TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Punya Bisnis Omset Jutaan, Tiru Yuk Kunci Sukses 3 Entrepreneur Ini

Siap sukses sejak muda?

Pinterest.com

Pasti banyak dari kamu di sini yang sekarang bekerja sebagai seorang pegawai di suatu perusahaan. Walau memberikan pendapatan yang terbilang stabil, pasti ada aja titik yang membuatmu penat. Nah, kalau kamu sedang merasakan titik jenuh dengan apa yang kamu kerjakan sekarang, nggak ada salahnya loh untuk memulai sesuatu yang baru.

Nah, coba deh belajar dari beberapa calon sociopreneur muda ini yang sedang membangun usahanya dari nol. Simak yuk ceritanya!

1. Fikri Alyandra berangkat dari masalah sekitar, modifikasi limbah jadi barang bernilai tinggi

IDN Times/Ester Ajeng

Siapa sangka ampas tebu yang biasanya dibuang atau ban bekas yang dibiarkan menumpuk ternyata masih bisa dimanfaatkan menjadi barang yang bernilai tinggi loh. Fikri Alyandra adalah seorang pengusaha di bidang properti yang peka dalam melihat permasalahan di lingkungannya. Ia berhasil mengubah hal-hal yang selama ini dianggap sampah menjadi suatu hal yang berharga.

Berangkat dari ampas tebu, limbah ban bekas dan plastik, Fikri membuat PARAMPA! Sebuah papan partikel yang terbuat dari ampas tebu dengan perekat plastik PP dan limbah karet ban. Salah satu semangat Fikri adalah untuk menyediakan papan partikel untuk masyarakat Indonesia yang bisa diproduksi sendiri dengan limbah, mengingat papan partikel lainnya terbuat dari kayu alam maupun tanaman industri di mana 85% berasal dari impor.

Fikri mengakui dengan ide bisnisnya, ia dapat membantu daerahnya untuk mengurangi permasalahan limbah, hal ini disampaikannya lewat wawancara bersama Tim IDN Times.

“Saat ini PARAMPA! berusaha pergi ke pabrik-pabrik gula karena nilai ekonomisnya ada, selain itu dengan PARAMPA! Kami dapat menyelesaikan masalah limbah karena dapat mengurangi limbah ampas tebu dan ban bekas,” ujar Fikri.

Usahanya dalam memodifikasi limbah juga tidak hanya memberikan dampak positif untuk lingkungan, tetapi juga untuk masyarakat sekitar.

“PARAMPA! juga mampu memberdayakan masyarakat dan mengembangkan produk yang ramah lingkungan,” tandas Fikri. Ada yang mau mengikuti jejak Fikri?

2. Hera Wijaya libatkan pemuda pengangguran di sekitarnya ke dalam bisnisnya

IDN Times/Ester Ajeng

Memanfaatkan buah pisang, jantung pisang bahkan batang pisang sih sudah biasa. Mau tahu yang beda? Coba tengok Hera Wijaya yang memanfaatkan bonggol pisang atau bagian akar yang biasanya dibuang ketika pisang sudah panen.

Berangkat dari keresahannya terhadap banjir yang terjadi di Indramayu beberapa tahun silam, ia mencari tahu penyebab terjadinya hal ini. Ternyata, salah satu penyebabnya adalah banyaknya petani yang membuang bonggol pisang sembarangan. Dari sini lah semangatnya tumbuh untuk memanfaatkan bonggol pisang ini agar tidak terbuang sia-sia dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.

Lewat Kerupuk Bongsang Hera dan kawan-kawan termotivasi untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan sekaligus sosial. Lewat Kerupuk Bongsang, ia ingin menurunkan angka pengangguran yang cenderung tinggi di Jawa Barat. Salah satu caranya adalah dengan mengedukasi masyarakat untuk tidak membuang bonggol pisang.

“Bekerja sama dengan Dinas Perindustrian dan Kesehatan kami melakukan uji lab gizi untuk mengetahui kandungan yang terdapat dalam bonggol pisang. Ternyata kandungan gizinya sangat banyak, bahkan bisa diolah menjadi produk lainnya seperti tepung dan masker,” ujar Hera.

Pemanfaatan bonggol pisang ini sudah terlihat manfaatnya secara langsung untuk masyarakat. Hal ini diakui Hera bahwa setelah adanya pelatihan, masyarakat menjadi lebih sadar bahwa bonggol pisang masih bisa dimanfaatkan sebelum dibuang. Selain itu, angka pengangguran dari pemuda yang putus sekolah juga bisa lebih ditekan karena dapat menjadi mitra mandiri pembuatan kerupuk bonggol pisang di rumah masing-masing. Ternyata dampak positif yang diberikan banyak banget ya!

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya