Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Pasangan yang akan menikah biasanya mulai merencanakan kehidupan yang akan dijalani nantinya setelah sah menjadi suami istri. Mulai dari tempat tinggal, pembagian tugas suami istri, dan pola asuh anak. Apakah si anak akan diasuh sepenuhnya oleh istri ataupun mempekerjakan seorang baby sitter untuk membantu dalam proses pengasuhan.
Berbicara tentang pola asuh anak, hal ini akan berhubungan dengan pekerjaan istri. Apakah si istri akan keluar dari pekerjaannya untuk menjadi ibu rumah tangga, atau tetap bekerja.
Gak sedikit perempuan yang memilih untuk resign dan menjadi ibu rumah tangga setelah mereka menikah. Jika kamu adalah salah satunya, berikut deretan pertimbangan sebelum benar-benar memutuskan untuk berhenti dari pekerjaanmu.
1. Apakah kamu siap melepas karier yang sudah dibangun dengan susah payah?
ilustrasi resign dari pekerjaan (freepik.com/pressfoto) Posisimu saat ini adalah hasil dari perjuangan yang panjang dan tentunya melelahkan. Sebelum benar-benar memutuskan untuk resign, tanyakan pada dirimu sendiri apakah sudah siap untuk melepaskan karier yang dibangun dengan susah payah atau sebenarnya kamu masih ingin berkarya dan bekerja.
2. Dari punya gaji tetap menjadi seorang yang gak berpenghasilan, apakah kamu bisa beradaptasi?
ilustrasi tak punya pemasukan (unsplash.com/towfiqu barbhuiya) Perempuan karier memang mandiri dalam segala hal, khususnya keuangan. Ia punya pendapatan tetap per bulan untuk biaya hidup dan keperluan lainnya. Bahkan, selain mencukupi diri sendiri terkadang juga mampu memberi bantuan finansial kepada orang lain, terutama orangtua. Hal yang gak bisa dilakukan jika menjadi ibu rumah tangga.
Saat memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga, berarti kamu harus siap dengan risikonya. Perbedaan signifikan yang paling dirasakan adalah masalah keuangan. Kamu sudah gak bisa menghasilkan uang sendiri. Dengan begitu, kamu pun harus menghemat dalam membelanjakan uang suami agar cukup untuk memenuhi segala kebutuhan rumah tangga.
Baca Juga: 5 Ciri Kamu Adalah Sosok Pekerja Keras, Berpotensi Menjadi Sukses!
3. Ibu rumah tangga diwajibkan mengurus anak dan suami
ilustrasi suami istri (unsplash.com/becca tapert) Tampak dari luar, mengurus anak kecil terlihat menyenangkan. Tapi, realitanya berbeda dengan ekspektasi. Mengurus anak adalah kegiatan yang melelahkan. Terlebih lagi saat si anak mulai tumbuh besar dan semakin aktif.
Setelah seharian mengurus anak, ibu rumah tangga biasanya juga diwajibkan mengurus suami. Seperti menyiapkan air hangat untuk mandi, menyiapkan pakaian kerja, menyuci dan menyetrika pakaiannya dan masih banyak lagi.
Kamu harus melakukannya setiap hari, sangat kontras dengan kegiatanmu sebelum menikah. Perbedaan inilah yang harus kamu pertimbangkan secara matang. Apakah kamu siap melakukan rutinitas tersebut atau justru sebaliknya.
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
4. Terbiasa bekerja di luar, apakah kamu betah seharian di rumah dengan pekerjaan domestik?
ilustrasi ibu rumah tangga (pixabay.com/victoria_borodinova) Perempuan karier adalah seorang yang terbiasa bersosialisasi dengan banyak orang. Presentasi, rapat dan survey lapangan sudah menjadi kegiatan sehari-hari. Waktu di rumah hanya pada saat weekend, itupun malamnya akan dipergunakan untuk menonton film di bioskop.
Pada saat menjadi ibu rumah tangga, kegiatanmu seharian berada di rumah dengan mengerjakan pekerjaan domestik seperti menyapu, memasak, menyuci dan lain sebagainya.
Kegiatan ini akan menjadi aktivitas yang berulang-ulang sampai bulanan bahkan bertahun-tahun. Jika menjadi ibu rumah tangga adalah keputusanmu, yakinkan diri sendiri bahwa kamu bisa beradaptasi pada perubahan ini, agar nantinya gak mengalami tekanan.
Baca Juga: Perempuan-Perempuan Tangguh di Balik Sumpah Pemuda