TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Hal Umum Penyebab Karyawan Resign, Bukan Hanya Gaji

Mending resign daripada berisiko kena penyakit jantung

ilustrasi pria berdasi (pexels.com/Craig Adderley)

Ketika seseorang memutuskan keluar dari pekerjaannya saat ini, tak membuatnya serta merta menjadi orang yang gak bersyukur, mengingat masih banyak di luar sana yang jadi pengangguran. Karena hidup manusia bukan hanya perkara pemenuhan kebutuhan makan saja.

Kebutuhan untuk dihargai, mendapat lingkungan yang nyaman pun tak kalah penting. Karena itulah, ada banyak alasan yang bisa memicu karyawan resign dan mencari tempat baru. Apa saja?

1. Tak ada perkembangan karier

ilustrasi wanita karier (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Bertahun-tahun menghadapi jenis pekerjaan yang sama, plus jabatan yang juga tak ada peningkatan, bisa membuat karyawan yang punya potensi besar akhirnya memutuskan untuk keluar. Hal ini biasanya terjadi pada perusahaan dengan manajemen kaku, yakni titah atasan selalu nomor satu.

Kultur seperti itu, membuat banyak ide-ide baru dan cemerlang dari karyawan yang tidak digubris. Akhirnya, mereka hanya mengerjakan apa yang disuruh dan demi membuat atasan senang saja. Ini, yang membuat banyak karyawan akhirnya jenuh.

2. Gaji

ilustrasi menghitung uang (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Yup, gaji memang faktor krusial alasan karyawan bertahan. Walaupun bukan satu-satunya perkara penting dalam hidup manusia, tapi urusan perut jadi yang utama.

Percuma titel jabatannya indah di telinga, tapi gaji seadanya. Tiap gajian bukannya semringah, tapi ruwet buat menutup utang sana-sini akibat gaji yang ada tak bisa memenuhi kebutuhan hidup. Siapa yang betah, kalau kerja hanya untuk bayar utang?

Baca Juga: Sebelum Memutuskan Resign, 5 Hal Wajib Kamu Pertimbangkan

3. Lingkungan kerja gak nyaman

ilustrasi suasana kantor (pexels.com/Jonathan Borba)

Gajinya sudah besar, fasilitas dari perusahaan pun banyak, tapi lingkungan kerja gak nyaman, bisa bikin karyawan akhirnya resign. Atasan yang menyebalkan dan sering memberikan tugas yang menguji tingkat kewarasan, rekan kerja penjilat dan menusuk di belakang, bisa membuat karyawan jadi stres dan tidak bersemangat untuk kerja.

Jika ini berlangsung terus-menerus, gak cuma bisa merusak kesehatan mental, tapi juga kesehatan fisik. Melansir Human Resources Director Magazine, berdasarkan hasil studi yang dimuat dalam International Journal of Environment Research and Public Health, stres yang muncul di lingkungan kerja terbukti meningkatkan risiko karyawan terkena penyakit kardiovaskular, yang menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), adalah penyakit pembunuh nomor satu di dunia.

Hasil penelitian tersebut menemukan, mereka yang mengalami stres di tempat kerja, cenderung mengalami tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes. Para peneliti juga menemukan, karyawan yang sering mengalami stres cenderung memiliki kebiasaan merokok serta mengalami obesitas. Semua itu, akan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.

4. Ingin beralih karier

ilustrasi kreator konten (pexels.com/Ivan Samkov)

Manusia bisa berubah. Meski profesinya saat ini sudah sesuai dengan jurusan kuliah yang dipilih, bisa jadi di tengah jalan, menemukan profesi lain yang ternyata lebih ia sukai untuk dijalani.

Peralihan karier seperti ini bukanlah hal baru. Sudah banyak contohnya, yang keluar dari perusahaan meski sudah bergaji besar, karena ingin jadi blogger, atau mendirikan bisnis sendiri, atau karena ingin jadi konten kreator yang jam kerjanya bisa lebih fleksibel.

Baca Juga: 5 Etika Resign dari Tempat Kerja, Jangan Main Kabur Aja!

Verified Writer

L A L A

I fear not the man who has practiced 10,000 kicks once, but I fear the man who has practiced one kick 10,000 times (Bruce Lee)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya