TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Alasan Mengurangi Jam Kerja Gak Sama dengan Menurunkan Produktivitas

#IDNTimesLife Jangan ragu memangkasnya sebelum kecapekan

Ilustrasi orang bersantai (unsplash.com/Malte Helmhold

Siapa nih, yang langsung merasa tertekan setiap mendengar kata 'produktivitas'? Seolah-olah hidupmu harus dihabiskan untuk bekerja atau kamu akan gagal menjaga produktivitas.

Padahal, menjaga produktivitas itu bukan tentang siapa yang bekerja paling lama melainkan siapa yang secara rutin tetap bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Soal waktu yang dibutuhkan bukan lagi yang terpenting.

Malah ada baiknya jika kamu berani memangkas jam kerjamu yang sudah berlebihan. Kenapa? Baca enam alasannya berikut ini biar kamu gak gagal paham lagi soal hubungan antara jam kerja dengan produktivitas.

1. Berkurangnya jam kerja justru bisa menjadi tanda cara kerjamu telah sangat efisien

Ilustrasi suasana kerja (pexels.com/mikael-blomkvist)

Bekerja 8 bahkan 12 jam secara maraton pun gak menjamin kamu menyelesaikan lebih banyak pekerjaan daripada bekerja 6 jam saja per harinya. Mengapa bisa begitu?

Sebab selama bekerja, mungkin banyak sekali gangguan yang merusak konsentrasimu. Seperti menanggapi ajakan teman untuk mengobrol, terlalu sering membuka HP, dan sebagainya.

Belum lagi soal kualitas hasil kerjamu. Bila kamu sudah gak berkonsenstrasi, selama apa pun kamu berusaha mengecek hasil kerjamu, banyak kesalahan akan tetap luput dari pemeriksaanmu.

2. Apabila kebutuhan istirahatmu tercukupi, badan dan pikiran terasa lebih fresh untuk bekerja

Ilustrasi bersiap ke kantor (pexels.com/rayhan-firmansyah-652146)

Bayangkan saja jika kamu terus bekerja dalam waktu yang lama sepanjang minggu. Ibaratnya, capek hari Senin belum hilang, sudah ditambahi kelelahan di hari Selasa dan seterusnya.

Gak heran kalau setiap pagi, kamu jadi gak punya semangat untuk pergi bekerja. Rasanya ingin membolos saja. Kamu merasa capek fisik maupun psikis. Menjelang akhir pekan, kamu benar-benar bekerja hanya dengan sisa-sisa tenaga.

Baca Juga: 5 Alasan Mengapa Kerja Cerdas Lebih Asyik daripada Kerja Keras

3. Biar sempat bersantai dengan keluarga karena mereka sumber semangatmu, kan?

Ilustrasi bersantai bersama keluarga (pexels.com/shotpot)

Ini gak cuma berlaku buat kamu yang sudah berkeluarga seperti dalam ilustrasi. Kamu yang menjadi pencari nafkah buat kedua orangtua yang sudah lanjut usia serta adik-adik juga butuh waktu untuk bersantai bersama mereka.

Biar saban kamu kehilangan semangat kerja, semangat itu lekas kembali. Bahkan jika kamu bekerja hanya untuk menafkahi diri sendiri, kebersamaan dengan keluarga bisa mengangkat rasa jenuh, stres, dan lelahmu pada pekerjaan.

4. Terlalu lama bekerja justru akan membuat pikiranmu buntu

Ilustrasi bekerja (pexels.com/george-milton)

Terlebih buat kamu yang bekerja di bidang kreatif, pasti bakal sering mengalami kebuntuan pikiran jika telah bekerja terlalu lama. Kamu akan kesulitan menemukan ide-ide segar.

Tidak bekerja di bidang kreatif pun, terlalu lama bekerja dapat membuatmu kesulitan melihat solusi untuk masalah pekerjaan yang sedang dihadapi. Jangankan menemukan solusinya, melihat duduk perkaranya pun gak bisa jernih lagi.

5. Supaya punya waktu untuk belajar atau ikut pelatihan

Ilustrasi membaca buku (pexels.com/victoria-herrera-747881)

Mentang-mentang sudah bekerja, tugasmu gak berhenti hanya pada mendapatkan uang sebanyak mungkin, lho. Namun juga mengisi ulang pengetahuanmu dan meningkatkan skill-mu.

Jika dua hal itu diabaikan, lama-kelamaan produktivitasmu malah menurun. Kamu gak akan mampu menghadapi tantangan baru dengan wawasan dan cara lama. Yuk, seimbangkan waktu untuk bekerja dengan waktu untuk belajar.

Baca Juga: 5 Cara Menjaga Produktivitas dalam Menulis, Kamu Pasti Bisa!

Verified Writer

Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya