TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Karakter Bad Leader yang Malah Jadi Beban Organisasi

Di otaknya cuma mikirin untung!

ilustrasi atasan (pexels.com/Sora Shimazaki)

Buat kamu yang pernah bekerja dengan orang lain mungkin punya gambaran umum seperti apa pemimpin yang baik dan enggak. Saat berada di posisi followers sangatlah mudah untuk men-judge dan menganggap kalau kamu bisa melakukan apa yang leader kerjakan dengan lebih baik. Tapi, setelah ganti posisi belum tentu klaim yang kamu katakan itu bisa jadi kenyataan.

Seperti diketahui, menjadi seorang leader itu gak gampang. Berada di posisi puncak gak selamanya menjamin bahwa seseorang merupakan leader yang baik. Tak jarang leader yang mestinya bisa membantu organisasi untuk mencapai target malah jadi beban.

Nah, sebagai bahan koreksi diri sebaiknya kenali sejak dini apa saja karakter bad leader yang mesti kamu ubah. Untuk lebih jelasnya, simak terus ulasan di bawah ini, ya.

Baca Juga: DIY Cara Membersihkan Noda di Dinding Putih, Gak Bikin Rusak!

1. Sulit untuk mengikuti

ilustrasi stres kerja (pexels.com/ANTONI SHKRABA)

Good leaders are often good followers.

Ada alasan penting kenapa kalimat di atas bisa muncul. Seorang atasan yang sama sekali belum pernah mencicipi berada di posisi bawah atau menjadi seorang followers biasanya akan kesulitan menjadi pemimpin yang baik dan diandalkan.

Kenapa bisa begitu? Leader yang gak pernah mengikuti orang lain akan susah untuk berempati atau memahami apa yang dibutuhkan pengikutnya sehingga target bisa tercapai.

Gak hanya itu, the best leader umumnya tahu kapan harus mengambil langkah mundur dan memberikan ruang bagi pengikutnya yang jelas punya pengalaman atau kemampuan lebih dibanding dirinya. Sebaliknya, bad leader biasanya walaupun sadar diri bahwa skill yang dimiliki berada di bawah, tapi karena gengsi enggan mengakui dan malah menghalang-halangi bawahan yang punya kemampuan lebih.

2. Haus pengakuan

ilustrasi pria minum teh (unsplash.com/Bishrelt Erdenebayar)

Sangatlah manusiawi jika kamu ingin meninggalkan jejak bersejarah selama hidup. Misalnya saja, lewat prestasi di tempat kerja. Hanya saja, pemimpin yang baik gak menjadikan hal itu sebagai fokus utama, lho.

Sebaliknya, bad leader sangat berambisi dengan image berkilau yang gak jarang akan mendorong ke berbagai tindakan tidak etis atau target yang gak masuk akal. Fenomena ini contohnya bisa terlihat pada banyaknya proyek yang mangkrak akibat tidak mampu dieksekusi dengan baik karena terlalu fantastis.

3. Keberhasilan pribadi, kegagalan kolektif

ilustrasi sebal (pexels.com/Polina Zimmerman)

Karakter ini masih berkaitan erat dengan keinginan untuk meninggalkan nama baik atau legacy. Akibat terlalu fokus pada membangun image diri sampai-sampai memunculkan sifat tak tahu malu. Giliran berhasil diakui secara pribadi. Sebaliknya, saat gagal semua pihak disalahkan.

Karakter pemimpin seperti ini bisa menjatuhkan moral tim sehingga tujuan besar organisasi akan sulit tercapai. Siapa yang bakal termotivasi untuk kerja keras kalau giliran berhasil gak diakui sama sekali. Akhirnya, leader yang mestinya bisa jadi aset berharga malah jadi beban bersama.

4. Menghindari konflik

ilustrasi menyilangkan tangan (pexels.com/Ono Kosuki)

Selama berkaitan dengan hubungan antara sesama manusia pasti konflik personal gak akan bisa dihindarkan. Seorang good leader gak akan diam saja atau menutup mata ketika ini terjadi, karena cepat atau lambat bisa memengaruhi produktivitas.

Berbeda sekali dengan bad leader yang mau gampangnya doang. Gak peduli kondisi dalam tim sangat tidak kondusif, para pengikutnya dipaksa untuk tetap profesional dan bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Untuk jangka pendek mungkin efektif. Tapi, dalam jangka panjang iklim bekerja yang tidak nyaman tentu bakal berpengaruh pada rendahnya motivasi karyawan.

Baca Juga: 7 Alasan yang Bikin Good Talent Resign, Team Leader Harus Peka!

Verified Writer

L A L A

I fear not the man who has practiced 10,000 kicks once, but I fear the man who has practiced one kick 10,000 times (Bruce Lee)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya