukah kamu kalau disabilitas masih terbagi ke dalam beberapa jenis? Ada yang disabilitas dalam segi fisik dan ada juga yang dalam segi intelektual. Seorang pengusaha muda bernama Yohana Christina yang jadi peserta kompetisi sociopreneur Gerakan Secangkir Semangat #buatnyatatujuanmu berinisiatif untuk mendirikan tahu bakso dengan penyandang disabilitas intelektual sebagai pegawainya.
Berkat idenya ini, Yohana berhasil lolos ke babak 20 besar karena idenya mampu membawa dampak positif bagi masyarakat. Gerakan Secangkir Semangat #buatnyatatujuanmu persembahan Kapal Api memberikan wadah bagi Yohana untuk menggali lebih dalam lagi mengenai bisnisnya, melalui serangkaian program yang dilalui mulai dari tahap pembuatan model bisnis sosial, mentoring, hingga prototyping.
Ingin tahu seperti apa profil bisnis dari Yohana? Simak terus yuk!
1. Bisnisnya diberi nama ‘Project 4T: Tahu Abad 21’
Yohana Christina, wanita asal Semarang ini mendirikan bisnis yang ia beri nama Project 4T: Tahu Abad 21. Kata “4T” yang dibaca “empati” ini adalah ruh dari bisnis yang ia bangun. Melalui bisnis tahu baksonya, Yohana ingin menunjukkan kalau penyandang disabilitas intelektual pun bisa berkarya apabila dilatih dengan tepat.
Yohana melihat bahwa realita yang ada dirasa masih kurang sesuai karena banyak pekerjaan yang lebih memilih memperkerjakan penyandang disabilitas fisik yang dianggap lebih bisa beradaptasi dengan orang-orang non-difabel. Sedangkan penyandang disabilitas intelektual kurang mendapatkan kesempatan yang sama. Disparitas dalam penyerapan tenaga kerja ini membuat Yohana lebih memilih untuk mempekerjakan penyandang disabilitas intelektual. Oleh karena itu, ia menamai produknya Tahu Empati.
Yohana telah melihat langsung kalau penyandang disabilitas mampu memproduksi tahu bakso yang berkualitas. Yohana menceritakan kepada IDN Times kalau dia pernah bekerja di industri retail makanan yang salah satu produknya adalah tahu bakso. Menurutnya, membuat tahu bakso sangatlah sederhana sehingga semua orang pasti bisa melakukannya.
“Saya melakukan training ke beberapa SLB (Sekolah Luar Biasa) dan ternyata mereka bisa melakukannya,” kata Yohana.